Kebahagian Berpuasa

Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, penuh magfiroh , dimana ia hanya datang satu bulan dalam satu tahun , yang mana bulan ini di rindukan bagi orang – orang yang beriman dan bagi yang sedikit imannya ia adalah bulan yang biasa saja.

Dalam islam puasa itu ada beberapa tingkatan ada yang puasa hanya sekedar menahan lapar dan haus saja ,ada yang puasanya berbobot pahala yaitu orang yang tidak hanya menahan lapar dan haus saja melain kan setiap waktunya di sibukan dengan membaca AL –Qur’an dan ibadah- ibadah lainnya , orang yang cinta akan bulan ramadhan ia takan rela waktunya berlalu dengan tidak ada pahala.

Orang- orang yang berpuasa akan merasakan bahagia saat ia menyelesaikan ibadah puasa karena ia dapat melakukan kembali perkara- perkara yang di larang saat ia berpuasa. Dan lebih dari itu, ia akan berbahagia karena kepuasan batin yang di rasakannya saat ia dapat melaksanakan ibadah kepada Rob-Nya seraya mengharap ridho dari-Nya.

BACA JUGA:  Perubahan Pola Interaksi Sosial dalam Keluarga akibat Ketergantungan Teknologi

Kebahagiaan orang yang brpuasa bukan bermakna bahwa ia tidak menyukai ibadah yang di lakukannya itu. Namun sebagai mana yang di katakana dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman

“Bagi orang berpuasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka’ dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya.” (Muttafaq’laihi).

Hadits ini adalah salah satu dari sekian hadits yang menerangkan tentang keutamaan ibadah puasa. Allah secara langsung menyatakan bahwa puasa dapat menerbitkan kebahagiaan pada hati orang- orang yang melaksanakannya. Beban saat berpuasa menahan segala keinginan syahwat kelak berakhir dengan berjuta kebaikan yang menyenangkan, baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan itu lahir dari kenikmatan yang ia rasakan saat ia diberi kekuatan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah yang cukup berbeban. Kebahagiaan itu adalah tanda keimanan yang terpancar dalam hatinya, kesadaran yang atas kebutuhanya terhadap ketaatan yang dapat mengangkat derajatnya di sisi Allah. Dan ini adalah hakikat kebahagiaan orang yang beriman.

BACA JUGA:  Perubahan Pola Interaksi Sosial dalam Keluarga akibat Ketergantungan Teknologi

Meraih kebahagiaan adalah cita- cita setiap manusia. Tidak ada manusia yang ingin bersedih, sengsara dan hidup dalam kegalauan. Siapa pun’ akan mencari kebahagiaan itu walaupun harus melalui kesengsaraan dan kesulitan terlebih dahulu.

Namun , dari seluruh manusia yang mengharapkan kebahagiaan itu, ternyata hanya sedikit sekali manusia yang menemukan kebahagiaan sejati. Kebanyakan manusia terjebak pada pusaran kebahagiaan palsu yang berujung kepada kesengsaraan.

BACA JUGA:  Perubahan Pola Interaksi Sosial dalam Keluarga akibat Ketergantungan Teknologi

Allah menyebutkan kata bahagia dalam dua segmen; pertama, kebahagiaan karena dunia. Dan kedua, kebahagiaan karena keutamaan dan Rahmat Allah SWt. Kebahagiaan karena dunia adalah kebahagiaan yang tercela. Maksudnya dunia yang melupakan keutamaan Rahmat Allah. Adapun kebahagiaan karena keutamaan dan Rahmat Allah adalah kebahagiaan yang terpuji sebagai mana firman Allah yang artinya :

“ katakanlah ; Dengan keutamaan Allah dan Rahmat-Nya,hendaklah dengan itu mereka bergembira. Keutamaan Allah dan Rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kukpulkan.” (Yunus : 58).

Dan diantara kebahagiaan bagi ahli iman adalah datangnya bulan Ramadhan. (Lilis mulyati/STEI SEBI)

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait