Desas-desus Penggusuran Pasar Kemiri Muka

Spanduk penolakan pedagang. (Foto Shintya)

Depok – Waktu sudah menunjukkan pukul 16:00. Cuaca di kota ini sedang berubah-ubah, terkadang panas namun dengan sekejap hujan turun dengan ditemani kilat petir yang menyeramkan. Dan ketidakjelasan cuaca pun terjadi pada saat itu. Langit telah berubah menjadi gelap padahal seharusnya masih terang, lalu turunlah rintik hujan sebentar dan setelah itu langit berubah menjadi biru dan cerah kembali. Itu artinya liputan di Pasar Kemiri Muka ini harus berlanjut.

Berniat untuk mencari berita dari titik pandang harga dan pasokan sayuran, namun niat itu menjadi berubah karena melihat ada berita yang urgensinya lebih penting. Menyangkut orang banyak dan jika ini terjadi akan memberikan dampak baik ekonomi maupun sosial bagi masyarakat sekitar khususnya para pedagang pasar.

Penggusuran pasar

Berawal dari berbincang tentang harga dan pasokan sayuran menjelang bulan ramadhan, di akhir pembicaraan lelaki yang sudah berdagang 3 tahun di Pasar Kemiri Muka yang dipanggil Pak Boy ini mengatakan bahwa pasar yang menjadi ladang hidupnya ini akan digusur. Informasi ini telah ia dengar dari seminggu yang lalu dari para koordinator pasar. Ia mengatakan bahwa pemberitahuan tersebut didapatkan langsung dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan penggusuran akan dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri. Pak Boy juga menjelaskan bahwa penggusuran pasar ini dari informasi yang ia dapat akan dijadikan sebagai Taman Kota.

BACA JUGA:  Buruknya Sistem Pendidikan di Indonesia

Tak sampai disana, demi lengkapnya data yang didapat. Andi, penjual ikan asin dan plastik pun menjadi narasumber kedua. Berbeda dengan Pak Boy, ia telah mendengar isu penggusuran pasar dari sebulan yang lalu dari para pengurus pasar yaitu, TIBSAR dan Petugas Stasiun Depok Baru. Informasi yang didapatnya sangat jauh berbeda dari narasumber sebelumnya, bukan untuk membuat Taman Kota, justru ia mendengar penggusuran pasar bertujuan untuk pelebaran jalan bagi angkutan umum. Hanya saja untuk waktu penggusuran, ia sepakat dengan Pak Boy yaitu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Sikap yang ditunjukkan Andi terkait isu penggusuran pasar ini pun santai, Ia mengatakan bahwa jika memang penggusuran ini benar terjadi ia akan pindah dan segera mencari tempat baru, tidak ada pemberontakan maupun penolakan. Hanya saja, jika teman-teman pedagang lainnya melakukan demonstrasi, ia akan mendukung penuh gerakan tersebut.

BACA JUGA:  Dampak Body Shaming, Luka Emosi dan Gangguan Mental

“Kasihan para pedagang kalau sampai memang pasar digusur, dan yang saya dengar semua pedagang disini kena (gusur). Kalo memang benar dipindah, tolong disediakan tempatnya, jadi kita gak repot lagi mencari penampungan.” Ujar Andi.

Dari penuturan Andi dan Pak Boy, dapat dilihat bahwa beda wilayah beda informasi. Pasar Kemiri Muka memang termasuk pasar yang mempunyai wilayah yang luas, diketahui bahwa ada sekitar 2600 pedagang yang membuka lapak di pasar ini. Lapak Andi berada di depan pasar, dan Pak Boy berada ditengah pasar. Andi menambahkan, bahwa untuk daerah yang lebih ke dalam pasar lagi itu ada beberapa pedagang pasar yang masuk dalam komunitas APPSI atau Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia. Dari fakta yang didapat, komunitas ini telah membuat propaganda dengan membuat spanduk yang berisikan sikap penolakan terhadap isu penggusuran.

BACA JUGA:  Fatherless di Indonesia: Tantangan dan Dampak pada Pembentukan Anak

Desas-desus penggusuran Pasar Kemiri Muka masih menjadi tanda tanya untuk para pedagang dan masyarakat sekitar. Seperti yang diketahui, pasar tradisional adalah sumber kehidupan yang substansial bagi masyarakat menengah ke bawah. Penggusuran ini tentu akan sangat terasa dampaknya bagi ribuan masyarakat Depok khususnya sekitar Beji dan Depok Baru. Informasi yang diterima oleh para pedagang pun belum pasti dan merata, hal ini tentu meresahkan dan akan membuka peluang-peluang kejahatan seperti adanya pungutan iuran liar dan provokasi untuk membuat gerakan yang belum jelas tujuannya. Diharapkan Pemerintah Kota Depok dapat memberikan informasi yang jelas dan jika memang penggusuran ini terjadi, semoga pedagang mendapatkan sesuatu yang mereka harapkan yaitu relokasi tempat yang layak dan baik untuk taman kota atau pelebaran jalan, semoga penggusuran ini dapat memberikan dampak yang positif di seluruh aspek bagi masyarakat sekitarnya. (Shintya Anya Maharani)