Meski Sepi Sebagian Pedagang Pasar Cisalak Tetap Pilih Bertahan

Suasana Pasar Cisalak yang lebih sepi. (Foto: Fitriana)
Suasana Pasar Cisalak yang lebih sepi. (Foto: Fitriana)

DEPOK – Ada perbedaan yang sangat mencolok dengan suasana Pasar Cisalak yang terletak di Jalan Raya Bogor. Suasana pasar yang biasa padat pembeli hingga tumpah ke jalanan ini, kini tampak sepi akibat banyaknya pedagang yang direlokasi. Namun, walau tampak sepi, masih ada saja para pedagang yang memilih menetap dan menolak relokasi.

Pasar Cisalak merupakan pasar tradisional yang sudah ada selama bertahun-tahun dalam memenuhi kebutuhan banyak pembeli di sekitar kawasannya. Pasar Cisalak menjadi salah satu pasar yang sangat digandrungi pembeli karena lokasinya yang strategis, harganya murah karena bisa tawar-menawar, serta lengkapnya berbagai macam kebutuhan, seperti sayur-sayuran, daging ayam, ikan, cabai, buah-buahan, dan pakaian.

Pasar yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, tepatnya di Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok kini sedang dalam rekontruksi lanjutan. Berkurangnya banyak pedagang yang berjualan akibat harus direlokasi ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang terletak di Radar Auri, menjadi faktor utama menurun drastisnya jumlah pembeli yang mencapi 50%.

BACA JUGA:  Kepala BPN Kota Depok: Junjung Tinggi Integritas dan Dedikasi!

Tak hanya itu, lokasi pasar yang terbagi menjadi dua juga sangat berdampak pada penghasilan para pedagang. “Ya berkuranglah, kan dibagi dua, pasti berkurang. Kan penunggunya juga separo-separo, ya omsetnya tetep berkurang, separo-separo,” ujar Pak Wardoyo, salah satu penjual pakaian, belum lama ini.

Namun, walau harus rela menanggung kerugian, para pedagang yang tersisa memilih menetap dan tak ingin direlokasi. “Enggak ah, enak di sini. Tempatnya juga legaan di sini. Rame di sini, di sana saya jualan sepi, pembeli cuma 10%. Di sana kalau nyariin langganan yang suka beli, udah mumet, acak-acakan. Di sana tempatnya juga sempit banget kaya sela-sela jalan ini,” ungkap Bu Bagas, salah satu pedagang sayur.

BACA JUGA:  Baznas Depok Salurkan 222 Paket Sembako ke Guru Ngaji dan Marbot Masjid

Walaupun pasar semakin lama kian sepi, suasana pasar tradisional yang masih melekat pada Pasar Cisalak seakan tak ikut mati. Masih terdengar suara riuh dari para pedagang yang saling berlomba menawarkan dagangannya, berlangsungnya tawar-menawar antara pedagang dan pembeli, bau khasnya yang menyengat hidung, kumuh, dan jalanannya yang becek adalah ciri khas pasar tradisional yang masih melekat padanya.

Di sekitar pasar yang beroperasi dari pukul 2.00 dini hari hingga pukul 2.00 siang ini, sering kali terlihat banyak motor, truk, dan mobil boks pengangkut barang yang berlalu-lalang. Terkadang juga sering kali terdengar suara bising yang berasal dari pembangunan. Walapun demikian, hal tersebut tetap tak menjadi penghalang berlangsungnya proses tawar-menawar yang terjadi di Pasar Cisalak. “Saya sendiri lebih suka belanja di sini daripada di tempat lain, walau begini keadaannya,” ujar Bu Rina, salah satu pembeli.

BACA JUGA:  Roti Buaya: Tradisi Seserahan dan Simbol Kesetiaan Masyarakat Betawi

Meskipun pedagang yang menetap menolak untuk direlokasi, namun mereka sangat mendukung dan terus berharap untuk cepat dipindahkan ke gedung yang sedang dibangun. Mereka berharap, Pasar Cisalak dapat menyediakan fasilitas yang layak dan dapat memberi kenyamanan bagi para pembelinya.

Fitriana Monica Sari
Politeknik Negeri Jakarta