Kerja Pakai High Heels, Cantik Sekarang Varises Kemudian

Oleh: Kristee Grace Sormin (FKM UI)

Ilustrasi. (Istimewa)

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat dituntut untuk aktif, dan bekerja secara maksimal dan profesional baik dari segi kemampuan maupun penampilan. Dewasa ini, bukan hanya pria saja yang dapat bekerja, melainkan perempuan pun dapat bekerja dengan kemampuan yang dimilikinya. Pekerja perempuan adalah perempuan yang memiliki usia kerja yaitu 15 tahun dan lebih. Menurut Laporan BPS Indonesia pada bulan Februari 2018, sekitar 133,94 juta orang pekerja di Indonesia, dan 55,44 % diantaranya adalah pekerja perempuan.

Sebagai pekerja perempuan, penampilan merupakan salah satu hal yang penting untuk meberikan kesan profesionalitas, mulai dari busana, aksesoris, dan juga sepatu. Tidak jarang, pekerja perempuan menggunakan sepatu high heels atau sepatu hak tinggi baik karena memenuhi aturan kantor maupun keinginan pribadi. Sepatu high heels sudah ada sejak tahun 1500-an dan terus berkembang sampai saat ini. Jenis dan ukuran hak sepatu high heels pun beraneka ragam mulai dari 3,6 cm sampai 20,32 cm. Sepatu high heels memang dapat memperindah penampilan, tetapi dapat juga mengganggu kesehatan penggunanya, salah satunya dapat menyebabkan varises.

BACA JUGA:  Kerak Telor: Kudapan Unik Khas Betawi

Penyakit varises atau varicose veins adalah pembuluh darah balik (vena) yang mengalami pelebaran dan berliku-liku akibat peningkatan tekanan darah sehingga menonjol pada permukaan kulit. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dengan prevalensi (jumlah kejadian penyakit) varises di seluruh dunia mencapai 25-33%. Salah satu penelitian di Prancis tahun 2013 melaporkan bahwa jumlah kasus penyakit varises pada wanita berusia 18-65 tahun adalah 50,5%. Berbagai faktor dapat menyebabkan varises, antara lain usia, jenis kelamin, gaya hidup, obesita, kehamilan, riwayat keluarga, dan posisi berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.

Seorang yang memakai high heels khususnya dengan tinggi hak lebih dari 5 cm dapat menyebabkan masalah pada pembuluh darah. Kaki yang terus menerus menijnjit akan menyebabkan otot betis menjadi tegang sehingga pembuluh darah tertekan. Akibatnya, alirah darah tertahan dan menyebabkan pembuluh darah vena meregang, menjadi lebih panjang dan membengkak. Varises dapat menggangu produktifitas pekerja perempuan dan dapat menimbulkan komplikasi penyakit seperti keram pada kaki, terdapat luka atau ruam pada kulit, perdarahan tidak lancar, penyumbatan darah serta peningkatan risiko terjadinya gagal jantung, serta emboli paru-paru.

BACA JUGA:  Kerak Telor: Kudapan Unik Khas Betawi

Pada tahun 2014, American Pediatric Medical Association (APMA) mencatat sebanyak 49% wanita pengguna high heels dengan 77% diantaranya mengalami masalah pada kaki yang salah satunya adalah varises. Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan di Amerika Serikat juga mencatat 59% wanita menggunakan sepatu high heels kurang lebih selama satu sampai delapan jam perharinya. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakulats Kedokteran UI tahun 2013 menyatakan tujuh dari pekerja perempuan menggunakan high heels dan enam diantaranya menderita varises. Berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa varises dapat menyerang pekerja perempuan yang menggunakan sepatu high heels dan biasa berdiri terlalu lama.

Berdasarkan fakta di atas, apakah pekerja perempuan yang menggunakan sepatu high heels dapat langsung terkena penyakit varises? Tentu tidak. Kemungkinan untuk terkena penyakit varises dapat diperkecil dengan penggunaan sepatu high heels yang aman dan nyaman. Beberapa dokter dan para ahli menyatakan ada beberapa tips untuk menggunakan sepatu high heels agar tidak terkena varises, yaitu memakai high heels kurang dari 5 cm, menggunakan sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki, tidak terlalu sempit dan nyaman dipakai.

BACA JUGA:  Kerak Telor: Kudapan Unik Khas Betawi

Kemudian, para ahli sangat menganjurkan untuk menghindari pemakaian high heels dalam waktu yang lama khususnya pada posisi berdiri. Usahakan untuk meregangkan otot-otot kaki sebelum dan sesudah mengenakan sepatu high heels. Seorang ahli bernama Dr. Roger Henderson dari London menyarankan untuk melakukan peregangan kaki dua kali sehari, dengan mencoba mengambil pensil dari lantai dengan kaki telanjang karena hal tersebut membantu untuk meregangkan tendon atau otot kaki.