Kelainan Indeks Eritrosit pada Pasien Tuberculosis Paru

Kelainan Indeks Eritrosit pada Pasien Tuberculosis Paru

DEPOKPOS – Tuberkulosis (TB) adalah infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis, yang biasanya menyerang paru-paru namun juga dapat menyerang organ lain, seperti kelenjar getah bening dan jantung. Tuberkulosis merupakan penyakit degeneratif yang semakin meningkat setiap tahunnya dan merupakan masalah kesehatan global, biasanya terjadi di negara-negara berkembang dan negara-negara dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah (Donusantoso, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014 Indonesia menduduki peringkat ke 2 global menggunakan insidensi tuberkulosis terbanyak menggunakan 1 juta masalah sehabis India, China, Nigeria, Pakistan, & Afrika Selatan yg mencapai 60% masalah baru.Berdasarkan (Riskedes) 2013, peningkatan prevelensi data penderita TBC galat satunya pada Provinsi Jawa Timur menempati urutan ke 2 pada Indonesia sebesar 37.226 masalah holistik & 23.223 merpakan TBC paru Basil Tahan Asam (BTA) dalam tahun 2010.Peningkatan prevelensi pada Kabupaten Jombang dalam tahun 2016 sebesar 49,55 masalah TB dalam tahun 2017 sebanyak 38,94 BTA positif baru, khususnya pada Pukesmas Mojoagung dalam tahun 2018 jumlah tuberkulosis BTA positif sebesar 38 orang (Dinkes Jombang) 2017.

Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang melalui udara ketika orang berbicara, batuk, atau bersin, dan droplet (percikan) yang dihembuskan oleh penderita tuberkulosis dapat terhirup dan masuk ke dalam tubuh manusia. TBC dapat mempengaruhi semua jenis hematopoiesis, terutama sel darah merah. Ketika sel darah merah terinfeksi, terjadi reaksi yang memperpendek umur sel darah merah menjadi sekitar 10 hingga 20 hari, dibandingkan 120 hari pada kondisi normal. Keadaan ini dapat berdampak pada menurunnya produksi sel darah merah yang dapat rusak sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin dan anemia (Suhartati, 2015).

Tulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kelainan sel darah merah pada penderita tuberkulosis paru. Pengobatan tuberkulosis dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat anti tuberkulosis (OAT) yaitu rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol. Obat anti tuberkulosis (OAT) mempunyai efek samping pada tubuh bila diminum terus menerus, juga dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, sehingga kebutuhan tubuh akan nutrisi dan vitamin tidak terpenuhi sehingga mempengaruhi pembentukan hemoglobin, dapat menyebabkan anemia dan perubahan. Kelainan morfologi sel darah merah dapat terjadi. (Istiantro YH & Setiabudi R, 2012)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Peneliti menggunakan desain ini karena ingin memahami gambaran indeks sel darah merah pada penderita tuberkulosis (TB) paru. Saat mencari artikel ini, kata kunci yang digunakan adalah: tuberkulosis, oosit, indeks sel darah merah. Artikel yang direview diterbitkan dalam 5 tahun terakhir.

TBC lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita karena banyak pria merokok dan minum lebih banyak alkohol, yang dapat melemahkan pertahanan tubuh dan membuatnya lebih rentan terhadap tuberkulosis paru.

Kelainan sel darah merah pada penderita tuberkulosis paru disebabkan oleh obat tuberkulosis. Obat-obatan seperti isoniazid dan rifampisin dapat menyebabkan anemia hemolitik melalui mekanisme kompleks sistem imun yang berikatan dengan membran sel darah merah, memicu aktivasi komplemen, dan menyebabkan hemolisis. dan penghancuran sel darah merah. Oleh karena itu, bila pasien tuberkulosis paru mengonsumsi OAT dalam jangka waktu lama, jumlah sel darah merahnya menurun. Kadar hemoglobin dan hematokrit OAT tipe isoniazid menghambat penggunaan vitamin B6 oleh jaringan dan meningkatkan ekskresi vitamin B6. Ekskresi vitamin B6 dapat menyebabkan kekurangan vitamin B6 dalam tubuh sehingga menyebabkan anemia hipokromik sitoblastik dan mikrositik (Hoffbrand, 2005).

Kelainan sel darah merah pada penderita tuberkulosis dapat disebabkan oleh konsumsi obat tuberkulosis yang dapat menyebabkan anemia hemolitik dengan cara mengikat sistem imun pada membran sel darah merah dan memicu aktivitas kolitis. Menyebabkan hemolisis.

Fila luna natasya
Teknologi Labolatorium Medis
Universitas Binawan

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait