Emosi Berlebih dan Pengaruhnya pada Tubuh

(Istimewa)

Marah adalah saat perasaan seseorang tidak karuan , pikiran yang tak jernih membuat seseorang tidak memikirkan baik atau tidak nya kedepannya , dengan emosi kadang seseorang berubah raut wajahnya , kadang pula tidak memikirkan dirinya sendiri untuk berbuat yang tidak baik yang akan berpengaruh pada dirinya. Diantaranya : persendian menegang,sangat gemetaran, tingkah lakunya tidak terkontrol, gerak-gerik dan bicaranya serampangan hingga sudut-sudut mulutnya mengeluarkan buih,mata memerah, lubang hidung bergerak-gerak,serta karakter alaminya berubah.

Harus kita ketahui bahwa sesuatu perbuatan yang terendam dengan rasa negatif akan berpengaruh buruk dalam diri manusia bukan hanya diluar tapi di dalam diri manusia itu sendiri pula,merendam emosi atau marah akan berpengaruh buruk pada kesehatan fisik dan mental

Meningkatkan risiko penyakit dan kematian

Memendam emosi juga membawa pengaruh buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Penelitian yang diikuti selama 12 tahun menunjukkan bahwa orang yang sering memendam perasaannya memiliki kemungkinan mati muda setidaknya 3 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang terbiasa mengekspresikan perasaannya. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research ini menemukan bahwa memendam emosi dapat meningkatkan risiko kematian karena penyakit jantung dan juga kanker (Chapman, et al.,2013). Penelitian ini juga turut membuktikan penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara emosi negatif, seperti marah, cemas, dan depresi, dengan pengembangan dari penyakit jantung (Kubzansky dan Kawachi, 2000).

Orang yang terbiasa memendam emosinya akan membawa pikiran negatif dalam tubuh yang dapat mengganggu keseimbangan hormon. Hal ini meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kerusakan sel, seperti kanker.

Risiko kesehatan meningkat ketika seseorang tidak mempunyai cara mengekspresikan perasaannya. Dalam kasus apapun, para peneliti memperingatkan bahwa emosi yang tertahan dalam tubuh dan pikiran dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental yang serius dan bahkan kematian dini. Beberapa ahli menyarankan untuk dapat mengutarakan emosi yang dirasakan, terutama emosi yang menyedihkan, agar kesehatan mental tetap terjaga. Marah dapat membantu mengurangi dampak negatif dari stres.

Rentan terhadap inflamasi (peradangan)

Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi dan kerentanan terhadap inflamasi atau peradangan. Peneliti Finlandia melaporkan bahwa orang-orang dengan diagnosis ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi, juga dikenal sebagai Alexythymia, memiliki kadar zat kimia inflamasi, seperti protein C-reaktif sensitivitas tinggi (hs-CRP) dan interleukin (IL-6), yang lebih tinggi dalam tubuh. CRP merupakan penanda inflamasi untuk jantung koroner.

Studi lainnya yang dilakukan oleh Middendorp, et al. (2009) pada penderita rheumatoid arthritis menemukan bahwa orang-orang yang didorong untuk bertukar perasaan dan mengekspresikan emosi akan memiliki kadar penanda inflamasi dalam darah yang lebih rendah dibandingkan mereka yang memendam perasaan mereka untuk diri mereka sendiri. Pada tahun 2010 sebuah studi yang dilakukan pada 124 siswa menemukan bahwa situasi sosial di mana orang merasa dihakimi atau ditolak meningkatkan kadar dua bahan kimia pro-inflamasi, yaitu interleukin-6 (IL-6) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-alpha) yang sering ditemukan pada penyakit autoimun.

Hasil sebaliknya ditemukan pada penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang yang bahagia memiliki kadar zat kimia inflamasi yang lebih rendah. Sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam Journal of Association for Psychological Science, menemukan bahwa pendekatan kehidupan dengan sikap positif adalah penawar yang kuat terhadap stres, nyeri, dan penyakit.

Bagaimana untuk bisa merendam emosi?

Selalu berbuat baik kepada orang lain

Jika kita sudah berbuat baik kepada orang lain maka kita sendiri bisa merendam emosi pada manusia jika tidak ada yang merendam emosi terlebih dahulu maka diri kita juga akan mengikuti atau merasakan kebaikan orang lain kepada kita jika kita berbuat baik kepada orang lain

Jujur pada diri sendiri dan orang lain

Suatu masalah timbul karena tidak ada kejujuran dalam diri sendiri maupun orang lain jika ingin merendam emosi maka jujur lah pada diri sendiri ,jika diri sendiri berbuat salah maka perbaikilah jangan pernah marah atau emosi pada diri sendiri , kita harus memperbaiki diri kita agar hidup kita tentram dan damai , bukan hanya jujur pada diri sendiri, kita juga harus jujur pada orang lain agar persatuan manusia semakin erat tidak ada saling terpecah belah , jika setiap manusia saling bertekar akan timbul nya rasa emosi , dengan Jujur emosi pada seseorang akan hilang. Kalau memang diri sendiri memiliki sifat yang sering marah maka jujurlah kepada orang lain agar orang lain bisa memahaminya.

Menjaga diri sendiri

Jika marah atau emosi kita harus menjaga diri kita sendiri karena yang bisa merendam emosi kita sendiri walau sulit tetapi semua akan indah , hanya diri kita sendiri saja yang mengetahui bagaimana untuk merendah emosi ,jika kita yakin maka kita akan dijahui dari perbuatan yang mengacu emosi , berfikir positif dengan diri sendiri itu cara yang baik untuk diri sendiri , bukan hanya yakin selain itu juga bisa mengontrol diri agar tidak terjerumus pada hal yang akan menimbulkan emosi. (Annas Sintya Dewi )