Ketahui Efek Radiasi pada Gadget

Oleh: Nesya Dinda R. (FKM UI)

Ilustrasi. (Istimewa)

Perkembangan teknologi informasi pada era milenial semakin memudahkan kita dalam berbagai bidang, terutama telekomunikasi. Contoh kecil kemajuan telekomunikasi dibuktikan dengan perkembangan gadget seperti smartphone, tablet, dan laptop. Berbagai inovasi pun semakin banyak, ponsel yang dahulu hanya dapat digunakan untuk megirim pesan dan menelpon sekarang dapat dipakai untuk mengakses internet, menonton siaran TV, dan melakukan inovasi mutakhir lain yang semakin berkembang.

Berdasarkan data We Are Social (2017) melalui situs katadata.co.id, pengguna smartphone di Indonesia mencapai 371,4 juta pengguna atau 142 persen dari total populasi yang berjumlah 262 juta jiwa. Artinya, rata-rata setiap penduduk memakai 1-2 smartphone. Sumber yang disebutkan hanya menunjukan satu dari beberapa gadget yang biasa digunakan oleh masyarakat. Bagaimana jika ditambahkan dengan penggunaan gadget lain seperti tablet dan laptop?

Dengan tingginya angka pengguna gadget, tidak banyak masyarakat yang memperhatikan efek negatif dari penggunaan itu. Fitur yang ditawarkan, secara tidak langsung dapat mengelabui masyarakat sehingga mereka acuh terhadap efek samping dari gadget tersebut. Efek samping yang sering diabaikan oleh masyarakat adalah pencemaran radiasi. Lalu apa itu radiasi?

Radiasi dalam Gadget

Menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) (2005) radiasi adalah suatu energi yang dipancarkan dari suatu sumber melalui ruang atau materi dalam bentuk panas, partikel atau gelombang. Namun, pada dasarnya radiasi merupakan perambatan energi dari sumber ke lingkungannya tanpa penggunaan medium. Oleh karena itu, radiasi dapat berupa perambatan panas, cahaya, dan gelombang radio.

Radiasi yang ditimbulkan oleh gadget tergolong gelombang Radio Frekuensi (RF). Pemaparan gelombang RF yang tidak terkendali dalam jumlah besar diketahui sebagai penyebab penyakit bahkan kematian pada manusia. Hal ini disebabkan pada dosis yang tinggi sel di dalam tubuh akan rusak dan memperbanyak diri hingga menjadi sel kanker. Terlebih jika memiliki pola hidup yang tidak baik, seperti perilaku merokok dan konsumsi makanan yang mengandung zat karsinogenik seperti makanan kaleng.

Efek Radiasi

Efek yang ditimbulkan radiasi gadget terhadap tubuh dapat bermacam-macam, mulai dari jangka pendek seperti kelelahan mata, sakit kepala, pegal leher, dan sulit tidur hingga jangka panjang seperti kanker otak. Efek ini secara spesifik akan berpengaruh pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

Menurut Suwarsi (2016) pengenalan dini terhadap penggunaan gadget pada anak akan menganggu perkembangan otak dan terbentuknya kelainan jaringan. Ini disebabkan jaringan otak dan sistem saraf mereka masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu mereka akan lebih rentan terhadap faktor-faktor penyebab kanker.

Menurut Hastuti (2012) efek yang dapat dirasakan bagi remaja yaitu terganggunya PFC atau Pre Frontal Cortex. PFC adalah bagian di dalam otak yang dapat mengotrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan, dan nilai moral lainnya. Remaja yang kecanduan gadget akan memproduksi hormon dopamine secara berlebihan pada otaknya. Ini mengakibatkan fungsi PFC menjadi terganggu dan kelamaan akan rusak.

Beberapa penelitian yang diterbitkan oleh kelompok peneliti di Swedia telah melaporkan peningkatan risiko tumor di sisi kepala dimana smartphone itu dipegang, terutama dalam penggunaan 10 tahun atau lebih. Namun sulit untuk memperkuat temuan ini karena sebagian besar penelitian lain tidak memiliki hasil yang sama.

Selain itu, gelombang elektromagnetik pada gadget mengandung radiasi kuat yang dapat menembus ruang hampa dan jaringan otak secara tegak lurus. Apabila digunakan terus menerus dapat menjadi faktor pemicu kanker. International Agency for Research on Cancer (IARC) pada Mei 2011 mengevaluasi risiko kanker terhadap radiasi RF. IARC telah mengklasifikasikan radiasi RF dalam kelompok 2B, yaitu mungkin karsinogenik artinya ada risiko karsinogenisitas terhadap tubuh.

Beberapa studi epidemiologi memberikan bukti peningkatan risiko tumor otak, yaitu glioma atau neuroma akustik. Namun, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa paparan tidak menyebabkan kanker. Beberapa penelitian hanya menunjukan penurunan fungsi imunologi terhadap paparan radiasi gadget.

Efek lain yang mungkin dirasakan bagi pria yaitu pada kesuburan. Pria cenderung menyimpan smartphone pada saku celana yang memungkinkan radiasi yang dikeluarkan oleh smartphone dapat mempengaruhi sperma. Oleh karena itu, kemampuan bergerak sperma akan lebih rendah dan daya tahan hidupnya tidak lama.

Oleh sebab itu, penting untuk kita mengetahui efek radiasi dari penggunaan gadget agar semakin sadar terhadap berbagai macam bahaya yang mungkin terjadi pada tubuh kita. Meskipun hingga kini masih terdapat kontradiksi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan masyarakat untuk membatasi penggunaan gadget.

Individu yang khawatir terhadap paparan radiasi gadget dapat menggunakan langkah-langkah berikut dalam mengurang paparan radiasi. Gunakan perangkat hands-free yang membatasi jarak antara smartphone dengan kepala pengguna serta batasi penggunaan smartphone khususnya di kalangan anak-anak.

Berdasarkan peneliti dari University of Oxford, Andrew Przybylski melalui Association for Psychological Science (2017), durasi ideal untuk penggunaan gadget adalah 257 menit atau sekitar 4 jam 17 menit dalam sehari. Oleh sebab itu, penggunaan gadget diatas durasi tersebut dapat mempengaruhi kesehatan.