DEPOK POS – Orang tua adalah keluarga inti dan yang paling dekat dengan anak. Orang tua harus berperan aktif dalam upaya melindungi sang anak. Selama orang tua masih ada maka orang tua berhak mendampingi anaknya. Sangat penting bagi orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Apalagi dizaman sekarang isu penculikan anak tengah marak diberitakan dimedia social.
Kejahatan penculikan terhadap anak rentan terjadi pada anak yang berada diluar pantauan orang tua atau lingkungan orang-orang yang peduli kepada anak,salah satu kesempatan yang sering dimanfaaatkan oleh pelaku untuk melakukan penculikan terhadap anak adalah pada saat pulang sekolah.
Secara psikologi pada saat pulang sekolah anak-anak memiliki rasa euphoria karena telah berhasil melalui proses belajar pada hari tersebut. Anak-anak akan berlari berhamburan keluar sekolah, situasi yang demikian membuat pihak sekolah dan lingkungan sekitar kesulitan dalam mengawasi pergerakan dari anak-anak. Situasi itulah yang dimanfaatkan oleh pelaku.
Rasa was-was menghinggapi para orang tua saat ini. Namun, berita yang disajikan dalam media massa sudah tidak mencerminkan lagi kebenaran peristiwa atau fakta yang ada, karema sudah megalami proses kontruksi realitasnya.
Jadi, peringatan untuk orangtua untuk meningkatkan pengawasan untuk mencegah penculikan anak, karena keamanan dan keselamatan anak merupakan tanggung jawab orangtua. Apalagi beberapa aksi penculikan belakangan ini didasari oleh maraknya penjualan organ tubuh demi mendapatkan uang.
Dari kasus tersebut para orangtua harus tetap waspada dengan orang-orang yang ada disekitar anak-anak apalagi jika belum terlalu mengenal. Selain memberikan pengawasan orangtua perlu mengajarkan anak bagaimana cara merespon terhadap orang-orang asing yang berada disekitarnya.
“Orang tua bisa sampaikan siapa saja yang bisa dipercaya untuk dimintai tolong. Sampaikan pada anak ciri-ciri secara spesifik, misalnya satpam itu warna seragamnya coklat,dll.”(Rizqina P.Ardiwijaya-psikolog anak dan remaja rumah dan delion)
Lemahnya pengawasan orangtua juga dapat menjadi salah satu factor yang memudahkan penculik untuk melakukan kejahatan tersebut,mengingat anak juga merupakan kelompok paling rentan yang memang belum bisa untuk melindungi dirinya sendiri.
Selain orangtua, peran masyarakat sekitar juga penting agar anak tidak mudah dirangkul pihak yang tidak bertanggung jawab. Pengawasan masyarakat belakangan ini semakin melemah seiring kentalnya sikap individualis. Sikap cuek ini yang membuat anak mudah menjadi korban penculikan.
Orang tua perlu mengetahui bagaimana cara mencegah penculikan terhadap anak. Berikut merupakan 5 tips untuk mencegah penculikan anak:
Ajari anak menolak
Ajari anak untuk menyampaikan apa yang ia rasakan saat ketakutan, selain itu juga ajarkan untuk tidak berkata apa-apa pada orang asing.
Waspada
Bekali anak dengan kemampuan untuk memahami kewaspadaan, sebab orang asing juga terlihat baik di mata anak
Pastikan keamanannya
Misalnya dengan membuat daftar siapa yang menjemputnya disekolah, atau yang menjaganya saat orang tua sedang bekerja. Daftar itu berisi nama keluarga atau kerabat yang kamu kenal,kemudian beritahukan hal tersebut pada anak
Jaga secara online
Pastikan anak tahu bahwa media social juga bisa membahayakan mereka
Dekati tempat aman
Ajari anak untuk mendekati petugas keamanan jika merasa dibuntuti, misalnya di mall, ajari anak-anak menghitung orang yang menggunakan seragam.
Mengajarkan anak bela diri juga merupakan suatu alternatif, meskipun jika penculik adalah sekelompok orang tetap anak tidak akan berdaya. Ini merupakan sebab bahwa peran orangtua sangatlah penting dalam menjaga keamanan dan keselamatan anak-anak.
Lutfiah Nurohmah
STEI SEBI