ISRAEL – Konflik berdarah antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel masih terus terjadi. Eskalasi makin tajam setelah Israel melontarkan serangan balasan yang bertubi-tubi ke wilayah Gaza.
Jumlah korban pun terus bertambah, terutama di pihak Palestina.
Produk domestik bruto (PDB) Israel menyusut hampir 20% pada kuartal keempat tahun 2023. Penurunan ini terjadi di tengah serangannya ke Gaza yang masih berlangsung hingga kini.
Kontraksi tersebut bahkan jauh lebih besar dari perkiraan, di mana para analis memperkirakan kontraksi sekitar 10%. Hal ini mencerminkan jumlah korban dalam perang melawan Hamas di Gaza, yang kini memasuki bulan kelima.
“(Penurunan PDB) terutama menunjukkan kontraksi konsumsi sektor swasta dan kontraksi mendalam dalam investasi, terutama di bidang real estat,” tulis analis di Goldman Sachs dalam sebuah catatan penelitian berdasarkan data ekonomi Israel yang dikutip Rabu(21/2/2024).
“Kontraksi PDB yang dalam terjadi meskipun ada lonjakan kuat dalam konsumsi sektor publik serta kontribusi perdagangan bersih yang positif, dengan penurunan impor yang melebihi penurunan ekspor,” tambahnya, seperti dikutip dari CNBC International.
Angka resmi menunjukkan penurunan konsumsi swasta sebesar 26,9% quarter-on-quarter. Investasi pun tetap anjlok hampir 68% akibat terhentinya pembangunan perumahan di tengah kekurangan pekerja di Israel akibat mobilisasi militer dan pekerja Palestina yang sebagian besar dilarang memasuki Israel sejak 7 Oktober.
Sebelumnya, lebih dari 150.000 pekerja Palestina dari Tepi Barat yang diduduki memasuki Israel setiap hari untuk bekerja di berbagai sektor,. Mereka menyebar terutama di bidang konstruksi dan pertanian.
“Kontraksi PDB Israel jauh lebih buruk dari yang diperkirakan dan menyoroti besarnya dampak serangan Hamas dan perang di Gaza,” kata Liam Peach, ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics yang berbasis di London, dalam sebuah catatan analisis.
Perekonomian Israel yang berteknologi tinggi sangat terpengaruh oleh fakta bahwa mereka telah memobilisasi 300.000 pria dan wanita sebagai cadangan militer untuk ditempatkan di Gaza dan di perbatasan utara dengan Hizbullah di Lebanon.
Mobilisasi tersebut dipicu oleh serangan awal pada 7 Oktober oleh kelompok militan Palestina Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel. Serangan Israel selanjutnya terhadap Jalur Gaza dan kampanye pemboman tanpa henti telah menewaskan lebih dari 29.000 orang di wilayah yang diblokade tersebut.