Sejak 27 Januari larangan merokok mulai berlaku di jalan, taman, alun-alun, dan tempat umum lainnya
DEPOKPOS – Menjelang Expo 2025, Osaka mengambil langkah tak biasa untuk mempercantik kota. Tapi bukan dengan dengan menanam bunga, melainkan dengan larangan merokok di seluruh area publik.
Expo 2025, yang berlangsung dari April hingga Oktober, akan menghadirkan perwakilan dari 158 negara dan wilayah dalam berbagai diskusi, demonstrasi, dan pameran.
Untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan aman, sejak 27 Januari larangan merokok mulai berlaku di jalan, taman, alun-alun, dan tempat umum lainnya. Aturan ini tak hanya mencakup rokok tembakau, tetapi juga vape atau rokok elektrik.
Pelanggar akan dikenakan denda sebesar 1.000 yen atau sekitar Rp105 ribu.
“Osaka akan memperluas zona larangan merokok ke seluruh kota guna meningkatkan keselamatan, kebersihan, dan citra sebagai destinasi wisata internasional,” demikian pernyataan resmi pemerintah kota menukil CNN.
“Inisiatif ini tidak hanya bertujuan memperindah kota, tetapi juga menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan sehat bagi penduduk serta wisatawan.”
Saat ini, hukum nasional Jepang sebagian besar menerapkan larangan merokok di sejumlah tempat. Mulai dari restoran, perkantoran, hingga transportasi umum.
Beberapa kota juga telah menerapkan larangan merokok di tempat umum. Selain itu, penduduk di bawah usia 20 tahun dilarang merokok dan membeli produk tembakau.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah perokok di Jepang menurun drastis dalam dua dekade terakhir, dari sekitar 32 persen pada 2000 menjadi 16 persen pada tahun 2022.
Data dari Kementerian Kesehatan Jepang (MOH) pada 2022 menunjukkan bahwa 14,8 persen orang dewasa masih merokok, dengan target pemerintah menurunkan angka tersebut menjadi 12 persen.
Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat, sekitar 19,8 persen atau hampir 1 dari 5 orang dewasa masih menggunakan produk tembakau pada 2022, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Untuk membantu warga dan wisatawan memahami area yang bebas rokok, pemerintah Osaka juga telah merilis peta yang menunjukkan lokasi-lokasi di mana masih diperbolehkan merokok.
Langkah serupa pernah diterapkan di Tokyo menjelang Olimpiade 2020, dan aturan tersebut tetap berlaku hingga kini.
Selain itu, beberapa figur publik Jepang pernah menjadi sorotan akibat pelanggaran terkait rokok. Salah satu kasus terkenal adalah Shoko Miyata, kapten tim senam wanita Jepang, yang mundur dari Olimpiade Paris 2024 setelah mengakui bahwa dirinya merokok dan minum alkohol saat masih berusia 19 tahun.
Expo 2025 akan berlangsung selama enam bulan, dari 13 April hingga 13 Oktober. Pemerintah kota telah menggelontorkan dana sebesar 164,7 miliar yen atau sekitar Rp15,6 triliun untuk acara ini, termasuk investasi besar dalam infrastruktur perkotaan.