DEPOKPOS – Fenomena meningkatnya popularitas bus tingkat di Indonesia kini menjadi sorotan di industri transportasi darat. Sejumlah Perusahaan Otobus (PO) terkemuka mulai mengandalkan armada bus bertingkat sebagai simbol kemewahan dan kenyamanan dalam perjalanan antar kota maupun antar provinsi.
Bus tingkat yang dahulu identik dengan pariwisata kini bertransformasi menjadi pilihan utama bagi penumpang yang menginginkan perjalanan jauh dengan fasilitas setara kelas premium. Sejak awal 2024 hingga kuartal pertama 2025, jumlah armada bus tingkat yang beroperasi di Pulau Jawa dan Sumatera tercatat meningkat sebesar 35%, berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Otobus Nasional (APON).
“Penumpang kini tidak hanya mencari kecepatan, tetapi juga pengalaman selama di perjalanan. Bus tingkat mampu menghadirkan keduanya,” ujar Junaedi Setiawan, Direktur Operasional PO Harapan Jaya, Senin (7/4). Perusahaan tersebut diketahui telah menambah lima unit bus tingkat pada awal tahun ini dengan fasilitas seperti kursi sleeper, Wi-Fi, toilet, hingga layar hiburan pribadi.
Fenomena ini juga mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin menghargai kenyamanan dalam mobilitas jarak jauh. Harga tiket bus tingkat kelas eksekutif berkisar antara Rp250.000 hingga Rp550.000 per perjalanan, tergantung pada rute dan fasilitas. Meski lebih mahal dibandingkan bus reguler, okupansi kursi pada bus tingkat disebut mencapai rata-rata 85% per perjalanan, terutama pada musim mudik dan libur panjang.
Salah satu daya tarik utama dari bus tingkat adalah desain kabin dua lantai yang memberikan kesan lapang dan mewah. Lantai atas umumnya diperuntukkan bagi kursi sleeper dan panorama view, sedangkan lantai bawah digunakan untuk ruang lounge atau area duduk dengan legroom ekstra.
Tidak hanya perusahaan besar, PO menengah seperti Sinar Jaya, Rosalia Indah, dan SAN juga mulai ikut meramaikan pasar bus tingkat. Mereka bekerja sama dengan karoseri lokal seperti Adiputro dan Laksana untuk merancang bus sesuai kebutuhan pengguna premium.
Namun, tren ini juga memunculkan tantangan. Kebutuhan akan sopir berpengalaman dan pelatihan keselamatan tambahan menjadi hal yang wajib dipenuhi. “Kami memastikan seluruh pengemudi bus tingkat mengikuti pelatihan rutin mengingat kendaraannya memiliki dimensi dan manuver yang berbeda,” jelas Dedi Hermanto, Ketua Bidang Transportasi Darat Kemenhub.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menyatakan dukungan terhadap inovasi di sektor transportasi ini, asalkan keselamatan tetap menjadi prioritas utama. “Kami membuka ruang inovasi, tetapi pengawasan terhadap kelayakan teknis dan SOP operasional akan diperketat,” tegas Junaedi Tohari, Dirjen Perhubungan Darat.
Dengan tren yang terus menanjak, bus tingkat diprediksi akan menjadi standar baru dalam layanan transportasi darat mewah di Indonesia. Inovasi pada desain, fasilitas, serta layanan menjadi kunci utama dalam memenangkan hati penumpang yang semakin selektif dan menuntut kenyamanan lebih.
Arsa Syauqi Lubis
