Meningkatnya Kasus Pemerkosaan di Indonesia

Meningkatnya Kasus Pemerkosaan di Indonesia

DEPOKPOS – Akhir akhir ini jumlah kejadian kejahatan atau tindak kriminalitas di Indonesia semakin meningkat. Tindakan kriminalitas yang terjadi di berbagai daerah, terutama di perkotaan, seringkali dilakukan oleh anak remaja, yang awalnya hanya kenakalan remaja yang tidak merugikan orang lain.

Namun, dengan perkembangan zaman, kenakalan remaja sudah menampakkan pergeseran kualitas kenakalan yang menjurus pada tindak kriminalitas, seperti mencuri, tawuran, membegal, memperkosa, dan yang baru baru ini adalah klitih, bahkan sampai membunuh.

Apa faktor yang mempengaruhi tingginya angka kriminalitas di Indonesia? antara lain karena Pendidikan rendah, hukum yang kurang tegas, tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan, upah yang tidak memadai, serta faktor perekonomian yang sulit. Selain itu, modernisasi yang cepat juga telah memberikan dampak besar terhadap meningkatnya angka kriminalitas di Indonesia.

Faktor penyebab remaja melakukan tindakan kriminalitas meliputi peran orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam menanggulangi kenakalan remaja. Oleh karena itu, penanganan yang tepat dari berbagai elemen yang terkait, baik pemerintah sebagai penegak hukum maupun tokoh masyarakat, diperlukan untuk membiasakan hidup tentram dan damai sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di masyarakat.

Bukan hanya remaja saja yang menjadi pelaku tindak kriminalitas, orang dewasa juga makin meningkat. Salah satu kriminalitas yang semakin meningkat adalah pemerkosaan. Pemerkosaan adalah kejahatan yang melibatkan penyalahatan diri manusia, baik secara fisik maupun mental.

Di Indonesia, pemerkosaan menjadi isu penting yang perlu diperhatikan dan dihindari, dalam agama pemerkosaan juga dilarang karena melanggar hak asasi manusia. Seorang pria Cirebon bernama Amrinudin tega menculik dan mencabuli seorang bayi yang masih berumur 4 bulan, ayah yang memperkosa anak kandungnya hingga hamil dan masih banyak lagi kasus kasus pemerkosaan.

Jadi peningkatan tindak kriminalitas tidak hanya terjadi di kalangan remaja melainkan juga terjadi pada kalangan dewasa. Selama 2021, di Indonesia terjadi 1.164 kasus tindak kejahatan perkosaan. Jumlah ini meningkat 12,76% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 1.336 kasus. Provinsi dengan kasus perkosaan terbanyak pada tahun 2021 adalah Sumatra Utara, dengan 202 kasus, yang meningkat 18,82% dibanding tahun sebelumnya.

Pemerkosaan adalah kejahatan yang memberikan dampak menyakitkan secara fisik dan psikologis dalam jangka panjang bagi korbannya. Berikut ini adalah beberapa dampak pemerkosaan, baik secara fisik maupun mental.

Dampak Fisik

Pemerkosaan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan dan cedera fisik pada korban. Dampak fisik yang bisa dialami oleh korban pemerkosaan meliputi:

  • Sakit pada vagina, pendarahan, memar akibat pukulan
  • Infeksi atau perdarahan pada vagina atau anus
  • Penyakit menular seksual
  • Kematian

Dampak Psikologis

Selain fisik yang terluka, korban pemerkosaan juga bisa mengalami trauma psikologis dan emosional luar biasa. Beberapa dampak psikologis yang bisa dialami oleh korban pemerkosaan meliputi:

  • Menyalahkan diri sendiri atas musibah yang dialaminya
  • Depresi atau PTSD berkepanjangan
  • Perasaan malu dan bersalah yang dipendam cukup lama dan mengasingkan diri dari lingkungan
  • Bunuh diri

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kriminalitas pemerkosaan di Indonesia:

Pendidikan dan kesadaran masyarakat: Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pemerkosaan dan bagaimana cara mencegahnya perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye sosial, seminar, dan program pendidikan di sekolah.

Peningkatan akses ke justisia: Korban pemerkosaan perlu mendapatkan akses yang lebih mudah dan cepat ke sistem keadilan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah dan kualitas layanan konseling dan dukungan bagi korban, serta memperkuat sistem hukum dan penegakan hukum.

Peningkatan koordinasi antara pemerintah, polisi, dan masyarakat: Koordinasi antara pemerintah, polisi, dan masyarakat perlu ditingkatkan untuk memperkuat upaya pencegahan dan penegakan hukum terhadap pemerkosaan.

Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum: Pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelaku pemerkosaan perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah dan kualitas petugas penegak hukum, serta memperkuat sistem pengawasan dan penegakan hukum.

Peningkatan perlindungan terhadap korban: Perlindungan terhadap korban pemerkosaan perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan akses yang lebih mudah dan cepat ke layanan kesehatan dan dukungan psikologis, serta memperkuat sistem perlindungan terhadap korban.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat mengurangi dan mencegah terjadinya kriminalitas pemerkosaan di Indonesia. meningkatnya kriminalitas di Indonesia merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat secara luas untuk menangani permasalahan ini.

Pemerkosaan adalah kejahatan yang sangat merugikan korban dan masyarakat. Dampak pemerkosaan sangat besar, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, masyarakat harus menjadi siap dan berkolaborasi dalam mengatasi pemerkosaan di Indonesia.

Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah, pola, dan masyarakat, diharapkan bahwa pemerkosaan di Indonesia dapat diatasi agar tidak ada pemerkosaan lagi terutama pada anak anak.

Julia Apsari Putri Priantama
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait