Kecurangan laporan keuangan merupakan suatu tindakan yang secara disengaja merusak keakuratan, keabsahan, atau kewajaran laporan keuangan
DEPOKPOS – Dalam perusahaan, pengguna laporan keuangan seperti investor, pemegang saham, kreditor, manajemen perusahaan serta pihak–pihak terkait menjadikan laporan keuangan sebagai alat yang penting karena dapat memberikan wawasan mendalam tentang aspek-aspek keuangan yang membentuk fondasi bisnis. Selain itu, laporan keuangan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan yang strategis dan memahami tren yang memengaruhi masa depan perusahaan.
Namun, pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang berpeluang untuk melakukan kecurangan laporan keuangan. Tindakan ini merusak integritas dan kepercayaan yang diberikan oleh laporan keuangan kepada pihak-pihak yang mengandalkannya.
Kecurangan laporan keuangan merupakan suatu tindakan yang secara disengaja merusak keakuratan, keabsahan, atau kewajaran laporan keuangan dengan melibatkan manipulasi angka, penghilangan informasi penting, atau penyajian laporan keuangan yang tidak sesuai dengan prinsi akuntansi yang berlaku. Tujuannya adalah untuk mengecoh pihak-pihak yang mengandalkan laporan keuangan tersebut.
Dalam laporan keuangan yang mengalami kecurangan, terdapat elemen yang mencerminakan manipulasi atau ketidakjujuran. Berikut merupakan tindakan kecurangan yaitu:
1. Manipulasi pendapatan
Jika angka pendapatan terlalu tinggi, ini mungkin terjadi jika perusahaan mencatat pendapatan yang belum diterima atau menggelembungkan angka pendapatan untuk membuat kinerja perusahaan lebih baik.
2. Manipulasi beban
Jika angka beban terlalu rendah atau angka beban tidak disertakan pada laporan laba rugi. Ini mungkin tindakan untuk menutupi kerugian atau mengurangi beban agar laba bersih terlihat lebih tinggi daripada yang seharusnya.
3. Manipulasi nilai aset
Jika nilai aset yang dibesar-besarkan dapat menciptakan penampilan neraca yang lebih kuat daripada yang sebenarnya. Hal itu dapat digunaan untuk mengecoh pemegang saham dan investor.
4. Penghilangan liabilitas
Penghilangan liabilitas seperti utang mungkin dihapuskan dari laporan keuangan. Hal ini dapat membuat perusahaan terlihat memiliki sedikit utang daripada yang sebenarnya.
5. Pelaporan laba semu
Perusahaan yang melakukan kecurangan laporan keuangan melalui laba semu yaitu menciptakan laba yang tidak sesuai dengan operasional sebenarnya guna untuk mengelabui pemegang saham
Penyebab kecurangan laporan keuangan: Fraud Triangle
Terdapat tiga faktor yang dapat menjelaskan penyebab kecurangan laporan keuangan yang disebut sebagai “Fraud Triangle”. Konsep ini dikembangkan oleh ahli kriminologi Donald Cressey.
Ketiga faktor tersebut meliputi:
1. Pressure (Tekanan)
Tekanan psikologis atau ekonomi yang dialami oleh individu sehingga dipaksa untuk melakukan tindak kecurangan. Tekanan ekonomi dapat mencangkup utang pribadi atau tekanan dari atasan agar mendapatkan target kinerja yang baik. Tekanan psikologis dapat mencangkup keinginan individu untuk mempertahankan gaya hidup yang mewah, hal itu juga dapat menjadi penyebab.
2. Opportunity (Peluang)
Peluang ini sering muncul ketika perusahaan memiliki sistem pengendalian yang lemah atau kurangnya pengawasan yang memadai sehingga karyawan memiliki akses dan pengetahuan tentang sistem keuangan perusahaan untuk memiliki peluang dalam melakukan kecurangan laporan keuangan.
3. Rationalization (Rasionalisasi)
Rasionalisasi merupakan tindakan individu untuk membenarkan tindakan kecurangan seperti “saya hanya meminjam uang ini dari perusahaan” atau “semua orang melakukannya”. Rasionalisasi ini membantu individu merasa bahwa tindak kecurangan adalah tindakan yang wajar.
Penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor-faktor dalam melakukan tindak kecurangan laporan keuangan seperti menerapkan pengendalian internal yang kuat, pendidikan etika kepada karyawan, dan pengawasan yang ketat sehingga kecurangan laporan keuangan dapat dicegah.
Chicio Mikael Tambunan, Universitas Pamulang