Cara Mudah Cegah Hipertensi di Usia Muda

Cara Mudah Cegah Hipertensi di Usia Muda

1 dari 25 pemuda berusia 12 hingga 19 tahun mengalami hipertensi

DEPOKPOS – Hipertensi merupakan suatu kondisi tekanan darah tinggi sebesar 140/90 mmHg atau lebih (WHO, 2023). Hipertensi kerap dianggap remeh, padahal hipertensi dapat berdampak serius apabila tidak ditangani dengan tepat.

Hipertensi juga kerap dianggap sebagai penyakit usia lanjut, pada kenyataannya hipertensi juga menghantui para anak muda. Bahkan, gejala hipertensi pada usia muda seringkali tidak mudah untuk dideteksi.

Bacaan Lainnya

Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa sekitar 1 dari 25 pemuda berusia 12 hingga 19 tahun mengalami hipertensi.

Banyak faktor yang dapat mendekatkan para pemuda dengan hipertensi. Namun, hipertensi lebih banyak terjadi pada pemuda yang mengalami obesitas.

Obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan (WHO, no date). Seseorang akan dikategorikan obesitas apabila Indeks Massa Tubuh mencapai 30 atau lebih.

Alasan Mengapa Berat Badan Berpengaruh

Dalam sebuah penelitian yang menarik, Koebnick dan timnya membuka mata kita terhadap sebuah fakta penting: Indeks Massa Tubuh (IMT) bukan hanya sekedar angka.

BACA JUGA:  Kesehatan Mental di Era Modern, Kenapa Makin Banyak yang Kehilangan Diri?

Riset mereka menunjukkan bahwa remaja yang berada pada batas atas kisaran berat badan normal ternyata memiliki risiko lebih tinggi mengalami hipertensi.

Lebih mengejutkan lagi, bahkan mereka yang berat badannya dianggap normal, asalkan berada di atas persentil ke-60, juga berisiko lebih tinggi terkena hipertensi.

Hal tersebut dikarenakan obesitas atau berat badan yang berlebihan akan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Ini, secara bertahap, meningkatkan tekanan pada arteri, yang akhirnya bisa menyebabkan hipertensi. Sebaliknya, berat badan yang seimbang membantu menjaga fungsi jantung dan pembuluh darah, mengurangi risiko terjadinya hipertensi (Koebnick et al., 2023).

Salah satu cara obesitas mempengaruhi tekanan darah adalah melalui perubahan sinyal hormon di dalam tubuh.

Orang dengan obesitas cenderung memiliki kadar insulin dan aldosteron yang lebih tinggi dalam darahnya. Peningkatan insulin dan aldosteron menyebabkan tubuh menahan lebih banyak natrium dalam darah, yang pada akhirnya meningkatkan volume darah dan memicu hipertensi (Shariq OA, McKenzie TJ, 2020).

Walaupun insulin secara alami berperan sebagai vasodilator yang membantu melebarkan tekanan darah, pada orang obesitas dengan tingkat insulin yang tinggi secara menerus, fungsi ini terganggu.

BACA JUGA:  6 Minuman Ini Bisa Bantu Keluarkan Batu Ginjal

Hal ini disebabkan oleh kerusakan lapisan dalam pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah menjadi sempit. Akibatnya, insulin yang seharusnya membantu mengurangi tekanan darah, justru berkontribusi pada pengembangan hipertensi (Muniyappa, R., & Sowers, J. R., 2013)

Selain itu, orang yang mengalami obesitas sering memiliki apa yang disebut lemak aktif atau visceral fat, yang terakumulasi di rongga perut dan melekat pada organ vital, termasuk ginjal dan hati.

Lemak jenis ini bukan hanya soal estetika, ia menekan organ-organ ini dan memaksa sistem kardiovaskular bekerja lebih keras. Ini berarti jantung harus memompa lebih keras untuk mengirimkan darah dan oksigen ke seluruh tubuh, suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan hipertensi (Parr, 2018)

Kiat-Kiat Cegah Obesitas

Banyak cara untuk mencegah kelebihan berat badan termasuk dengan mengatur pola makan serta memperbanyak aktivitas fisik. Berikut, rekomendasi untuk mencegah obesitas:

Perhatikan apa yang anda konsumsi

Obesitas biasanya terjadi karena kebiasaan makan yang buruk. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita menjaga pola makan. Konsumsi buah sebanyak 2-3 porsi sehari dan sayur sebanyak 3-5 porsi sehari.

BACA JUGA:  Telur Rebus Bukan Hanya untuk Diet, Ternyata Banyak Manfaatnya

Hindari mengonsumsi makanan cepat saji dan belajarlah untuk membaca informasi nilai gizi pada kemasan. Pilihlah air mineral dibandingkan dengan minuman manis. Perhatikan pula jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh.

Perbanyak aktivitas fisik

Penambahan berat badan terjadi karena jumlah kalori masuk lebih banyak dibandingkan kalori keluar. Oleh sebab itu, dibutuhkan aktivitas fisik untuk mempertahankan berat badan.

Kementerian kesehatan menganjurkan setiap orang untuk melakukan aktivitas fisik selama 150 menit/minggu atau 30 menit/hari. Berjalan kaki merupakan alternatif olahraga yang baik dan minim ongkos.

Atur pola tidur

Pola tidur berpengaruh terhadap status berat badan. Seseorang yang kerap begadang memiliki durasi makan lebih banyak. Camilan tengah malam berkaitan erat dengan peningkatan berat badan.

Hindari stres

Stres juga berkaitan dengan terjadinya obesitas. Hal ini disebabkan karena cara mengelola stres beberapa orang adalah dengan makanan.

Selain itu, stres dapat berpengaruh terhadap perilaku makan dan mampu meningkatkan nafsu makan sehingga berdampak pada obesitas.

Malikah Bilqis, Mufti Diva Larassati
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait