DEPOKPOS – Lingkungan kerja yang kondusif merupakan faktor penting dalam meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan. Dalam konteks etos kerja Islami, lingkungan kerja tidak hanya mencakup aspek fisik, namun juga non-fisik seperti hubungan antar sesama karyawan, nilai-nilai yang dijunjung tinggi, serta kepemimpinan yang adil. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana lingkungan kerja yang baik dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja karyawan dari perspektif Islam.Etos kerja Islami menekankan pentingnya bekerja dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab, dan ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Dalam pandangan Islam, pekerjaan adalah ibadah. Oleh karena itu, lingkungan kerja yang mendukung nilai-nilai keislaman akan mendorong karyawan untuk bekerja dengan lebih baik dan mencapai prestasi yang optimal.
Menurut Supriyanto dan Mukzam (2018) “Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja karyawan” apabila lingkungan kerja yang bersih, sehat, nyaman, dan menyenangkan akan membuat karyawan merasa betah berada di ruang kerjanya dan lebih bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sebaliknya, apabila lingkungan kerja kurang mendukung maka akan membuat karyawan kurang betah dan kurang semangat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan manusia dalam bekerja adalah; cahaya atau penerangan, suhu udara, tata warna, kebisingan, dan hubungan kerja (Agustina & Sukwika, 2021).
Lingkungan Kerja Fisik
Kondisi fisik tempat kerja seperti pencahayaan, suhu, kebersihan, dan tata letak ruangan dapat mempengaruhi kenyamanan dan produktivitas karyawan. Dalam perspektif islam, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman adalah bentuk perhatian terhadap kesejahteraan karyawan. Ketersediaan fasilitas yang memadai, seperti ruang ibadah, tempat istirahat, dan sarana olahraga, dapa memenuhi kebutuhan spiritual dan fisik karyawan, sehingga meningkatkan motivasi dan kinerja mereka.
Lingkungan Kerja Sosial
Hubungan yang harmonis antara sesama karyawan dan antara karyawan dengan pimpinan sangat penting untuk menciptakan suasana kerja yang positif. Dalam islam, sikap saling menghormati,tolong-menolong, dan menjaga silaturahmi
Komunikasi yang terbuka memungkinkan setiap individu untuk merasa didengar, memahami peran masing-masing, dan bekerja menuju tujuan bersama dengan penuh kepercayaan. Sebaliknya, jika tempat kerja didominasi oleh karyawan atau pimpinan yang lebih mengedepankan prasangka buruk tanpa keterbukaan, akan muncul situasi di mana kesalahpahaman menjadi hal yang lumrah. Hal ini dapat berujung pada budaya saling menyalahkan yang merusak semangat kerja sama. Tanpa komunikasi yang efektif, akar permasalahan sering kali tidak terpecahkan, yang pada akhirnya menghambat inovasi dan perkembangan. Oleh karena itu, keterbukaan dalam komunikasi bukan hanya penting untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk membangun budaya kerja yang kolaboratif dan harmonis.
Allah ta’ala berfirman:
يٰٰٓايَُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا منَ الظَّ نِ اِنَّ بَعْضَ الظَّ نِ اِثْمٌ وَّلََ تَجَسَّسُوْا وَلََ يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ
اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللَّٰۗ اِنَّ اللَّٰ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Hujurat: 12)
Ayat di atas menjelaskan larangan untuk menjauhi banyak prasangka kepada sesama, terutama prasangka buruk kepada orang lain, apalagi menggunjingkan orang lain.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini memberikan pemahaman kepada kita untuk selalu berhati-hati pada setiap prasangka yang muncul hingga diketahui kebenarannya. Umat Islam seharusnya selalu berprasangka baik kepada Allah dan orang-orang beriman. (Marah Labid, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1417 H], jilid II, hal 439).
Lingkungan kerja yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan. Dalam konteks etos kerja Islami, lingkungan kerja tidak hanya mencakup aspek fisik, namun juga non-fisik seperti nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan hubungan antar sesama karyawan. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas kerja, inovasi, dan komitmen karyawan.
Ahmad Dzunun Azkaruzzaman
Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka