Dimasa pandemi banyak remaja yang merasa tertekan dengan tugas pembelajaran jarak jauh ataupun keadaan rumah yang tidak mendukung untuk belajar di rumah, dan inilah yang membuat remaja menjadi sorotan lebih dalam masalah kesehatan mental. Kesehatan mental berkaitan dengan kemampuan berpikir, berempati, dan berperilaku. Kesehatan mental yang baik adalah ketika kondisi batin berada dalam keadaan tentram dan tenang sehingga memungkinkan kita untuk menikmati lingkungan sekitar. Sehingga kesehatan mental menjadi penting dan harus diperhatikan.
Berbanding terbalik dengan kondisi mental yang sehat banyak remaja yang mengalami tekanan dan berbagai masalah lain yang mengganggu kesehatan mentalnya. Berikut 3 masalah kesehatan mental yang paling sering terjadi pada remaja yaitu, stres, gangguan kecemasan dan, depresi. Hal ini menimbulkan dampak negatif yang terjadi pada kehidupan remaja seperti sulit untuk tidur, cepat lelah, bicara atau bergerak menjadi lebih lambat dll.
Faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja
Biologis, dipengaruhi oleh genetic, fisik, obat, otak, sensorik, dan kondisi di saat kehamilan
Psikologis, yang disebabkan oleh ikatan emosional seperti:
- Kehilangan, hal ini sangat mempengaruhi kesehatan mental remaja seperti munculnya rasa sedih, syok, dan menyesal, disaat seperti ini bisa di tangani dengan cara pendampingan penuh oleh orang tua, dan dukungan dari lingkungan sekitar.
- Kekerasan dalam keluarga, kekerasan yang di maksud disini bukan hanya kekerasan fisik saja. Tapi juga, psikologis.
- Sosial budaya, faktor yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri seperti pergaulan, tetangga, dan lain-lain.
Tips menjaga kesehatan mental di masa pandemi bagi para remaja
Sadari bahwa cemas merupakan hal yang wajar. Tak jarang remaja yang mengalami perasaan cemas secara berlebih tapi ternyata cemas itu merupakan hal yang wajar yang tak perlu dipikirkan secara berlbeih.
Cari pengalihan atau kesibukan. Cara ini ampuh untuk menjaga kestabilan emosi karena semakin jarang kita beraktivitas akan membuat kita overthinking.
“Menurut para psikolog, ketika kita berada dalam kondisi yang sangat sulit, akan sangat membantu untuk mengenali masalah menjadi dua kategori: Hal-hal yang bisa kita kendalikan, dan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan,” kata Dr. damour.
Mencoba cara baru untuk berkomunikasi dengan teman-teman. Jika kamu ingin bersosialisasi dengan teman di tengah kondisi social distancing, media sosial adalah solusi yang bagus untuk berkomunikasi. Salurkan kreativitasmu: Ikuti Tik-Tok challenge seperti #safehands, #dirumahaja, dan lain-lain. Agar kamu masih bisa berkomunikasi dengan teman teman lama kalian
FoKus pada diri sendiri. Dengan cara ini kamu akan sadar betapa berharganya diri kamu dan betapa hebatnya diri kamu, sehingga kamu akan lebih menghargai diri sendiri.
Pahami perasaan diri sendiri. Dengan begitu akan memudahkan kita dalam mengambil keputusan dan memahami segala sesuatu yang terjadi dari apa yang kita rasakan.
Berbaik hati pada diri sendiri dan orang lain.
Jika kamu menyaksikan temanmu dibuli, dekati mereka dan tawarkan dukungan. Tidak melakukan apapun bisa membuat temanmu merasa bahwa tidak ada yang peduli padanya. Kata-katamu bisa membuat perubahan.
Dan ingatlah: Sekarang, dibanding masa-masa sebelumnya, adalah saat yang paling penting bagi kita untuk untuk lebih bijaksana dalam memutuskan apa yang akan kita bagikan atau katakana kepada orang lain. [Ghina Mar’atusholihah]