Kata rokok sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia bahkan diseluruh dunia. Terlebih lagi dengan jenis rokok kretek yang akan dijadikan sebagai warisan budaya Indonesia. Mengutip perkataan Thomas Sunaryo pada sindonews.com, yang mengatakan “Keberadaan rokok kretek sebagai dari warisan budaya berbentuk dan terbentuk (intangible) yang tak terpisahkan dari keseharian masyarakat Indonesia.”
Betapa terkenalnya rokok dikalangan masyarakat. Semua lapisan masyarakat sudah mengetahui rokok, mulai dari anak kecil hingga manusia lanjut usia (manula). Bahkan bukan hanya mengetahui, ada sebagaian anak kecil dibawah umur sudah mengenal bahkan mencicipi rokok tersebut. Muhammad Nazlan Alfiansyah, Mahasiswa Fakultas Hukum, Unpad, mengaku bahwa rasa keingintahuan tentang rokok muncul ketika duduk dibangku sekolah dasar dan dia mulai mencobanya.
Ada apa dibalik rokok itu?
Segala sesuatu pasti memiliki atau mempunyai kadungan yang membuat barang itu menjadi konsumsi public. Termasuk juga dengan rokok yang memiliki kandungan lain, selain tembakau.
Semua orang sudah tidak asing lagi dengan kandungan yang terdapat di dalam rokok berupa zat dan bahan-bahan kimia yang membahayakan bagi tubuh. Dikutip dari halosehat.com, kandungan berbahaya yang terdapat dalam rokok yaitu karbonmonoksida, akrolein, kromium, benzoapirena, asetaldehida, oksida, hidrogensianida, tar serta nikotin yang memiliki efek candu.
Selain nikotin yang memberikan efek candu, ada pula saus yang memberikan kenikmatan bagi perokok itu sendiri. “lain dari tembakau, ada juga kandungan yang membuat rokok terasa nikmat. Entah itu apa. Tapi kita semua menyebutnya saus.” Ujar Nazlan.
Semua bahan kimia itu seharusnya dikonsumsi oleh tumbuhan dan pembasmi bukan untuk tubuh manusia. Semua kandungan itu juga bukan makanan paru-paru, yang merupakan asset paling berharga ditubuh manusia. Bahkan semua zat itu adalah racun bagi tubuh kita.
Apa yang ditimbulkan setelah merokok?
Setiap yang diciptakan pasti menimbulkan efek samping. Entah itu positif atau negatif, malah bisa jadi keduanya. Termasuk dengan rokok yang menimbulkan efek positif dan negatif bagi penggunanya.
Sebagian besar merokok memiliki efek kecanduan bagi penggunanya. Memang benar seperti itu seperti yang dijabarkan Thifal Kiasatina, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI, menjelaskan bahwa rokok dapat menimbulkan kecanduaan sehingga membuat perkok merasa pusing dan tidak enak jika tidak merokok.
Beberapa orang juga berpendapat, merokok dapat menghilangkan pusing atau stress. Namun Alfi menyangkal pendapat itu. “Yang menghilangkan stress itu bukan rokoknya. Tapi ketika kita merokok, kita berfikir dan kita bakal temukan jalan atau cara-cara untuk menghilangkan masalah yang bikin stress itu. Jadi yang menghilangkan stress itu adalah ide yang kita dapet saat merokok. Bukan rokoknya.”
Selain menghilangkan pusing. Rokok juga memiliki dampak negatif bagi perokok serta lingkungan sekitarnya. Hallosehati.com memaparkan dampak negative bagi perkok sendiri adalah berisiko terkena stroke, menyebabkan kanker paru-paru, menimbulkan bau mulut dan gigi bernoda, risiko terkena penyakit ulkus pada lambung, berisiko mngalami osteoporosis hingga menimbulkan kematian.
Merokok bukan hanya merugikan perokok juga, melainkan orang sekitar yang menghirup asapnya. Atau biasa disebut dengan perokok pasif. Perokok pasif dapat mengalami gejala seperti pembentukan lendir yang berlebihan pada saluran napas, batuk, iritasi paru-paru, nyeri dada dan ada rasa tidak nyaman di dada. Perokok pasif juga bisa merasa iritasi pada hidung, mata dan tenggorokan. Bila perokok pasif mengalami nyeri dada, hal tersebut bisa dijadikan indikator bahwa seseorang terkena penyakit jantung.
Merokok itu memang nikmat bagi segelintir orang, terutama kaum adam. Tapi sadarkah kalian kenikmatan itu hanya berada di awal ketika rokok itu dihisap dan dihembuskan asapnya. Setelah itu banyak kerugian yang menghampiri dari rokok itu. (Rifani Indrianti/PNJ)