Berdamai dengan Diri Sendiri

Menjadi diri sendiri merupakan fase tertinggi dalam pencarian jati diri yang sesungguhnya. Pahitnya kehidupan mengajarkan kita untuk menjadi orang yang lebih bijak. Kerikil kehidupan akan selalu datang menghampiri kita.

Percaya atau tidak, sekuat apapun kita menghindar, masalah akan terus menghampiri. Karena dalam kehidupan, roda nasib akan selalu berputar. Ada masanya kita ada di atas, ada kalanya juga kita berada di titik terbawah dalam roda kehidupan.

Oleh karena itu, lari dari masalah bukanlah solusi terbaik. Menghindar bukanlah jalan pintas terbaik untuk menemukan kebahagiaan. Justru, masalah baru akan datang jika kita berusaha bersembunyi dari masalah.

Dalam menghadapi kerikil kehidupan, kita dapat memulainya dari berdamai dengan diri sendiri. Kita tidak perlu memaksakan diri agar masalah cepat berlalu Nikmatilah prosesnya, karena lewat masalah, kita dapat belajar untuk menghargai diri sendiri. Memang, menghargai diri sendiri sangatlah sulit. Jangankan menghargai diri sendiri, terkadang menghargai orang lain pun sulit dilakukan.

BACA JUGA:  Tantangan Kecerdasan Emosional pada Era Digital bagi Pendidikan Anak

Pandanglah suatu hal dari berbagai perspektif, walaupun terburuk sekalipun. Meski sulit, tapi hal ini membuat kita menjadi pribadi yang lebih dewasa dalam menghadapi masalah. Karena ketika kita memandang suatu hal dari berbagai perspektif, kita mengerti bahwa di setiap masalah, pasti ada pembelajaran yang diberikan.

Memandang kondisi dari perspektif yang berbeda membantu kita untuk menentukan situasi yang menguntungkan berdasarkan kelebihan dalam diri sendiri.

Dalam berdamai dengan diri sendiri, tidaklah harus dimulai dengan menerima hal yang hebat dalam hidup. Tetapi, kita bisa memulainya dari hal kecil sekalipun.

“Saya yakin, masalah ini pasti akan berlalu”

“Tak apa saya menyerah untuk sekarang. Saya hanya manusia biasa yang mempunyai titik lemah. Wajar, jika kita merasakan lelah”

BACA JUGA:  Problematika Bahasa Indonesia : Pengaruh Bahasa Gaul pada Remaja

“Bolehlah saya ‘istirahat’ sebentar, namun setelahnya, saya harus bangkit kembali,”

Mulailah memberi semangat kepada diri sendiri, karena itu adalah cara untuk berdamai dengan diri sendiri. Jangan memaksakan diri sendiri untuk seperti orang lain. Terimalah semua kekurangan dalam diri sendiri. Mulailah menerima diri sendiri, karena tidak ada orang yang ingin hidup dibalik topeng kepalsuan.

Selain memberi semangat, kita juga memulai menghargai diri sendiri dengan berterima kasih pada diri kita. Berterimakasilah kepada diri kita sebagai bentuk apresiasi atas usaha yang kita lakukan. Ucapkan terima kasih atas segala kebaikan, apa yang kita punya, dan proses yang kita lalui.

Kebahagiaan menjadi diri sendiri adalah suatu titik tertinggi dalam kunci kebahagiaan. Penerimaan diri sendiri membantu kita untuk yakin dalam menghadapi sesuatu.

BACA JUGA:  Lenong Betawi: Tradisi Refleksi Identitas Komunitas Masyarakat Betawi

Berdamai dengan diri sendiri membuat kita untuk selalu bersyukur atas hidup yang kita jalani. Berdamai adalah jurus ampuh untuk mencapai kebahagiaan hidup. Berdamai dengan keadaan bukan berarti menghindar dari masalah, tetapi justru membuat kita berani dalam menghadapi kenyataan pahit dalam roda kehidupan.

Tugas kita adalah menjalani hidup dengan ikhlas. Apa yang kita rencanakan, terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi percayalah, bahwa Tuhan memiliki rencana terbaik untuk umat-Nya. Setiap masalah, ada hikmah dibaliknya.

Ditulis oleh Audia Natasha Putri, Mahasiswi PNJ