Petugas PKD, Pahlawan yang Terlupakan

Suara pluit terdengar nyaring dan saling bersautan sebagai tanda peringatan. Orang yang hendak menyeberang mendadak berhenti dan disusul kedatangan kereta. Sekali lagi, mereka yang sudah tergesa-gesa untuk menyeberang terselamatkan. Mereka menyeberang ketika kereta mulai bergerak meninggalkan stasiun dan diperbolehkan oleh para peniup pluit.

Para penyelamat itu adalah Pasukan Keamanan Dalam (PKD) yang bekerja di stasiun kereta. Pahlawan bagi para penumpang Commuter Line dan tentu saja bagi keluarganya. Mereka mengenakan seragam khas petugas kemanan yang berwarna biru tua dengan helm putih.

Jika banyak orang beranggapan mengenai pahlawan adalah orang yang berperang dengan senjata, maka kita harus membuka pikiran dan lebih peduli terhadap sekitar. Yang terpenting untuk menjadi pahlawan adalah mau berkorban demi orang lain. Tanpa kita sadari, banyak pahlawan yang ada di sekitar kita.Terkadang para pahlawan itu dipandang sebelah mata dan tak jarang diremehkan.

BACA JUGA:  Perubahan Pola Interaksi Sosial dalam Keluarga akibat Ketergantungan Teknologi

Ketika bertugas, mereka tersebar di berbagai titik di stasiun. Ada yang menjaga tempat penyeberangan penumpang, pintu masuk dan keluar, dan di peron. Keringat yang mengalir pada wajah mereka karena teriknya sinar matahari tak mematahkan semangat untuk menjalani tanggung jawab. Tak jarang wajah mereka menunjukan rasa lelah, tetapi mereka tetap menjalankan tugas mereka.

Sebisa mungkin mereka akan menjalankan tugas, meski terkadang mereka tak dianggap. Kita pikir pekerjaan mereka mudah? Mengamankan banyak orang? Menjadikan nyawa mereka taruhan? Harus siap siaga tiap saat? Selalu berdiri saat bertugas? Bila ada anggapan tugas mereka mudah, cobalah satu hari menjadi mereka.

BACA JUGA:  Perubahan Pola Interaksi Sosial dalam Keluarga akibat Ketergantungan Teknologi

Bila di stasiun kita tidak tahu kereta mana yang harus ditumpangi, petugas PKD akan menjawab pertanyaan seperti itu. Bila barang kita ada yang terjatuh di rel kereta, petugas PKD akan mengambilkannya untuk kalian. Bila kartu tiket tak berfungsi saat di tempelkan pada pintu masuk/keluar, pasti petugas PKD akan membantu. Dengan beberapa tugas dari keseluruhan tugas mereka yang telah disebutkan, mereka tak jarang tetap dianggap remeh. Padahal mereka sudah sebisa mungkin menjalani tugas mereka dengan penuh tanggung jawab dan kesopanan. Entahlah, mungkin saja penumpang yang tetap menganggap mereka remeh kesulitan untuk menghargai usaha orang lain.

Pasti ada beberapa pemikiran gaji dari mempertaruhkan nyawa mereka itu setimpal. Pada kenyataannya, mereka menerima gaji sebesar upah minimum regional. Bahkan tak semua PKD di tiap stasiun mendapatkan gaji sebesar itu. Pada wilayah tertentu, mereka bahkan menerima gaji lebih kecil.

BACA JUGA:  Perubahan Pola Interaksi Sosial dalam Keluarga akibat Ketergantungan Teknologi

Pantaskah mereka tidak mendapat apresiasi atas jasanya? Sepertinya dengan berterima kasih ketika setelah mendapat pertolongan tak terasa berlebihan. Bertanya dengan sopan dan ramah kepada para PKD pun tak ada salahnya. Mungkin sebuah senyuman dan kata penyemangat akan membuat mereka lebih termotivasi dalam menjalankan tugas mulia mereka. Siapa pun mereka, apa pun pekerjaannya, jangan pernah diremehkan. Mereka yang bekerja untuk masyarakat, sesungguhnya mempunyai tujuan yang mulia. (Anisa Diniyanti/PNJ)

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait