DEPOKPOS – Masyarakat adat Suku Moskona di Kabupaten Teluk Bintuni akan mengadakan Festival Hutan Adat I se Tanah Papua. Festival ini merupakan yang pertama kalinya diadakan di Tanah Papua dan bertujuan untuk mempromosikan pentingnya menjaga lingkungan di wilayah adat mereka.
Festival Hutan Adat akan dilaksanakan di Distrik Merdey dan Distrik Masyeta, Kabupaten Teluk Bintuni pada bulan Oktober 2024. Inisiatif ini diprakarsai oleh masyarakat adat Suku Moskona, khususnya Komunitas Marga Ogoney, Marga Masakoda, Marga Yen, dan Marga Yec.
“Harapan dari festival ini adalah agar Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah melihat keberadaan masyarakat hukum adat di Tanah Papua secara umum dan lebih khususnya di Kabupaten Teluk Bintuni,” ujar Piter Masakoda, Ketua Panitia Festival.
Festival ini memiliki beberapa tujuan utama:
– Deklarasi Perlindungan: Memfasilitasi deklarasi perlindungan tempat penting masyarakat adat dan hutan alam orang asli Papua di wilayah Kepala Burung Papua.
– Advokasi Pengelolaan Hutan: Mendorong pembentukan tim percepatan penetapan dan pengelolaan hutan alam berbasis komunitas lokal di Tanah Papua.
– Pengembangan Pangan Lokal: Fasilitasi pembentukan task force untuk pengembangan pangan lokal berbasis komunitas di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya.
– Seminar Tematik: Menyelenggarakan seminar dengan berbagai tema seperti hak masyarakat adat, hutan, lingkungan, dan mata pencaharian.
– Fasilitasi Dana: Menggalang dana dan meletakkan batu pertama untuk pusat pembelajaran komunitas serta kunjungan lokasi pengembangan pangan lokal dan ekowisata berbasis budaya di wilayah adat Suku Moskona.
Yustina Ogoney SE., MM, Kepala Distrik Merdey dan Ketua Lembaga Masyarakat Adat Distrik Merdey, yang juga tergabung dalam panitia festival, menyatakan dukungannya terhadap acara ini.
Ia menyoroti bahwa festival ini diadakan pada momen dua tahun setelah penyerahan SK hutan adat Marga Ogoney oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Selama dua tahun ini, masyarakat adat Marga Ogoney dan marga lainnya telah aktif mengelola hutan adat mereka secara mandiri dengan berbagai pelatihan untuk kelompok usaha dan pengembangan diri.
“Festival ini bertujuan menampilkan hasil pengelolaan hutan adat oleh masyarakat adat Suku Moskona. Kami berharap festival ini dapat menarik perhatian tamu undangan dari Kabupaten, Provinsi, dan Nasional,” tambah Yustina.
Rencana ke depan termasuk mengundang tamu dari Kantor Staf Kepresidenan, pemerintah provinsi, kabupaten, serta NGO internasional dan lokal.
“Kami berharap festival ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga pemerintah dan publik dapat melihat secara langsung keberadaan hutan adat dan masyarakatnya, serta pentingnya menjaga kelestarian hutan adat,” tutup Yustina.