BEKASI – Ada hal berbeda pada pelaksanaan shalat Jumat di Masjid Agung Nuu Waar Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (18/10/2024).
Khotbah Jumat di Masjid yang berada satu lingkungan Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFK) ini biasanya berbahasa Indonesia. Namun, kali ini khatib menyampaikan khotbah berbahasa Arab penuh.
Ya, mulai Jumat (18/10/2024) pekan ini khotbah shalat Jumat di Masjid Agung Nuu Waar berbahasa Arab. Edisi perdana khotbah Jumat berbahasa Arab disampaikan oleh Muhammad Raihan (15), santri Nuu Waar kelas 10 SMA.
Santri asal Makassar, Sulawesi Selatan ini menyampaikan materi khotbah tentang pentingnya berbahasa Arab bagi umat Islam.
Dikatakan Raihan, belajar bahasa Arab penting agar dapat memahami ajaran Islam. Raihan lantas mengutip pernyataan Umar bin Khattab.
“Belajarlah bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah sebagian dari agama kalian,” kata Raihan dengan berbahasa Arab.
Ditemui usai shalat Jumat, Raihan mengaku senang telah menyelesaikan tugas sebagai khatib. “Senang, karena ini perdana khotbah Jumat pakai bahasa Arab,” ujar Raihan.
Meski penyampaian khotbah berlangsung lancar, tetapi Raihan mengaku sedikit grogi beberapa saat jelang naik mimbar.
“Sedikit grogi tadi. Alhamdulillah bisa teratasi,” jelas Raihan.
Menurut Raihan, persiapan khotbah Jumat berbahasa Arab dilakukan selama sepekan. Materi khotbah disiapkan oleh guru.
“Persiapan satu pekan. Tidak ada kesulitan, karena bahasanya yang sering dipelajari,” kata Raihan.
Sementara itu, Kepala Bahasa Ponpes Nuu Waar Ustaz Khoiruddin Ihsan mengatakan khotbah Jumat berbahasa Arab salah satu program untuk melatih dan meningkatkan kemampuan santri berbahasa asing.
“Ini salah satu program kami agar para santri terampil berbahasa Arab. Pimpinan Ponpes Ustaz Fadzlan Garamatan menginginkan agar santri Nuu Waar memiliki kemampuan berbahasa asing, bahasa internasional,” ungkap Ustaz Khoiruddin.
Kemampuan bahasa Arab, lanjut Ustaz Khoiruddin, harus dimiliki santri. Mengingat aktivktas keseharian santri adalah belajar Islam.
“Orang Islam harus paham bahasa Arab. Paling tidak dia paham apa yang dibaca saat shalat, mengerti doa yang dibaca,” jelas Ustaz Khoiruddin.
Ustaz Khoiruddin menegaskan, mempelajari dan memahami bahasa Arab bagian dari berislam. “Bahasa Arab itu kan bahasa Nabi. Bahasa Tuhan, bahasa Quran. Bahasa Arab adalah sebagian dari agama. Bagaimana bisa mempelajari Islam wong bahasa Arab saja tidak bisa,” ujar Ustaz Khoiruddin.
Menurut Ustaz Khoiruddin, setiap santri yang bertugas menjadi khatib Jumat dibekali dengan materi khotbah, dilatih intonasi serta mimik wajah. Santri betul-betul dilatih public speaking.
“Materi khotbah berbahasa Arab kami siapkan. Materinya sederhana dan mudah dipahami santri,” kata Ustaz Khoiruddin mengakhiri.*