Menemukan Kebahagiaan dalam Perspektif Agama Islam dan Psikologi

Menemukan Kebahagiaan dalam Perspektif Agama Islam dan Psikologi

DEPOKPOS – Sejatinya manusia mencari kebahagiaan dalam hidupnya. Setiap orang hidup sudah pasti menginginkan kebahagiaan, baik orang tua, dewasa, bahkan anak kecil juga menginginkan kebahagiaan di dalam hidupnya. Semua orang menginginkan fasilitas hidup seperti kendaraan, tempat tinggal, pakaian, dan teman yang dapat diajak bersosialisasi. Semuanya diinginkan agar memperoleh kebahagiaan.

Jika dilihat dari beberapa persepktif, kebahagiaan masih belum mengenal kata final, karena kebahagiaan bermacam-macam dan berbeda antara satu sama lain. Istilah bahagia adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh semua manusia yang merupakan tujuan hidupnya.

Bacaan Lainnya

Untuk mendapatkan kebahagiaan seseorang harus memulai langkah awal dengan sesuatu yang dinamakan cinta. Berilah cinta karena cinta merupakan suatu bentuk penghargaan yang memperkuat intensitas hubungan sosial dengan sahabat, keluarga, pasangan, dan bahkan teman kerja sehingga akan mempermudah mendapatkan kebahagiaan.

Menurut beberapa filsuf Barat khususnya para filsuf zaman klasik seperti Aristoteles, Plato, dan Socrates berpendapat bahwa kebahgiaan adalah suatu Tingkat pencapaian tertinggi seseorang. Kebahagiaan dapat dicapai dengan sikap yang baik, hati yang damai, dan tubuh yang sehat.

Kebahagiaan dalam Perspektif Agama Islam

Dalam Al-Qur’an, kata Bahagia ialah terjemahan dari kata Sa’id. Selain kata Sa’id, kata Falah, Najat, dan Najah juga digunakan Al-Qur’an dalam makna bahagia. Menurut Al-Qur’an, ada enam cara untuk memperoleh kebahagiaan hidup, yakni;

1. Menanamkan keyakinan bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan
2. Bersyukur atas nikmat yang diberikan, ridha, sabar, dan tawakkal atas segala musibah
3. Memaafkan orang lain jika melakukan kesalahan
4. Menjauhi buruk sangka
5. Menjauhi kebiasaan marah-marah ketika menghadapi atau tertimpa sesuatu
6. Mengurangi keinginan yang bersifat duniawi dengan zuhud dan qona’ah

Kebahagiaan dalam Perspektif Psikologi

Dalam perspektif psikologi, kebahagiaan terdapat dalam kebermaknaan hidup manusia yang selalu bersyukur. Sebab ia merasa terus menerus diawasi oleh Allah SWT. Kebermaknaan hidup akan memberikan sesuatu yang berharga dan berkontribusi membangun aktivitas kita sehari-hari.

Kebahagiaan adalah kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan gembira, puas, senang, dan terpenuhi meskipun kebahagiaan memiliki definisi yang berbeda, kebahagiaan sering digambarkan melibatkan emosi positif dan kepuasan hidup.

Cara menemukan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari

Tetapkan harapan yang realistis

Setiap orang memiliki emosi yang negatif dan positif. Oleh karena itu, penting untuk mempunyai ekspektasi yang realisitis sejak awal. Hal ini untuk menghindari kekecewaan yang muncul dari ekspektasi yang tidak terpenuhi.

Keseimbangkan kesibukan dan peningkatan diri

Kondisi stres yang tidak terkelola dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik maupun mental. Maka dari itu, kunci untuk hidup bahagia adalah menyeimbangkan antara kesibukan dna peningkatan diri.

Jangan abaikan emosi negatif

Nyangkal emosi negatif bisa menurunkan kepuasaan dalam diri. Selain itu, hal ini juga bisa memberi banyak tekanan kepada tubuh yang dapat bermanifestasi sebagai gejala fisik seperti sakit kepala dan masalah pencernaan.

Rangkul diri sendiri

Alih-alih menyalahkan diri sendiri atas segala sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan, psikolog menyarankan untuk menganggap diri sendiri sebagai anugrah. Kamu bisa menikmati waktu dengan melakukan berbagai hal yang kamu suka sebagai bentuk cinta kepada diri sendiri.

Jalin interaksi sosial

Sesuatu yang bermakna seperti menghabiskan waktu bersama orang tersayang atau bergabung dengan klub kobi bisa membantu kamu merasakan kebahagiaan yang lebih besar.

Cobalah menjadi dirimu yang lain

Cobalah untuk menggunakan pendekatan yang berlawanan dengan intuisi. Kamu bisa memperluas cara berpikir dengan berperilaku dengan cara yang berbeda dari biasanya. Sederhananya, melakukan hal-hal yang tidak seperti dirimu biasanya bisa membuat kamu lebih dekat dengan versi dirimu yang paling kamu inginkan

Fadia Mahesa dan Gadis Sabrina Ubaidah
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Prodi Psikologi.

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Pos terkait