Kuliah Praktisi Keuangan Syariah di Fakultas Agama Islam-UMJ

Kuliah Praktisi Keuangan Syariah di Fakultas Agama Islam-UMJ

Tantangan Perbankan di Era Digitalisasi dan Peluang Karir”

DEPOK POS – Keberadaan kurikulum MBKM (Merdekan Belajar Kampus Merdeka) yang sedang dikembangkan oleh pemerintah di Perguruan Tinggi membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih lengkap. Karena, setiap dosen diberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan praktisi sesuai program studi dan rumpun keilmuan yang sedang dikembangkan di Perguruan Tinggi tersebut.

Terkait kolaborasi antara praktisi dengan akademisi, Fakultas Agama Islam-Universitas Muhammadiyah Jakarta (FAI-UMJ) untuk Program Studi Manajemen Perbankan Syariah dan Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf, baru saja melaksanakan dalam bentuk kuliah praktisi dengan tema “Tantangan Perbankan di Era Digitalisasi dan Peluang Karir”. Kuliah Praktisi mendatangkan salah satu narasumber M. Yusrival Raja Indo, RM Patnership di Alami Sharia.

Bacaan Lainnya

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Bapak Busahdiar, MA., Wakil Dekan I yang membidangi bagian Akademik. Busahdiar menyampaikan bahwa Kuliah Praktisi merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap dosen untuk masing-masing mata kuliah. Karena dengan medatangkan praktisi, seorang dosen mampu menjadi penyambung lidah antara teori-teori yang diajarkan di Perguruan Tinggi dengan apa yang harusnya dilakukan setelah lulus oleh setiap mahasiswa di dunia industri.

BACA JUGA:  Mahasiswa Bali Ubah Limbah Sampah Pantai Serangan Jadi Destinasi Eco-Tourism

“Dengan mendatangkan praktisi ke kampus memberikan kuliah dan wawasan terkait dunia kerja, tentu akan menjadi bekal tersendiri bagi setiap mahasiswa. Sehingga setiap mahasiswa akan memiliki kesiapan yang lebih matang, karena dirinya telah diberi tahu oleh praktisi terkait skill dan kemampuan apa yang harus dimiliki di industri sejak dini,” ungkap Busahdiar pada saat membuka acara secara resmi di hadapan para mahasiswa.

Menurut Busahdiar, ke depan setiap dosen untuk seluruh prodi yang ada di Fakultas Agama Islam akan mewajibkan adanya kuliah praktisi setiap semesternya. Model kuliah praktisi, bisa dengan menyuruh mahasiswa datang ke industri ataupun dengan cara mendatangkan praktisi ke kampus sesuai bidang keilmuan masing-masing.

“Untuk adek-adek mahasiswa, silahkan serap materi yang disampaikan oleh narasumber dengan baik. Hal terpenting ialah, kehadiran praktisi ke kampus diharapkan akan memberikan pengetahuan terkait skill apa yang dibutuhkan oleh industri saat ini. Sehingga setiap mahasiswa bisa mempersiapkan diri dengan baik mulai dari saat sekarang,” pungkas Busahdiar.

BACA JUGA:  Mahasiswa Bali Ubah Limbah Sampah Pantai Serangan Jadi Destinasi Eco-Tourism

Apa yang diungkap oleh Busahdiar, sejalan dengan pandangan M. Yusrival Raja Indo bahwa kehadiran pihak industri di Perguruan Tinggi akan memberikan sinyal penting terkait sumber daya manusia (SDM) seperti apa yang saat ini dibutuhkan oleh industri. Sehingga dengan mengetahui hal tersebut, kurikulum akan terus disesuaikan dengan apa yang sedang dibutuhkan oleh pasar industri.

“Dunia industri sangat berkembang pesat. Sebagai contoh adalah industri keuangan yang hingga saat ini saya geluti hampir 10 tahun lamanya. Dahulu, pemberian pembiayaan masih dilakukan secara konvensional, yaitu nasabah datang ke bank, membawa berkas yang dibutuhkan, dianalisis oleh pihak bank, dan baru diinfokan apakah bisa dibiayai atau tidak bisa dibiaya. Tapi sekarang, orang mengajukan pembiayaan bisa melalui platfom digital, dan hasil analisisnya juga sangat cepat,” ungkap M. Yusrival Raja Indo yang juga merupakan alumni Program Studi Perbankan Syariah, FAI-UMJ tahun 2013 lalu.

Menurut Yusrival, dunia industri keuangan akan terus berkembang ke depannya. Tentu saja, adanya perkembangan yang cukup masif, akan menghilangkan beberapa bagian. Walaupun demikan, ada satu bagian yang rasa-rasanya tak akan bisa tergantikan dengan alat secanggih apapun, yaitu analis kredit atau pembiayaan.

BACA JUGA:  Mahasiswa Bali Ubah Limbah Sampah Pantai Serangan Jadi Destinasi Eco-Tourism

“Analis kredit atau pembiayaan ini sebagai gerbang akhir ketika industri keuangan akan memberikan pembiayaan kepada setiap nasabahnya. Karena, secanggih apapun alat analisa pembiayaan yang dimiliki oleh industri, tetap harus dikolaborasikan dengan karyawan bagian analis pembiayaan. Hal tersebut dalam rangka menjaga dana pembiayaan yang diberikan kepada setiap nasabah,” pungkas Yusrival.

Di akhir sesi, Hamli sebagai moderator dan sekaligus dosen di kelas tersebut menyemangati para mahasiswa agar rajin untuk meningkatkan skill di bidang analisis keuangan. Karena setiap mahasiswa yang bercita-cita untuk mengabdikan di dunia keuangan, mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, leasing syariah, fintech syariah, dan lain sebagainya, analisis keuangan menjadi sebuah keharusan untuk dimiliki.

“Wajib hukumnya bagi siapa saja yang akan terjun di industri keuangan untuk memahami dan menguasai analisis keuangan dan turunannya. Maka dari itu, silahkan kawan-kawan untuk menyicil skill terkait analisis keuangan tersebut dari sekarang,” pungkas Hamli. []

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait