DEPOKPOS – Lahir di Bandung pada 27 April 1986, Andini Tribuana Tunggadewi merupakan seorang akademisi di bidang Teknik dan Manajemen Lingkungan dengan perjalanan pendidikan dan karier yang penuh dedikasi.
Perjalanan akademiknya dimulai pada tahun 2003 ketika beliau menempuh pendidikan di Program Diploma 3 (D3) Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jurusan Analisis Lingkungan. Setelah menyelesaikan studinya pada tahun 2006, beliau melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 (S1) melalui Program Penyelenggaraan Khusus Ahli Jenjang dari D3 ke S1 di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, dengan memilih program studi Manajemen dan Agribisnis. Pada awalnya, beliau sempat menjalani program ekstensi di Fakultas Pertanian, namun kemudian berpindah ke Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Beliau termasuk dalam angkatan pertama program khusus tersebut dan mengikuti perkuliahan di kelas malam atau kelas karyawan. Pada tahun 2009, beliau berhasil menyelesaikan pendidikan S1-nya.
Setelah lulus, beliau tidak langsung melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Awalnya, beliau berencana mengambil Akta IV untuk menjadi guru. Namun, pada tahun 2009 terjadi perubahan regulasi yang menyebabkan penyetaraan antara bidang keilmuan dan pendidikan, sehingga program Akta IV ditiadakan. Situasi ini mendorong beliau untuk mencari pekerjaan di bidang lain.
Di sela menunggu panggilan kerja, dosen pembimbingnya saat menempuh pendidikan D3 di IPB mengajaknya untuk bergabung sebagai asisten pengajar di jurusan tempatnya dulu belajar, yaitu Analisis Lingkungan. Pada tahun 2009, jurusan tersebut telah berubah nama menjadi Teknik dan Manajemen Lingkungan setelah restrukturisasi program diploma IPB yang sebelumnya berada di bawah fakultas, kemudian menjadi bagian dari Direktorat Program Diploma Terpusat.
Kesempatan tersebut membuka jalan bagi beliau untuk kembali ke dunia akademik. Seiring dengan perannya sebagai asisten pengajar, beliau juga melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister (S2) pada tahun 2010. Beliau mengambil studi di Program Multidisiplin Pascasarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB. Setelah menempuh studi selama empat tahun, beliau berhasil meraih gelar Magister pada tahun 2014.
Kini, beliau aktif dalam dunia akademik sebagai pengajar di Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan, dengan fokus pada berbagai aspek analisis dan pengelolaan lingkungan. Dengan perjalanan akademik dan pengalaman yang dimiliki, beliau berkontribusi dalam mencetak lulusan yang kompeten di bidangnya.
Keinginannya untuk menjadi pendidik berasal dari pengalaman pribadinya semasa SMA. Saat itu, beliau merasa kurang mendapatkan informasi yang cukup tentang langkah-langkah yang perlu dipersiapkan setelah lulus, sehingga sempat mengalami kebingungan dalam menentukan arah karir dan pendidikan. Berangkat dari pengalaman tersebut, beliau bercita-cita untuk menjadi guru dan membantu siswa dalam memahami pelajaran serta mempersiapkan masa depan mereka. Meskipun akhirnya jalur kariernya membawanya menjadi seorang dosen, semangat untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tetap menjadi bagian penting dalam perjalanannya sebagai pengajar.
Selain mengajar, beliau juga aktif dalam penelitian, khususnya di bidang lingkungan dan teknologi terapan. Penelitian pertamanya sebagai dosen tetap dilakukan pada tahun 2021, dengan fokus pada kawasan bentang lahan karst untuk monitoring atau evaluasi taman keanekaragaman hayati (KEHATI). Penelitian ini didasarkan pada amanat peraturan perundang-undangan yang mewajibkan setiap pabrik atau perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam sebagai bahan baku untuk mengelola taman KEHATI.
Pada tahun 2022, beliau mengikuti program hibah Sekolah Vokasi IPB dengan memasukkan penelitian tentang sistem filtrasi air, bekerja sama dengan program studi Teknologi Rekayasa Komputer. Penelitian di bidang inovasi lingkungan berlanjut pada tahun 2023, ketika beliau bersama rekan-rekannya dari program studi Teknologi Rekayasa Komputer dan Teknik & Manajemen Lingkungan mengembangkan alat press sampah plastik sebagai upaya pengelolaan limbah yang lebih efisien.
Pada tahun 2024, penelitian mengenai sistem filtrasi air limbah domestik dilanjutkan, dengan pengembangan alat yang lebih canggih melalui kolaborasi dengan dosen dari Teknologi Rekayasa Komputer dan Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak. Sementara itu, di tahun 2025, beliau terlibat dalam penelitian yang didanai oleh program LPDP, bersama dosen dari berbagai bidang, termasuk Manajemen Agribisnis, Supervisor Jaminan Mutu Pangan, serta Komunikasi Digital dan Media. Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan limbah pertanian untuk pembuatan pupuk dan bioaktivator, sebagai langkah inovatif dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan pertanian.
Dengan berbagai pengalaman akademik dan penelitian yang telah dilakukan, beliau terus berupaya memberikan kontribusi di bidang pendidikan dan lingkungan, baik melalui pembelajaran di kelas maupun melalui inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Dalam proses pembelajaran, beliau memiliki pendekatan khusus untuk membangun motivasi mahasiswa. Menurutnya, salah satu faktor penting dalam mendorong mahasiswa untuk belajar adalah adanya reward, tetapi bukan dalam bentuk barang—melainkan berupa nilai atau pencapaian akademik. Selain itu, cara penyampaian materi juga berperan besar dalam membentuk minat belajar mahasiswa. Beliau mendorong mahasiswa untuk mandiri dalam mengembangkan diri dan mengatur ritme belajar mereka, baik dalam mengerjakan tugas maupun kegiatan praktikum. Menurutnya, motivasi dalam belajar adalah bagaimana mahasiswa terus bergerak, karena jika tidak, maka tidak akan ada progres.
Beliau juga menekankan pentingnya memahami konsekuensi dari setiap tindakan, sehingga mahasiswa terpacu untuk mencari letak kesalahannya dan menjadikannya sebagai pembelajaran agar lebih cermat ke depannya. Untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menarik, beliau kerap menyisipkan sesi interaktif dalam pembelajaran, seperti metode bermain sambil bergerak dan belajar, agar mahasiswa tetap aktif dan tidak hanya sekedar menerima materi secara pasif. Dengan berbagai metode ini, beliau berharap mahasiswa tidak hanya memahami teori tetapi juga mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemandirian dalam belajar, yang akan berguna dalam kehidupan akademik maupun profesional mereka di masa depan.
Prinsip Hidup
Dalam menjalani kehidupan dan karirnya, beliau berpegang teguh pada prinsip “Selesaikan apa yang kita mulai.” Menurutnya, dalam setiap perjalanan, akan ada tantangan yang terasa berat. Namun, dengan niat yang kuat dan sikap istiqomah, semua kesulitan akan terlewati. Beliau juga percaya bahwa tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap individu memiliki kelebihan, kekurangan, dan keunikannya masing-masing. Yang terpenting adalah terus melakukan yang terbaik untuk diri sendiri dan berusaha menjadi lebih baik setiap harinya.
Pandangan tentang Pendidikan di Indonesia
Menurut beliau, permasalahan pendidikan di Indonesia tidak hanya terjadi di jenjang pendidikan tinggi, tetapi juga sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu tantangan terbesar adalah ketersediaan sarana dan prasarana, terutama di sekolah-sekolah negeri yang dikelola oleh pemerintah.
Namun, disisi lain, keberagaman dalam sistem pendidikan saat ini menjadi keunggulan tersendiri. Kini, terdapat berbagai metode pembelajaran, baik di sekolah swasta maupun negeri, serta pilihan pendidikan akademik dan vokasi di perguruan tinggi. Perbedaan antara akademik dan vokasi memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan tujuan mereka. Pendidikan akademik lebih berfokus pada keilmuan dan penelitian berbasis sains, sementara pendidikan vokasi menyiapkan lulusan untuk langsung terjun ke dunia industri dan usaha. Meski demikian, lintas pendidikan tetap memungkinkan, sehingga seseorang dapat mengembangkan keterampilan baik di bidang akademik maupun vokasi.
Beliau juga menyoroti kemajuan pesat dalam teknologi dan informasi yang kini memberikan akses lebih luas terhadap peluang pendidikan, seperti program beasiswa, pelatihan, dan berbagai informasi akademik lainnya. Hal ini sangat berbeda dengan masa sekolahnya dulu, di mana informasi masih terbatas dan sulit diakses. Oleh karena itu, generasi muda saat ini memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan diri dan seharusnya dapat memanfaatkan kemudahan akses informasi ini sebaik-baiknya.
Pesan untuk Generasi Muda
Beliau menyadari bahwa generasi saat ini, terutama Gen Z, memiliki akses informasi yang lebih cepat dan luas. Dengan informasi tersebut, mereka sudah bisa memiliki gambaran mengenai masa depan yang ingin mereka capai. Hal ini membentuk pola pikir dan karakter yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
Untuk generasi muda yang ingin menjadi akademisi, beliau berpesan bahwa hidup pada hakikatnya adalah pembelajaran. Setiap hari, kita terus belajar, meskipun kita sudah merasa tahu bagaimana sesuatu seharusnya berjalan. Namun, tidak semua hal selalu berjalan sesuai ekspektasi. Jika menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan, bukan berarti kita harus bersikap frontal atau langsung meninggalkannya. Yang terpenting adalah bersabar dan bertawakal, karena semua tantangan pasti bisa dilewati.
Pesan ini tidak hanya berlaku bagi akademisi, tetapi juga untuk semua profesi. Beliau menegaskan bahwa tidak ada pekerjaan yang benar-benar mudah atau sulit—semuanya tergantung pada bagaimana kita mempersiapkan diri dan membawa diri kita dalam menjalani pekerjaan tersebut setiap harinya.
Nafra Alyssa Syahbaniah
Mahasiswa Vokasi IPB University