Aku dan Masyarakat

Ilustrasi.

Bicara tentang “aku dan masyarakat” pasti yang terlintas adalah sebermanfaat apakah diri kita terhadap masyarakat. Sering kali kita mendengar kata “sebaik baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain”, hadist tersebut menjadi acuan bagi setiap manusia yang terus berusaha dalam hidupnya menuju kebaikan. Jika rasa kebaikan ada dalam hati manusia, maka rasa simpati, empati, dan kasih sayang pun akan timbul disetiap kehidupannya. Dan disitulah manusia ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain.

Lalu sebenarnya apa arti manfaat? Arti manfaat adalah dimana setiap sesuatu, baik benda atau mahluk hidup terdapat nilai guna baik untuk mahluk lain dan benda disekitar. Kita ambil contoh paling kecil yang manfaat nya luar biasa untuk dunia ini yaitu air. Air adalah benda yang Allah ciptakan sebagai sumber kehidupan. Manfaatannya sangat besar mulai dari menghidupkan manusia dan alam sekitar. Lantas bagaimana dengan manusia? sebermanfaat apakah kita untuk orang lain?

BACA JUGA:  Hati-Hati Bangun Tangga di Rumah, Ini Pedomannya!

Sebaik-baiknya manfaat terhadap orang lain adalah bagaimana diri ini bisa membuat orang tersenyum dan lebih baik. Terutama sebermanfaat apakah kita terhadap masyarakat. Baik anak-anak, remaja, dan orang tua semua berkewajiban untuk bermanfaat bagi masyarakat. Bagi orang tua kebermanfaatannya jelas yaitu mendidik anak dengan memberi pendidikan dan mengajarkan nilai budi pekerti. Namun seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknolgi, nilai budi pekerti luhur pun semakin luntur karena faktor lingkungan.

Para orang tua tidak bisa memantau anak-anak mereka selama 24 jam. Karena orang tua pun memiliki kewajiban lain salah satunya mencari nafkah untuk keluarga. Maka dari itu perlu wadah yang dapat merangkul generasi masa depan , baik itu organisasi dan kelompok sifatnya bermanfaat baik untuk dirinya dan orang lain. Disitulah peran remaja sangat penting untuk generasi bangsa. Banyak pemuda yang sudah terbawa arus karena kurangnya perhatian akibat pergaulan bebas. Hal itu membuat nilai budi pekerti dan moral agama luntur dalam diri mereka, tapi tidak sedikit pula banyak remaja yang terus bejuang untuk kebermanfaatan terhadap sesama baik pada lingkungan dan generasi selanjutnya.

BACA JUGA:  Membangun Keuangan yang Kuat: 5 Langkah Mudah Menuju Kebebasan Finansial

Lewat aksi peduli palestina yang di adakan oleh TAMAN MENGAJI PONDOK KECIL QUR’AN. Aksi kecil penggalangan dana untuk saudara seiman di tanah para pejuang ini penulis berinisiatif membangun rasa kepedulian selain untuk teman dan orang sekitar namun juga untuk sesama muslim diluar. Acara yang di adakan hari Minggu 30 Juli 2017 berjalan dengan lancar dan mendapat respon positif dari berbagai pihak. Anak-anak yang sekiranya belum mengerti apa yang dimaksud kemanusiaan pun menjadi semangat bagi pemuda lainnya untuk selalu menebar manfaat.

Kembali kepada AKU DAN MASYARAKAT disinilah salah satu bentuk mengapa rasa keperdulian harus ditanam sejak dini. Karena mengajarkan kebaikan kepada sesama itu harus dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Terkadang banyak pemuda yang tidak perduli dengan lingkungannya, dan tidak sedikit pula yang perduli dengan lingkungannya. Semua itu tergantung bagaimana pendidikan dan kebiasaan. Oleh karna itu penulis mengajak siapapun baik anak anak, remaja dan dewasa untuk perduli akan keadaan lingkungan sekitar lewat program atau pemberdayaan apapun agar para generasi bisa lebih bermanfaat untuk kehidupan mendatang. Karena jika tidak dimulai dari sekarang maka kita akan merasakan bagaimana hidup tanpa rasa keperdulian untuk sesama. Mari sama-sama kita ubah segala bentuk kebiasaan buruk dengan menanamkan nilai keperdulian terhadap sesama. Baik orang tua terhadap pemuda dan pemuda terhadap anak anak maupun sebaliknya. Semoga apa yang disampaikan penulis bermanfaat dan menjadi acuan agar para masyarakat agar perduli terhadap sesama. Selamat berjuang menebar kebaikan!

BACA JUGA:  Hati-Hati Bangun Tangga di Rumah, Ini Pedomannya!

Tri Alpiana/Mahasiswi STEI SEBI Depok