DEPOK POS – Pendidikan merupakan proses mendidik dan menuntun anak untuk mencapai tujuan tertentu dalam wujud perubahan-perubahan positif dalam diri anak. Perubahan yang dimaksud merupakan bagian proses kedewasaan yang berlangsung secara terus menerus yang pada akhirnya berwujud kedewasaan pada anak. Pendidikan berawal dari lingkungan keluarga yaitu kedua orangtua kemudian dilanjutkan dengan lingkungan masyarakat dan pendidikan formal.
Keluarga memiliki peran utama dalam pendidikan, karena dalam keluarga inilah anak pertama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dikatakan sebagai lingkungan yang pertama karena sebagian besar kehidupan anak adalah didalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu, ayah, ibu, dan anggota keluarga yang lain membutuhkan pengetahuan yang memadai agar seluruh proses pembinaan anak menghasilkan kualitas intelektual dan emosi yang positif dan optimal.
Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan “suatu fungsi atau tugas utama yang harus dilaksanakan”. Peran orangtua menempati posisi pertama dan utama dalam lingkungan keluarga, guru dalam lingkungan sekolah, lalu masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa peran adalah suatu tugas utama yang dimiliki dan menjadi karakteristik yang melekat dalam diri setiap orang yang dimana tugas tersebut senantiasa harus ditunaikan atau dijalankan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari orangtua adalah “ayah dan ibu kandung atau orang yang dianggap tua atau dituakan (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya) atau orang yang dihormati dan disegani”. Orangtua adalah orang yang menjadi pendidik dan membina yang berada di lingkungan keluarga. Peran orangtua berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami dengan suatu fungsi atau tugas utama yang dimiliki oleh setiap orangtua, dalam hal ini adalah ayah dan ibu kandung yang menjadi karakteristik yang melekat padanya yang mana tugas tersebut harus senantiasa ditunaikan atau dijalankan.
Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving vorce) atau alat pembangunan kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inofatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Seorang yang mempunyai motivasi yang tinggi maka faktor lain yang mempengaruhi dalam kegiatan belajar dapat dengan mudah teratasi. Oleh karena itu motivasi belajar anak yang baik atau dapat dikatakan tinggi akan dapat menolong siswa meraih prestasi yang tinggi pula. Motivasi yang diberikan oleh orangtua tentunya akan membuat anak lebih giat lagi dalam belajar.
Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya sendiri untuk interaksi dalam lingkungannya. Didalam kegiatan proses belajar yang dilakukan oleh anak tidak terlepas dari pantauan orangtua, artinya orangtua sudah seharusnya memperhatikan proses belajar anak baik di rumah maupun di sekolah. Keikutsertaan orangtua dalam segala aktivitas anak akan membantu orangtua dalam memahami karakter anak serta memberikan kenyamanan bagi anak.
Peran orangtua dalam memotivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Motivasi menjadi pendorong timbulnya tingkah laku serta mempengaruhi dan mengubah setiap tingkah laku.
Keberhasilan siswa dalam proses belajarnya tidak dapat terlepas dari adanya motivasi yang menjadi penggerak dan pendorong siswa agar dapat menjalankan kegiatan dan proses belajarnya. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) dan motivasi dari luar (ekstrinsik). Dari kedua motivasi tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan siswa, meskipun yang lebih utamanya adalah motivasi dalam diri siswa tetapi motivasi dari luar atau ekstrinsik tetap menjadi faktor yang ikut mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
Diantara peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Pertama, dengan mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak.
b. Kedua, memantau perkembangan kemampuan akademik anak. Orang tua diminta untuk memeriksa nilai-nilai ulangan dan tugas anak mereka.
c. Ketiga, memantau perkembangan kepribadian yang mencakup sikap, moral dan tingkah laku anak-anak. Hal ini dapat dilakukan orang tua dengan berkomunikasi dengan wali kelas untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah.
d. Keempat, memantau efektifitas jam belajar di sekolah. Orang tua dapat menanyakan aktifitas yang dilakukan anak mereka selama berada di sekolah.
Berdasarkan dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan dan dipahami bahwa peran orangtua dalam memotivasi belajar anak belum dikatakan baik karena motivasi hanya pada pembiayaan dan kata-kata atau nasehat, sedangkan keseharian anak masih kurang mendapatkan perhatian dari orangtua. Maka, orangtua diharapkan dapat memperhatikan pendidikan anaknya, yaitu dengan cara menjadi panutan, cermin bagi anak, fasilitator, dan motivator. Bentuk motivasi yang dapat di berikan oleh orangtua kepada anak adalah hadiah, pujian, gerak tubuh dan hukuman.
Oleh : Aisyah Basthoh
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.