Pasar Tradisional Vs Pasar Moderen

Mendengar kata Pasar Tradisional pastilah yang ada dibenak kita adalah sebuah pasar yang ramai, adanya transaksi antara penjual dengan pembeli, bau amis yang menyengat, jalanan yang becek, dan sampah-sampah yang berserakan dimana-mana.

Begitulah kondisi Pasar Tradisional yang didalamnya terdapat banyak sekali kisah termasuk interaksi sosial dalam masyarakat, adanya tawar menawar antara penjual dengan pembeli menjadikan Pasar Tradisional sebagai andalan laju perekonomian dimasyarakat khususnya masyarakat kelas menengah kebawah.

Ditengah adanya Mall-mall megah nan mewah yang berdiri di berbagai sudut kota, ternyata masih terdapat Pasar Tradisional yang sudah berpuluh-puluh tahun berdiri jauh sebelum adanya Mall-mall tersebut. Pasar Kemiri Muka, namanya memang tidak mengandung unsur kebarat-baratan layaknya Pasar Moderen lainnya, tetapi peran Pasar Kemiri Muka ini sangat penting terhadap warga, khususnya warga Depok.

Pasar Kemiri Muka yang terletak di Kelurahan Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Depok ini menyuguhkan berbagai kebutuhan pokok yang bisa didapat oleh setiap orang dengan harga yang relatif murah. “Disini tuh lengkap dan murah, mau belanja apa aja juga ada disini. Kalau di pasar moderen kan harganya jauh lebih mahal.” Ujar Yani salah satu pembeli di pasar tersebut.

BACA JUGA:  Tari Topeng Betawi: Tradisi Seni Teater Pertunjukkan Masyarakat Betawi

Selain harga bahan pokok di pasar ini tergolong murah, akses kendaraan untuk menuju pasar ini juga sangat mudah. Lokasi Pasar Kemiri Muka ini sangat berdekatan dengan Stasiun Depok Baru, Terminal, dan juga Jalan Margonda Raya. Dengan mudahnya akses kendaraan tersebut, menjadikan Pasar Kemiri Muka tidak pernah sepi pembeli.

Surati, seorang pedagang sayuran mengaku tidak pernah sepi pembeli karena aktivitas Pasar Kemiri Muka dimulai sejak dini hari. Pada waktu tersebutlah Pasar Kemiri Muka sangat ramai dikunjungi oleh pembeli. “Pembeli selalu dateng pagi-pagi supaya sayurannya masih keliatan segar. Kalau udah siang kadang dagangan saya udah tinggal sedikit.” Ujar Surati menjelaskan.

Tidak hanya para pedagang yang menjual barang dagangannya, tetapi disini juga terlihat banyak angkutan umum seperti ojek, becak yang sering mangkal di Pasar Kemiri Muka ini. Mereka selalu menawarkan untuk mengantar para pembeli yang ingin pulang dengan barang belanjaan yang cukup banyak.

BACA JUGA:  Mengenal Amicus Curiae dalam Sengketa Hasil Pilpres 2024

Namun, keberadaan Pasar Kemiri Muka ini cukup memprihatinkan, bila dibandingkan dengan pasar-pasar moderen yang dibangun dengan sedemikian nyaman. Pasar-pasar moderen tersebut lambat laun akan menggeser posisi Pasar Tradisional. Ditambah lagi, sekarang persis didepan Pasar Kemiri Muka telah berdiri sebuah Mall yang mewah, yang bernama Dmall. Mall ini berdiri jauh setelah adanya Pasar Kemiri Muka.

Ditambah lagi, saat ini Dmall sedang mendirikan sebuah Apartement yang bernama Santika. Sempat ada rumor bahwa pasar kemirimuka akan di gusur, tetapi para pedagang di pasar kemirimuka tidak tau kapan pastinya akan digusur. Mereka juga tidak akan rela jika Pasar Kemiri Muka harus digusur.

“Dulu sempet ada isu mau di gusur, tapi gatau kapan. Pedagang di pasar kemiri juga pada ga setuju kalo di gusur.” Ujar Surati selaku pedagang. Pasar kemirimuka adalah satu-satunya tempat mata pencaharian bagi orang banyak terutama para pedagang. Sehingga, mereka pun tidak akan rela jika tempat mereka mencari sesuap nasi akan di gusur.

BACA JUGA:  Majlis Ta’lim dan Jejaring Keilmuan Masyarakat Betawi

Terlihat sekali perbedaan yang mencolok antara Pasar Tradisional itu dengan Pasar Moderen yang telah berdiri. Meski begitu, tidak membuat para pengunjung di Pasar Kemiri sepi. Masyarakat masih lebih memilih untuk berbelanja di Pasar Kemiri Muka, dibandingkan ke Pasar moderen. Perbedaan harga juga mempengaruhi minat pembeli untuk tetap berbelanja di Pasar Kemiri Muka. Meskipun berbelanja di Pasar Moderen jauh lebih nyaman dan aman, tetapi harga yang disuguhkan Pasar Moderen jauh lebih tinggi dibandingkan Pasar Kemiri Muka.

Jadi, bagaimana menurut Anda? Apakah Anda lebih menyukai berbelanja di Pasar Tradisional atau Pasar Moderen?

Mawaddatul Muhammada