DEPOK – Warga Depok kembali dihebohkan kasus pelecehan seksual di lingkungan pendidikan. Setidaknya 7 siswi SMPN 3 Depok di wilayah Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh salah seorang oknum guru.
Kasus ini pertama kali mencuat melalui unggahan akun instagram @sarahprasiskaa yang viral sejak Rabu (21/5/2025), yang menampilkan narasi korban serta bukti rekaman percakapan bernada seksual yang diduga dilakukan oleh seorang oknum guru terhadap siswi yang diajar di kelasnya.
Postingan tersebut juga menarik perhatian Wali Kota Depok Supian Suri yang turut memberikan komentarnya.
“Sudah ditindaklajuti oleh @dp3ap2kb_depok,” tulis Supian Suri dalam komentarnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Akun tersebut diketahui milik Pelatih Ekstrakurikuler Sekolah (Ekskul), Sarah, yang juga saksi mata kejadian, menyebut jumlah korban pelecehan seksual mencapai tujuh siswi.
Para siswi korban pelecehan seksual tersebut diduga dilecehkan oleh oknum guru baik secara fisik maupun verbal.
“Jadi kejadian ada yang dari 2019, itu yang saya tahu.Dan itu beda-beda untuk timeline waktunya, ada dari 2024, terus juga ada juga yang 2025,” ” kata Sarah saat ditemui wartawan, Kamis (22/5/2025).
Korban pelecehan seksual sendiri mengaku dilecehkan secara verbal oleh oknum guru dengan obrolan dewasa. Bahkan, korban didampingi orang tuanya telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah.
Selain pelecehan dalam bentuk verbal, para siswi juga diduga dilecehkan secara fisik. Oknum guru terduga pelaku meremas bokong korban hingga membantu merapikan dasinya dengan maksud menyentuh bagian payudara.
“Macam-macam ada yang berupa maaf ya kayak memeras bokong korban itu, terus ada juga yang seakan-akan ingin membantu merapikan dasi padahal gerakan tangannya seakan-akan ingin menyentuh payudara korban,” ungkapnya.
Dari tujuh korban yang melapor, mereka merupakan kelas 7, 8, dan ada juga yang sudah lulus.
Sementara Pemerintah Kota Depok melalui Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari, menyatakan bahwa pihaknya telah bergerak cepat untuk menelusuri kebenaran dari kasus yang membuat masyarakat geram tersebut.
“Semalam kami sudah menerima informasi awal, dan pagi ini tim kami langsung terjun ke sekolah untuk mengklarifikasi dan bertemu dengan pihak terkait,” ujar Nessi kepada wartawan, Kamis (22/5/2025).
Meski mengakui bahwa informasi yang dihimpun dari pihak sekolah masih terbatas, Nessi memastikan bahwa Pemkot Depok akan menyelidiki kasus ini secara mendalam dan tuntas. Menurutnya, perlindungan terhadap anak-anak khususnya di lingkungan pendidikan adalah prioritas utama.
“Jika benar ada tindakan pelecehan seksual seperti yang disebutkan dalam unggahan viral tersebut, kami siap memberikan pendampingan menyeluruh kepada korban, baik dari sisi psikologis maupun hukum,” tegasnya.
DP3AP2KB juga akan menggali langsung kesaksian para siswa yang disebut-sebut sebagai korban dalam rekaman yang beredar. Langkah cepat ini, kata Nessi, menjadi bentuk komitmen pemerintah untuk menciptakan ruang aman bagi anak-anak di sekolah.