Majelis At Taubah: Benteng Moral dan Wadah Silaturahim Ulama di Kota Depok

image
Ketua Umum Majelis At Taubah Ustadz Roby Dongkal. | Desmoreno/depokpos

Majelis At-Taubah, wadah silaturahim para ulama, mubaligh dan asatidz se-Kota Depok menggelar Rapat Kerja (Raker) dengan tema “Maksimalisasi Dakwah dan Kepemimpinan Menuju Depok yang Aman, Nyaman dan Religius”. Raker dibuka oleh Wakil Walikota Depok, Pradi Supriyatna di Gedung MUI Kota Depok, belum lama ini.

Raker sehari yang dilaksanakan di Cilember, Puncak, Jawa Barat ini membahas program dakwah dan keumatan di Kota Depok, termasuk membantu program Pemerintah Kota Depok yang bersifat keagamaan, mengingat visi-misi kota depok sebagai Kota Religius.

Ketua Umum Majelis At Taubah Ustadz Roby Dongkal yang ditemui Depokpos mengatakan, dalam raker Majelis At Taubah juga dibahas kinerja mubaligh dalam mengembangkan program dakwah di Kota Depok. Secara spesifik, raker juga membahas masalah sosial seperti maraknya miras, dan narkoba di Kota Depok.

BACA JUGA:  BPN Depok Sosialisasian Keunggulan Sertifikat Elektronik, SDM Kunci Penting

Para ulama dan Pemkot berkomitmen untuk memberantas bersama permasalahan tersebut. Kami berbagi tugas, ulama yang menyerukan amar maruf nahi mungkar, sedangkan aparat pemerintah yang melakukan tindakan.

“Jika ada warung yang menjual miras, kami akan lakukan pendekatan dakwah untuk tidak menjual miras. Alangkah indah, jika ulama dan umaro bersatu padu untuk menyelesaikan masalah keumatan,” kata Roby.

Majelis At Taubah berpesan kepada Pemerintah Kota Depok agar mensejahterakan masyarakat. Pemkot juga harus memikirkan para asatidz di Kota Depok. Terlebih ulama selama ini berjuang tanpa pamrih untuk menjadi benteng akidah, moral dan akhlak masyarakat Kota Depok.

Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna. | Desmoreno/depokpos
Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna. | Desmoreno/depokpos

Sementara itu KH. Abu Bakar Madris yang merupakan Penasihat Majelis At Taubah mengatakan, program dakwah para ulama dan asatidz akan disinergikan dengan program pemerintah. “Kami berharap, Pemkot lebih memperhatikan ustad lekar dan sekolah madrasah swasta, termasuk kegiatan MTQ yang selama ini hidup segan mati tak mau.”

BACA JUGA:  Mobil Dilarang Melintas Jembatan Kuning, Kecuali Ambulans

Dikatakan Abu Bakar Madris, ulama dan mubaligh yang tergabung di Majelis At Taubah tidak peduli, sekalipun dewan pendirinya Pradi Supriyatna yang kini menjabat sebagai Wakil Walikota Depok, ia akan kritis kebijakan pemerintah yang bertentangan prinsip dakwah. “Jika ada yang tidak sesuai, kita tidak akan tinggal diam. Prinsip Majelis At Taubah adalah menegakkan kalimat Allah.”

Yang menjadi perhatian ulama di Kota Depok, selain persoalan miras dan narkoba, juga mencermatai perkembangan LGBT di kota ini. Termasuk soal Ahmadiyah. Dalam menjalankan misi dakwah amar maruf nahi mungkar, Majelis At Taubah berkerjasama dengan sejumlah LSM dan ormas Islam yang ada di Kota Depok, seperti FPI, NU, dan ormas lainnya.

BACA JUGA:  DPRD Kota Depok Segera Paripurnakan LKPJ Realisasi APBD Kota Depok 2023

Adapun pengajian Majelis Taubah digelar rutin setiap malam Rabu Minggu kedua. Pengajian dilakukan secara bergiliran di rumah anggota majelis atau jamaah. (Desmoreno)