Penulis : dr. Fatati Luciana ( Mahasiswa Pascasarjana Sains Biomedis Yarsi)
Bertambahnya jumlah penderita dan dampak yang ditimbulkan dari diabetes atau kencing manis menempatkan penyakit ini menjadi salah satu fokus perhatian dunia termasuk Indonesia. Saat ini terdapat kurang lebih 463 juta penderita diabetes di seluruh dunia dan diperkirakan akan terus bertambah dan meningkat menjadi 578 juta pada tahun 2030. Di Indonesia, jumlah penderita diabetes diperkirakan sudah mencapai 10 juta dan menduduki peringkat ke tujuh terbanyak di dunia.
Diabetes adalah suatu keadaan terjadinya kadar gula berlebih dalam darah. Kondisi ini menimbulkan dampak kerusakan pada organ lain ditubuh dan komplikasi penyakit lainnya antara lain gangguan penglihatan, impotensi, gangguan saraf (biasanya ditandai dengan sensasi kesemutan atau panas), gangguan pada jantung dan pembuluh darah (stroke, darah tinggi), gangguan penyembuhan luka. Banyak dari komplikasi diabetes berakhir pada kematian, bahkan diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia.
Bagi penderitanya (maupun bagi negara), diabetes juga memberikan dampak secara ekonomi maupun sosial dengan mengurangi kualtas hidup penderitanya.
Pentingnya penanganan diabetes mengarahkan banyak praktisi dan peneliti untuk terus mengembangkan upaya penanganan diabetes dan dampak yang ditimbulkannya. Secara umum, penanganan diabetes telah dilakukan dengan mengupayakan gula darah dalam kondisi yang normal. Dan saat ini berkembang sebuah cara pandang baru untuk mencegah komplikasi diabetes melalui pemanfaatan antioksidan.
Pemanfaatan antioksidan dalam diabetes didasarkan pada kondisi terjadinya stres oksidatif pada penderita diabetes yang menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan sistem biologis. Secara definisi, stres oksidatif merupakan kondisi adanya ketidakseimbangan antara antioksidan yang di produksi tubuh (antioksidan endogen) dengan jumlah radikal bebas).
Stres oksidatif pada diabetes
Secara umum konsumsi gula berlebih meningkatkan pembentukan radikal bebas, hal ini terjadi pada pasien diabetes dimana terjadi peningkatan gula darah yang berlangsug kronis. Pada penderita diabetes juga seringkali terjadinya penurunan antioksidan endogen. Dua hal diatas, peningkatan radikal bebas dan penurunan kadar antioksidan, menyebabkan tubuh mengalami stress oksidatif dan berdampak pada kerusakan organ yang bermanifestasi dalam bentuk komplikasi diabetes. Hal ini telah dibuktikan oleh sejumlah besar penelitian, yang menunjukkan bahwa stres oksidatif memiliki peran kunci dalam perjalanan penyakit diabetes dan komplikasinya.
Antioksidan dan diabetes
Saat ini antioksidan sudah mulai dikenal luas sebagai senyawa yang dapat menghambat terjadinya oksidasi dari senyawa lain. Secara sederhana, Anti oksidan bekerja dengan cara menangkap radikal bebas, sehingga radikal bebas tidak bereaksi dan merusak. Secara alamiah antioksidan ini di produksi oleh tubuh (antioksidan endogen) meskipun demikian seringkali antioksidan yang dihasilkan tubuh ketika sakit tidak cukup untuk menghambat kerja radikal bebas contohnya pada penderita diabetes yang mengalami penurunan kadar antioksidan endogen.
Untuk mengimbangi produksi radikal bebas dalam tubuh kita juga dapat memanfaatkan antioksidan dari luar (antioksidan eksogen). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antioksidan eksigen mengurangi stres oksidatif pada pasien diabetes. Peneliti Triandika, dkk mengemukakan Antioksidan eksogen yang didapatkan dari kedelai hitam membantu meningkatkan kadar antioksidan endogen pada penderita diabetes, penelitian Talpate dkk juga mengemukakan hal serupa terkait antioksidan bersumber pada ekstrak telang. Penelitian yang dilakukan Maria E Balbi pada t,ahun 2018 menunjukkan Vitamin C dan E dapat mengurangi kerusakan sel pada pasien diabetes akibat radikal bebas.
Studi dari peneliti lainnya juga menunjukkan hal serupa bahwa antioksidan eksogen (asthaxanthin) dapat mengurangi stres oksidatif pada pankreas pasien diabetes. Antioksidan eksogen bisa kita dapatkan melalui makanan sehari-hari ataupun dengan mengkonsumsi antioksidan sintesis. Secara alami, Antioksidan bisa didapatkan dari bahan makanan yang mengandung vitamin E, vitamin A (beta-karoten), vitamin C, Seng (Zn), dan Asthaxanthin. Kandungan alami senyawa tersebut bisa didapat dari sayur, tanaman herbal , buah buahan dan biota laut. []
Kesimpulan
Pencegahan komplikasi diabetes dilakukan dengan cara mengontrol kadar gula darah dalam batas normal, disamping itu berbagai penelitian menunjukkan adanya potensi antioksidan dalam membantu mencegah kerusakan yang disebabkan radikal bebas. Mengontrol gula darah dapat dilakukan dengan pengobatan teratur dan pola hidup sehat berupa olahraga, istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan