Generasi Hedonis

Ilustrasi. (Istimewa)

Apa sih Generasi Hedonis? Mungkin banyak yang belum mengetahui apa itu arti kata Hedonis sendiri. Hedonis atau biasa disebut dengan Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.

Ada juga yang mengartikan Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan yang merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

Terdapat 3 aliran pemikiran dalam Hedonis yaitu Cyrenaics, Epikureanisme, dan Utilitarianisme. Tapi disini saya sendiri akan menjelaskan apa itu Generasi Hedonisme.

Luar biasanya ide sekularisme, mereka mampu menghasilkan generasi Indonesia yang hanya fokus mau mendapatkan kesenangan dunia saat hidup. Pokoknya, menganggap bahwa hidup hanya untuk mencari kesenangan jasmani sebanyak-banyaknya, tanpa memerhatikan halal haram. Kalau berbicara halal haram mending saat ceramah dimasjid saja, jangan diluar!

BACA JUGA:  Majlis Ta’lim dan Jejaring Keilmuan Masyarakat Betawi

Istilah sikap seperti ini adalah Hedonisme.

Hal ini turut berimbas pada naluri cinta yang dimiliki generasi Indonesia. Mereka tidak memerhatikan tujuan awal penciptaan Allah SWT untuk melestarikan keturunan, tapi hanya mau mendapatkan kenikmatan belaka. Gampangnya, “mau enaktapi nggak mau anak”. Naluri disalurkan layaknya kambing, tanpa lagi memikirkan halal-haram.

Hasilnya, berbagai survei menunjukkan hal yang bikin miris, seperti 80% remaja puteri di Ponorogo perneh melakukan hubungan seks pranikah. Data ini hasil survei secara acak yang disampaikan oleh ketua KPPA (Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak) Kab. Ponorogo, Jum’at (17/12/’10).

BACA JUGA:  Roti Buaya: Tradisi Seserahan dan Simbol Kesetiaan Masyarakat Betawi

Generasi muda tidak lagi memikirkan soal surge dan neraka, tidak memikirkan masalah pahala dan siksa, yang penting kesenangan. Bahkan, hubungan dengan Tuhan saja tidak lagi dipedulikan. Menurut mereka, hanya orang kuno dan terbelakang yang masih membawa urusan agama dan Tuhan ke ruang publik. Ditambah lagi, Negara memfasilitasinya dengan menyajikan gaya hidup mewah-borjuis lewat berbagai media. Hasilnya benar-benar membuat pemikiran generasi rusak.

BACA JUGA:  Tari Topeng Betawi: Tradisi Seni Teater Pertunjukkan Masyarakat Betawi

Dari sinilah generasi zaman sekarang menjadi lemah pemahaman agamanya. Padahal, agama adalah benteng dalam kehidupan sehari-hari. Benteng penyelamat kehidupan dunia dan akhirat. Jika generasi muda terus dibiarkan, niscaya mereka akan semakin jauh dari agama Islam dan pastinya semakin terjebak dalam kehidupan seperti yang direncanakan oleh orang-orang barat.

Nanda Yurit Zul Hananah, Mahasiswi STEI SEBI.