DEPOK POS – Situasi pandemi COVID-19 di Indonesia telah berlangsung sejak diumumkan pada Maret 2020 lalu. Beragam kebijakan pun telah diambil oleh pemerintah seperti social distancing, penutupan sekolah yang dialihkan menjadi school from home, dan work from home yang mewajibkan segala aktivitas dilakukan dari rumah atau secara daring(online). Hal ini bertujuan untuk dalam rangka mencegah penyebaran virus COVID-19. Dengan adanya berbagai kebijakan tersebut masyarakat dituntut untuk mampu beradaptasi dengan keadaan.
Kementrian kesehatan menyatakan banyaknya kegiatan di rumah selama masa pandemi COVID-19, menimbulkan kekhawatiran masalah kesehatan baru yaitu obesitas pada anak. Kemenkes juga menyatakan bahwa peningkatan obesitas di masa pandemi cukup pesat. Hal ini disebabkan karena terhambat dan tertundanya kegiatan program penanganan serta intervensi kejadian obesitas. Obesitas dapat terjadi karena asupan kalori yang dikonsumsi lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan kalori harian.
Tutupnya sekolah akibat pandemi COVID-19 mengharuskan anak-anak usia sekolah dasar menjalankan seluruh aktivitas pembelajaran di rumah. Keadaan tersebut menyebabkan adanya perubahan gaya hidup seperti pola makan dan aktivitas fisik pada anak. Kegiatan belajar yang diiringi sambil ngemil, tingginya konsumsi fast food, dan tingginya konsumsi minuman bergula tinggi dapat menyebabkan peningkatan massa tubuh.
Selain itu, makanan yang disediakan oleh orang tua di rumah juga berpengaruh karena anak menghabiskan lebih banyak waktunya di rumah. Kemudian dengan adanya kebijakan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan terbatasnya pergerakan sehingga kurangnya peluang untuk melakukan aktivitas fisik di kalangan anak-anak.
Obesitas ini tentu berdampak pada kesehatan karena berkaitan erat dengan berbagai penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit cardiovascular. Pada anak obesitas dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga anak dapat lebih rentan terkena COVID-19 di masa pandemi ini, terganggunya pertumbuhan anak, dan berpotensi obesitas pada saat dewasa yang dapat menyebabkan faktor risiko yang lebih parah. Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma dan sleep apnea.
Obesitas pada anak juga akan mempengaruhi kegiatan akademiknya yang dimana ditunjukan oleh penelitian anak yang memiliki obesitas lebih sering tidak masuk sekolah dikarenakan masalah kesehatan. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi konsentrasi dalam belajar dan terganggunya akademik sang anak yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan prestasi di sekolah.
Tidak hanya itu, obesitas pada anak dapat juga dapat berdampak pada sosio-emosional yang mencakup masalah psikologis dan sosial. Hal ini dikarenakan dapat menyebabkan rendahnya rasa percaya diri, gangguan kecemasan bahkan depresi serta bullying kepada penderita obesitas. Tentu saja, ini akan sangat berbahaya untuk kondisi mental anak jika dibiarkan.
Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan pencegahan untuk dapat mengatasi obesitas pada anak usia sekolah dasar di masa pandemi. Tindakan tersebut tidak hanya melibatkan orang tua, tetapi juga membutuhkan kerjasama dengan beberapa pihak seperti guru, sekolah, puskesmas, dan dinas kesehatan, serta kementerian kesehatan.
Sekolah dapat bekerja sama dengan puskesmas dan dibantu oleh kader dalam pemberian edukasi kepada orang tua mengenai bahaya kejadian obesitas pada anak selama masa pandemi dan pandemi akibat perubahan pola makan dan aktivitas fisik.
Edukasi mengenai pola makan yang berkaitan dengan jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makan serta pengolahan bahan makanan yang benar. Edukasi terkait bahaya dan dampak mengonsumsi makanan cepat saji dan kebiasaan ngemil saat belajar juga tidak kalah penting.
Selain itu, pihak sekolah disarankan dapat menambahkan kegiatan senam dan olahraga dalam pembelajaran sekolah selama kurang lebih 30 menit dalam sehari yang dilakukan 3-5x dalam seminggu.
Kegiatan ini dapat dimonitor oleh orang tua dan guru melalui platform zoom maupun pengumpulan berupa video. Tak kalah penting sekolah dan puskesmas dapat bekerjasama dalam melakukan pengembangan penanggulangan obesitas pada anak sekolah yang terintegrasi dengan UKS.
Dengan demikian, baik orang tua maupun pihak sekolah dan puskesmas diharapkan dapat bekerja sama dalam mencegah dan mengatasi terjadinya kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar di masa pandemi ini karena dampak yang ditimbulkan oleh obesitas akan mempengaruhi kesehatan, akademik, kesehatan mental dan kesejahteraan sang anak. [Ghina Amalia Prayudita]