Membentuk Jiwa Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui FGD

Membentuk Jiwa Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui FGD

DEPOKPOS – Mahasiswa menjadi salah satu harapan bagi bangsa ini, banyak sekali tuntutan mau harapan yang dilontarkan untuk mahasiswa. Terlebih lagi dari bagaimana cara mereka berpikir dan berkomunikasi dengan baik kedepannya, maupun ilmu yang dipelajari dapat diterapkan dengan baik kedepannya.

Namun, masalah utama yang menjadi concern bagi universitas-universitas saat ini adalah bagaimana cara mahasiswa agar dapat berpikir kritis atau yang sering kita kenal dengan ‘Critical Thinking’. Banyak cara atau upaya yang dilakukan universitas untuk memenuhi syarat tersebut.

Bacaan Lainnya

Dari Kemenko PMK sendiri, mengutarakan bahwa ada 5 aspek penting yang harus dipunya tiap mahasiswa agar dapat bersaing di dunia luar maupun secara global. Diantaranya, ada 5C yakni ada critical thinking (berpikir kritis), creativity and innovation(kreatif dan inovasi), communication skill(skill berkomunikasi), collaboration(kolaborasi), dan confident(percaya diri).

Pada kali ini, kita akan mengulas upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aspek di bagian berpikir kritis. Upaya tersebut yakni melalui FGD (Forum Group Discussion) atau yang biasa dikenal dengan kelompok diskusi yang terarah.

BACA JUGA:  3 Inovasi Mahasiswa UI Raih Penghargaan Internasional

Mengapa FGD dapat disebut sebagai cara yang penting dalam meningkatkan critical thinking mahasiswa? hal ini disebabkan FGD dapat membebaskan dan memberikan kesempatan bagi tiap individu mahasiswa yang berada di forum untuk menyampaikan pendapatnya.

FGD sendiri dapat dilaksanakan oleh dosen sebagai fasilitator maupun organisasi mahasiswa juga dapat serta ikut memerani. Misalnya, dalam lingkup perkuliahan jika dosen mengajar hanya menggunakan cara yang konvensional akan menyebabkan keterlibatan mahasiswa untuk ikut berdiskusi sangat sedikit. Akan tetapi, jika menggunakan metode FGD dimana dosen nantinya akan memberikan isu yang dibahas lalu tiap mahasiswa membentuk kelompok yang berisi sekitar 6-8 orang.

Disinilah, para mahasiswa akan diberi kesempatan masing-masing untuk mengutarakan pendapat dan menganalisis suatu masalah dengan mendalam. Tak hanya menjawab iya/tidak saja dalam opini, tetapi juga menyertakan mengapa isu tersebut bisa terjadi lalu juga menyertakan argumen yang valid. Tak hanya itu, mahasiswa juga dapat mengolah lebih mendalam informasi dengan mencari jurnal sendiri sesuai isu yang dipaparkan.

BACA JUGA:  Jaga Warisan Leluhur, UI Revitalisasi Budaya Lokal dari Bengkulu hingga Banyuwangi

Forum ini meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam berdiskusi secara kelompok dan membentuk pemikiran kritis mereka menghadapi suatu masalah/tantangan. Pemikiran yang dibentuk secara sistematis menentukan jawaban mana yang akan mereka pakai kedepannya dan apa implikasi yang didapat dari tiap jawaban maupun opini yang diberikan.

Hal yang terpenting dalam forum ini adalah kita sebagai mahasiswa tidak boleh menganggap remeh opini orang lain yang berada di forum, karena pada hakikatnya kita dituntut untuk saling mencari solusi bersama dengan pemikiran kita masing-masing yang memiliki cara berpikir berbeda-beda.

Tak hanya pembelajaran saja yang dapat menerapkan FGD ini, tetapi juga dari kalangan organisasi mahasiswa yang menggunakan sistem FGD sebagai salah satu upaya seleksi anggota yang dapat berkemampuan berpikir kritis menanggapi suatu masalah.

Salah satunya, organisasi yang telah melakukan FGD ini berada pada lingkup UB dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yakni dalam organisasi Himpunan Mahasiswa HI mereka menggunakan sistem forum diskusi dengan menyertakan suatu masalah yang berkaitan dengan organisasi dan ditujukan untuk melihat dari tiap individu dan kelompok dalam mengatasi dan memberikan kebijakan suatu solusi.

BACA JUGA:  Mahasiswa UI Ajak Anak-anak di Depok Giat Menabung Sejak Dini

Mahasiswa yang terbiasa dengan forum maupun yang baru mengikuti, akan membiasakan diri dengan pemikiran yang tertata dalam mengambil solusi, umumnya mereka akan menganalisis data yang didapat dan mencari tahu akar penyebab masalah tersebut. Dengan begitulah mereka dapat memahami dengan baik masalah yang dihadapi dan akan bijak dalam pengambilan keputusan yang terbaik.

Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa yang akan menjadi ‘agent of change’ harus turut ikut serta diskusi yang aktif dalam suatu forum maupun kelompok agar dapat menjadi problem solver yang baik dan dapat meningkatkan pemikiran kritis yang akan berdampak besar pada bangsa tercinta kita ini.

Aliza Aulia Nabila Rahmadhania
Universitas Brawijaya, Hubungan Internasional

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait