DEPOK – Kepala Sekolah SMPN 3 Depok, Ety Kuswandarini membantah adanya kasus pelecehan seksual secara fisik yang dilakukan oleh oknum guru.
Ety menegaskan, pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru berinisial I hanya dilakukan secara verbal, itupun karena dipansing oleh siswa.
“Ini berupa secara verbal, kata-kata yang itupun karena dipancing olah anak-anak,” kata Ety saat ditemui wartawan di SMPN 3 Depok, Kamis (22/5/2025).
“Karena dipancing oleh anak, bapak Ira itu terbawa (ucapan anak),” tambahnya.
“Setelah itupun kami melakukan pemanggilan ke Pak Ira dan siswa tersebut, setelah itu kami melakukan klarifikasi terhadap video percakapan tersebut dengan dihasilkan keputusan bahwa masalah ini telah selesai secara kekeluargaan,” kata Ety.
Lebih lanjut, Ety juga menyalahkan postingan akun instagram @
Selain itu, Etty menyebut korban pelecehan seksual secara verbal di SMPN 3 Depok hanya satu orang siswi.
Sebelumnya, sejumlah siswi SMP di wilayah Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh salah satu oknum guru.
Pelatih Ekstrakurikuler Sekolah (Ekskul), Sarah yang juga saksi mata kejadian menyebut, jumlah korban pelecehan seksual mencapai tujuh siswi.
Lihat postingan ini di Instagram
Korban pertama adalah V, seorang siswi kelas 7. Ia mengaku sering dilecehkan oleh oknum guru SMP tersebut.
Korban kedua kasus pelecehan seksual oleh oknum guru SMP di Depok adalah A, siswi kelas 8. Dia mengaku dilecehkan oleh pelaku saat sedang membagikan obat penambah darah kepada siswa kelas 7 pada tahun 2024 silam.
Di salah satu kelas tempat mengajar, pelaku melakukan pelecehan sebanyak 2-3 kali. Mengaku terkejut dan bingung, korban hanya mundur dan meninggalkan ruangan tersebut.
Korban selanjutnya adalah S, siswi kelas 8 yang tidak sengaja berpapasan dengan pelaku saat jam kosong. Ketika menghampiri pelaku untuk bersalaman, korban justru diminta untuk duduk.
Pelaku menyuruh korban S untuk duduk karena dianggap tidak sopan jika berbicara dengan guru. Korban S akhirnya duduk bersama pelaku,” tulis pemilik akun @sarahprasiskaa, dikutip Kamis (22/5/2025)
Selama berbincang, respons pelaku sesekali melakukan pelecehan terhadap korban S. Tak hanya sekali, S kerap mendapatkan perlakukan tidak senonoh dari pelaku, yakni dengan dirangkul saat bersalaman.
Korban keempat merupakan siswi kelas 7 berinisial F. Saat pelecehan terjadi, korban bersama temannya sedang berbincang dengan pelaku.
Saat sedang membenarkan dasinya, pelaku tiba-tiba menyentuh dasi korban dengan dalih membantu merapikan. Namun, korban merasa pelaku menyentuh bagian lain anggota tubuhnya.
Karena kaget, korban hanya terdiam. Setelah itu, pelaku pergi karena harus mengajar.