Salmonella typhi (S. typhi) adalah bakteri Gram negatif penyebab demam tifoid
DEPOKPOS – Demam tifoid merupakan penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. Penyakit ini terus terjadi di seluruh wilayah, dengan angka kejadian 4.444.157 per 100.000 penduduk di wilayah semi perkotaan. Kali ini saya akan membahas tentang S. typhi Demam tifoid dan biologi molekuler, patogenesis, diagnosis dan pengobatan
Penyebab dari penyakit tipes atau demam tifoid ini adalah bakteri Salmonella typhi. Biasanya bakteri ini disebarkan melalui: Feses dan urine penderita yang mengkontaminasi air atau makanan.
Salmonella typhi (S.typhi) adalah kuman patogen penyebab demam tifoid, yaitu suatu penyakit infeksi sistemik menggunakan citra demam yang berlangsung lama, adanya bakteremia disertai inflamasiyang bisa Mengganggu usus & organ-organ hati.
Morfologi dan Struktur Bakteri
Salmonella typhi adalah basil Gram-negatif yang tidak memiliki spora, bergerak dengan periflagellata, dan bersifat anaerobik fakultatif di dalam sel fakultatif15. Ukurannya berkisar antara 0,7- 1,5X 2-5 μm dan mencakup antigen somatik (O), antigen flagellar bifasik (H), dan antigen kapsuler (Vi).
Patogen
Bakteri menyerang mukosa epitel usus, berkembang biak di lamina propria, dan kemudian menyerang kelenjar getah bening mesenterika. Kemudian masuk ke aliran darah dan terjadi bakteremia asimtomatik awal, kemudian bakteri menyerang organ, terutama hati dan sumsum tulang, setelah itu bakteri dan endotoksin masuk ke aliran darah dan menyebabkan infeksi kedua. Bakteremia.
Gejala klinis dari demam tifoid meliputi :
1) Anamnesis
Demam meningkat pada minggu pertama, kemudian berlanjut (terus menerus) atau mereda pada minggu kedua. Demam terutama pada sore hari, demam pada malam hari, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sembelit atau diare.
Demam merupakan keluhan dan gejala klinis utama yang dialami oleh semua pasien demam tifoid. Demam muncul tiba-tiba, bisa menjadi parah dalam 1 hingga 2 hari, dan memiliki gejala yang mirip dengan sepsis yang disebabkan oleh streptokokus atau pneumokokus, bukan Salmonella typhi.
Menggigil tidak umum terjadi pada demam tifoid, namun malaria lebih mungkin menyebabkan menggigil pada pasien yang tinggal di daerah endemis malaria. Namun demam tifoid dan malaria bisa terjadi bersamaan pada pasien yang sama.
Namun, sakit kepala parah disertai demam tinggi mungkin mirip dengan gejala meningitis Salmonella typhi juga dapat melewati sawar darah otak dan menyebabkan meningitis.
2) Pemeriksaan fisik
Demam, sakit kepala ringan, Bradikardia relatif (peningkatan suhu 1°C tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8 kali/menit), lidah mengambang bagian tengah kotor, tepi dan ujung merah dan gemetar), Hepatomegali, splenomegali, sakit perut, Rosaceae (jarang terjadi pada orang Indonesia).
3). Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan leukopenia, leukositosis, atau jumlah sel darah putih normal, eosinofilia, limfopenia, peningkatan LED, anemia ringan, trombositopenia, gangguan fungsi hati. Dalam keadaan normal darah bersifat steril dan tidak dikenal adanya flora normal dalam darah.
Ditemukannya bakteri dalam darah disebut bakteremia. Pasien dengan gejala klinis demam tiga hari atau lebih dan konfirmasi hasil biakan darah positif S. typhi paratyphi dapat dijadikan sebagai diagnose past darii demam tifoid.
Uji Widal merupakan suatu reaksi aglutinasi antara antigen & antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella terdapat dalam serum demam tifoid, juga pada orang yang pemah tertular Salmonella dan pada orang yang pernah divaksinasi terhadap demam tifoid Peningkatan titer uji Widal >4 kali lipat setelah satu minggu untuk memastikan diagnosis. Kultur darah negatif tidak menyingkirkan diagnosis.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bakteri S. typhi yang menyebabkan demam tifoid, perlu diketahui peristiwa genetik yang mendasari keragaman dari bakteri S. typhi dan keberadaan gen resistensi lebih lanjut dapat diketahui melalui penelitian tahap lanjut dengan menggunakan metodabiologimolekuler yang khusus, maka dari itu ayo kita cegah demam tifoid! Dimulai dari pola hidup sehat serta makan makanan yang bergizi!
Khayla Eka Putri Yudisca
Mahasiswi di Universitas Binawan