Menjadi Seorang Entrepreneur

Beberapa tahun terakhir entrepreneurship benar-benar menjamur. Buku-buku bertemakan entrepreneur membludak ditoko buku. Seminar dan training yang menawarkan kesuksesan bisnis membludak diseluruh kota. Kompetisi dan perlombaan bagi pengusaha muda makin sering diadakan. Bahkan beberepa kampus tak mau ketinggalan mulai memasukkan mata kuliah kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib.

Tentu ini menjadi sebuah perkembangan yang menarik dan patut disyukuri. Jika dulu menjadi karyawan adalah dambaan para anak muda, sekarang justru sebaliknya, anak muda sedang berlomba-lomba merintis usahanya masing-masing. Ketika ditanya apa rencananya setelah lulus kuliah, para mahasiswa sudah tidak lagi canggung untuk menjawab, “Ingin menjadi entrepreneur”. Sebuah jawaban yang kini dirasa lebih keren dan sangat membanggakan.

Dalam Islam sendiri entrepreneur sangat dianjurkan. Rasulullah belasan abad yang lalu sudah menasihatkan entrepreneurship sangat layak dijadikan pilihan profesi bagi seorang muslim. Bahkan dengan tegas Rasulullah mewasiatkan bahwa sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada pada perniagaan. Tak hanya itu, sembilan dari sepuluh sahabat Rasulullah yang masuk surga adalah para entrepreneur yang handal.

Banyak yang memutuskan untuk memilih profesi sebagai karyawan bukan karena dorongan jiwa, tapi ketakutan menghadapi risiko. Padahal kita tentu menyadari bahwa hidup adalah kumpulan dari risiko-risiko. Bahkan ketika naik pohon pun, ada risiko untuk terjatuh.

Maka agak kurang tepat jika banyak yang tidak segera memutuskan untuk memulai usaha hanya karena alasan takut menghadapi risiko, takut gagal, takut modalnya habis, dan ketakutan-ketakutan lain yang mungkin belum tentu terjadi. Hidup sebagai entrepreneur memang harus siap dengan banyak risiko. Justru disanalah menariknya. Risiko bukan hambatan, tapi dianggap sebagai tantangan. Saya kira semua profesi dimuka bumi ini ada risikonya. Bukan hanya pengusaha bahkan karyawapun punya risiko, yaitu dimarahi atasan, risiko tanggung jawab, bahkan risiko PHK sangat mungkin terjadi.

Sekedar mengingatkan bahwa pilihan hidup sebagai entrepreneur adalah salah satu pilihan hidup yang bijak dan patut dihargai. Ada banyak keutamaan yang bisa didapat oleh para pengusaha mulim.

Pertama, yaitu peluang untuk memperluas kontribusi.
Kedua, yaitu peluang untuk lebih menghargai waktu.
Ketiga, yaitu mengkuti wasiat Rasululah.

Salim A. Fillah pernah menegaskan, mengapa investasi harus menjadi aktifitas pilihan bagi setiap mukmin, yakni agar menghargai waktu dan kerja keras, agar mengerti apa itu risiko, agar berjiwa merdeka, agar menghargai silaturahmi, agar bisa merasakan indahnya sedekah, agar lebih peka untuk bersyukur dan bersabar, serta agar merasakan nikmatnya memberi manfaat bagi orang lain. Siap jadi entrepreneur ?

Ditulis oleh Gina Rohadatul Aisyi.