DEPOKPOS – Obesitas pada remaja sangat penting untuk diperhatikan karena masa remaja merupakan fase kehidupan dengan pertumbuhan fisik yang pesat, disertai perubahan komposisi tubuh serta kematangan seksual dan psikologis.
Sebuah studi menemukan bahwa remaja yang memiliki pola makan yang berlebihan akan mengalami terjadinya obesitas. Namun pada studi lainnya ditemukan bahwa dalam upaya penurunan berat badan seringkali metode yang digunakan oleh remaja tidak sesuai dengan anjuran kebutuhan gizi harian mereka.
Lantas, Bagaimana sebenarnya hubungan Pola makan dan Obesitas pada Remaja itu?
Daftar Isi
Pola Makan pada Remaja
Pola makan yang baik pada remaja sangat penting untuk kondisi remaja yang masih dalam masa perkembangan dan pertumbuhan, secara fisik maupun mental. Namun, seiring pertambahan usia, perubahan kebiasaan makan seringkali tidak sesuai dengan anjuran konsumsi harian yang ada.
Pada sebuah studi di Minnesotta, AS, diketahui bahwa dari 48 remaja dengan IMT 16.00 sampai 38.01, sebagian besar memenuhi kebutuhan gizi harian mereka, baik gizi makro, vitamin maupun mineral.
Namun, dalam penelitian yang sama tidak ditemukan indikasi bahwa diet atau pola makan yang dilakukan berkualitas baik.
Ada kemungkinan bahwa remaja mengonsumsi zat gizi makro dan mikro dalam jumlah yang cukup melalui makanan olahan dan yang difortifikasi, namun konsumsi optimal dari masing-masing kelompok makanan masih kurang, sehingga mengakibatkan skor kualitas makanan yang lebih rendah.
Pola Makan, Berat Badan, dan Faktor Sosiodemografik
Dalam topik pola makan remaja, beberapa penelitian kerap menjalinkan pola makan terhadap Berat badan, Ketidakpuasan diri terhadap berat badan (Terkait Citra tubuh), dan Kesehatan remaja itu sendiri.
Pasalnya, pertumbuhan fisik dan perkembangan psikososial terjadi sangat pesat pada masa remaja. Pertambahan berat badan seringkali terjadi sebagai bagian dari perkembangan fisik yang sehat selama masa pubertas.
Sebuah studi menemukan bahwa faktor sosiodemografik (Umur, Jenis Kelamin, dan Pendapatan Keluarga) merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh pada upaya penurunan berat badan pada remaja, dimana karakteristik sosiodemografik yang berbeda akan menghasilkan dorongan dan metode upaya penurunan berat badan yang berbeda juga.
Citra Tubuh dan Berat Badan Remaja
Citra tubuh negatif dan upaya menurunkan berat badan seringkali bukan berarti terjadi pada individu dengan berat badan lebih atau obesitas. Masih banyak kasus mengenai interpretasi berat badan yang tidak akurat seperti terjadinya penurunan berat badan pada seseorang yang tidak memiliki kondisi yang mengharuskan mereka untuk menurunkan berat badan.
Bahkan seseorang dapat menganggap dirinya memiliki berat badan normal walaupun hasil pengukuran menunjukkan berat badan lebih. Kesalahan interpretasi berat badan ini penting untuk diperhatikan karena mengakibatkan ketidakpuasan tubuh yang lebih tinggi, kecemasan fisik sosial, gangguan makan dan kepercayaan diri yang lebih rendah.
Hubungan Pola Makan dan Obesitas
Hubungan antara pola makan dan obesitas dapat menjadi penyebab (pola makan yang buruk dapat menyebabkan kejadian obesitas) atau akibat (obesitas dapat mengakibatkan perubahan pola makan, baik positif atau negatif, karena alasan pribadi).
Kepuasan tubuh yang lebih rendah memicu sejumlah perilaku yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi pil diet dan melewatkan makan. Kepuasan tubuh yang rendah juga dapat menyebabkan pembatasan makanan ekstrim yang diikuti dengan makan berlebihan.
Terakhir, walau benar ditemukan bahwa prevalensi obesitas lebih tinggi pada remaja pola makan buruk, perlu diperhatikan pula bahwa anjuran penurunan berat badan yang sesuai perlu dinyatakan untuk menghindari adanya perubahan pola makan remaja yang tidak memenuhi kebutuhan gizinya.
Selain itu, perlu ada perhatian lebih lanjut terhadap misinterpretasi hasil berat badan guna menghindari perhitungan IMT yang salah, dimana selanjutnya dapat terjadi kesalahan pada perencanaan manajemen berat badan
Oleh: Nabilah Salsabila, Najma Rienita Marsya
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia