Ekonomi Islam dan Solusi Kegagalan Ekonomi Dunia

Ilustrasi.
Ilustrasi.

Oleh Siti Humairoh / STEI SEBI

Krisis ekonomi yang terjadi membuat ekonomi dunia berantakan atau tak terkendali. Inflasi yang terus menerus naik, kredit card yang tertangguhkan, modal investasi yang investasikan tak kunjung ada hasilnya. Sektor riil yang tak tersentuh, perusahan perusahan besar yang hanya mementingkan keuntungan tanpa memikir dampak yang kan terjadi. Ini adalah sebuah kegagalan ekonomi.

Kegagalan ekonomi menurut Mark Ridd ( London, Zed Books, 1993) adalah karena para pelaku ekonomi mengabaikan nilai-nilai sosial dan etika. Perekonomian modern telah gagal memastikan keadilan distributif, pertumbuhan berkesinambungan, pembangunan manusia yang tak seimbang dan lainnya yang mengakibatkan resesi berkepajangan , pengangguran yang tidak bisa dihilangkan, stagflasi, ekspansi moneter yang tak terkendali, hutang dalam dan luar negeri yang menggunung, dan wujud bersamanya secara ekstrim, kekayaan dan kemiskinan yang parah di masing- masing negara maupun diantara masyarakat bangsa-bangsa.

Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi krisis ekonomi baik dalam negeri maupun luar negeri diantaranya adalah peredaran uang yang tidak merata,dimana peredaran uang hanya beredar pada sektor moneter, tidak menyebar pada sektor riil. Lalu pembiayaan yang diberikan dari pihak lembaga keuangan yang memberikan pinjaman tanpa agunan. Sehingga menimbulkan sifat komsumtif pada masyarakat terutama masyarakat ekonomi menengah keatas.

BACA JUGA:  Pengaruh Musik terhadap Emosi dan Perilaku Manusia

James Robertson, dalam sebuah studi yang sangat tajam menulis : “ tidak seperti versi ilmu ekonomi konvensional kapitalis maupun sosialis, perekonomian abad 21 harus berdasarkan atas pengakuan bahwa manusia adalah makhluk bermoral yang kebebasannya tidak boleh terbatas secara sempit oleh parameter impersonal yang diletakkan oleh pasar dan negara. Perekonomian abad 21 harus menerima, sebagai sebuah aspek ketergantungan diri, bahwa manusia memerlukan ruang untuk melaksanakan tanggung jawab moral dan pilihan di kehidupan ekonomi…(Future Wealth : A New Economics for the 21th Century, Cassel Publications, London, 1990, hal.21-8)

Dewasa ini Ekonomi Islam dianggap sebagai solusi dari permasalahan ekonomi modern yang telah gagal baik kapitalis maupun sosialis. Sistem ekonomi islam memperlihatkan betapa nilai-nilai sosial dan etika dalam interaksi kehidupan sangat diperlukan. Dapat dilihat dari system ekonomi yang dibagi menjadi 3 sektor, pertama adalah sektor publik, kedua adalah sektor swasta dan yang terakhir atau ketiga yakni sektor kesejahteraan sosial.Pelaksanaan Islam sebagai way of life secara konsiten dalam semua kegiatan kehidupan, akan melahirkan sebuah tatanan kehidupan yang baik, sebuah tatanan yang disebut sebagai hayatan thayyibah (an-Nahl : 97 ).

BACA JUGA:  Bambu Laut Pemecah Gelombang: Solusi atau Kepentingan Sepihak?

Islam sangat memperhatikan kepelikan harta serta kegiatan ekonomi. Pandangan tersebut dapat diuraikan menjadi lima pembahasan yang satu sama lain saling menguatkan dan berhubungan.

Pertama : pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, termasuk harta benda, adalah Allah SWT. Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkannya.

Kedua : status harta yang dimiliki adalah harta sebagai amanah, harta sebagai perhiasan hidup dengan memanfaatkan sebaik-baiknya tidak berlebihan, harta sebagai ujian keimanan dan harta sebagai bekal ibadah.

Ketiga : pemilikan harta dapat dilakukan melalui usaha (a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah) yang halal dan sesuai dengan aturan-Nya.

Keempat : dilarang mencari harta, berusaha atau bekerja yang dapat menimbulkan lupa akan kematian.

Kelima : dilarang menempuh usaha yang haram.

Perkembangan sistem perekonomian di saat ini semakin membaik dengan meniru atau mengaplikasikannya dengan secara hukum islam. Ekonomi islam memiliki nilai dalam membangun perekonomian dunia salah satunya adalah perekonomian masyarakat luas, yakni tidak hanya umat muslim yang dapat menggunakan sistem ekonomi islam namun khalayak umum. Dengan terus semakin berkembangnya perekonomian islam di dunia, banyak terjadi perubahan dari sebelumnya. Sektor riil mulai terjamah atau mulai diperhatikan. Islam mengajarkan umatnya untuk bekerja.

BACA JUGA:  Ramadhan dan Tantangan Pendidikan

Sektor riil adalah penopang utama dalam berjalannya siklus perekonomian suatu negara. Apabila system ekonomi yang diterapkan pada sektor riil baik maka akan baik pula perekonomian suatu negara tersebut. Islam sangat memperhatikan sektor riil yang dimana sektor riil ini sangat membutuhkan sistem yang mudah. Dalam perkembangannya sektor riil sekarang ini dapat menambah ekspansi usahanya baik internal maupun eksternal.

Dalam ekonomi yang sekarang dihadapi oleh umat manusia seharusnya sistem-sistem yang tidak sesuai dengan sosial dan etika sudah tidak digunakan lagi. Sistem ekonomi sosial yang katanya adalah sistem ekonomi terbaik karena merakyat pada kenyataannya belum dapat membangun perekonomian yang ada. Mengganti sistem ekonomi yang ada dengan sistem ekonomi islam adalah solusinya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *