Rekam Jejak Perkembangan Audit

Ilustrasi.

Sebagaimana kita ketahui bahwa audit berasal dari kata latin audere yang berarti mendengar. Mendengar dan menanggapi kebutuhan-kebutuhan individu atau kelompok akan jaminan atas kinerja orang lain. audit juga mempunyai fungsi tersendiri yaitu untuk menjaga kesejahteraan dan stabilitas masyarakat. Disini akan dijelaskan bagaimana perkembangan audit selama bertahun-tahun, sehingga dengan mudah memahami bahwa audit memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Sejarah dari perkembangan audit dibagi menjadi lima periode yaitu sebelum 1840, tahun 1840-1920-an, tahun 1920-1960-an, tahun 1960-1990-an, dan dari tahun 1990-sekarang. Periode pertama yaitu pada tahun sebelum 1840-an dimulai pada peradaban Cina, Mesir dan Yunani. Dibuktikan dengan adanya denda terhadap penggelapan, suap-menyuap dan kesalahan dalam administrasi sebagaimana kutipan Aristoteles dalam McMickle tahun 1978. Audit pada masa ini hanya sebatas melakukan verifikasi terhadap setiap transaksi dan sebagai pembuktian kejujuran dari orang yang diberikan tanggung jawab.

BACA JUGA:  Mengenal Amicus Curiae dalam Sengketa Hasil Pilpres 2024

Periode ke-dua yaitu pada tahun 1840-1920-an dimulai dengan munculnya evolusi industri. Audit pada periode ini bukan hanya sekedar memverifiksi setiap transksi, akan tetapi melakukan pemeriksaan pada setiap transaksi dan akun-akun dalam laporan keuangan. Audit menjadi alat pendeteksi terjadinya sebuah kesalahan ataupun penipuan terhadap laporan keuangan yang disajikan.

Periode selanjutnya yaitu pada tahun 1920-1060-an disebbakan karena pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Yang awalnya merujuk pada Inggris, kini berubah menjadi Amerika Serikat. Kemajuan pasar sekuritas dan lembaga pemberian kredit menjadikan pasar modal semakin berkembang. Oleh karena itu untuk memastikan dana terus mengalir dari investor kepada perusahaan dan pasar keuangan berfungsi dengan lancar, ada kebutuhan untuk meyakinkan para peserta di pasar keuangan bahwa pernyataan keuangan perusahaan disediakan benar dan adil. Maka audit berfungsi untuk memberikan kredibiltas atas laporan keuangan yang telah perusahaan susun.

BACA JUGA:  Pilar Manajemen yang Kuat sebagai Pengelolaan Sumber Daya dan Mengarahkan Visi

Pada periode ini juga muncul konsep materialitas dan teknik sampling. Teknik sampling ini muncul dikarenakan banyaknya bukti transaksi yang harus dikumpulkan dalam mengaudit perusahaan besar. Maka dari itu diambillah taknik sampling yang lebih prkatis. Periode ke-empat yaitu pada tahun 1960-1990-an menandakan akan kemajuan teknologi dan kompleksitas sebuah perusahaan. Audit pada masa ini menitik beratkan pengendalian internal perusahaan sebagai prosedur utama. Dan pada masa ini juga lahirlah layanan konsultasi untuk para kliennya.

Perode terakhir yaitu pada tahun 1990 sampai sekarang ini. Audit telah berkembang pesat berbanding lurus dengan sosial ekonomi dunia. Pada periode ini adalah periode dengan pendekatan terhadap risiko bisnis itu sendiri. Proses audit tidak dilakukan pada setiap akun, hanya pada akun yang memiliki risiko tinggi. Akun yang lain hanya diaudit sekedarnya. Disebabkan dengan runtuhnya perusahaan Enron yang diakibatkan adanya kecurangan dan tidak menyajikan laporan keuangan yang sebenarnya dengan menggelembungkan laba dan tidak menyajikan kewajiban. Kasus Enron ini mengakibatkan munculnya undang-undang tentang independensi auditor.

BACA JUGA:  PT NDK Resmi Bubar, Ini Penjelasannya

Itulah sejarah perkembangan dari audit, yang dimulai hanya sebatas pengecekan hingga adanya pendekatan risiko bisnis sampai sekarang ini. Namun, penting untuk dicatat bahwa perubahan harapan masyarakat dan respon dari profesi audit terhadap perubahan ini tidak selalu pada kecepatan yang sama. Oleh karena itu ada selang waktu alami antara harapan berubah dari pengguna dengan respon oleh profesi. Meskipun keberadaan seperti kesenjangan waktu alami tidak bisa dihindari, Flint (1998) menyarankan bahwa auditor harus peka terhadap harapan berubah dari kelompok yang relevan, sementara pada saat yang sama itu mengandung harapan-harapan.

Silvi Puja Sari, Akuntansi Syariah 2015 B, STEI SEBI