DEPOKPOS – Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tasya Aspiranti dkk. dalam artikel “Shariah Governance Reporting of Islamic Banks: An Insight from Malaysia,” beberapa opini penting dapat dibahas secara mendetail mengenai praktik pelaporan tata kelola syariah (SGR) di bank-bank Islam (IB) Malaysia. Berikut ini merupakan opini berdasarkan temuan penelitian tersebut:
Kualitas Pelaporan SGR di Malaysia Penelitian ini mengungkapkan bahwa bank-bank Islam di Malaysia umumnya melaporkan informasi tata kelola syariah di atas rata-rata, dengan skor lebih dari 60% dalam indeks pelaporan. Ini menunjukkan bahwa pelaporan terkait SGR cukup kuat, yang menunjukkan komitmen terhadap pengungkapan informasi yang relevan dan kepatuhan syariah. Namun, meskipun skor keseluruhan cukup memadai, dimensi tertentu seperti transparansi keseluruhan dan pelaporan terkait komite syariah dan audit syariah masih berada di bawah standar rata-rata. Hal ini menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan dalam meningkatkan kualitas pelaporan di bidang-bidang ini.
Dimensi Kunci yang Diungkapkan Dari enam dimensi yang dianalisis dalam penelitian ini (komite syariah, tinjauan syariah, audit syariah, risiko syariah, transparansi keseluruhan, dan pemegang akun investasi), tinjauan syariah dan risiko syariah dilaporkan di atas rata-rata. Sebaliknya, audit syariah dan transparansi keseluruhan adalah dua area yang memerlukan perhatian lebih karena masih di bawah ekspektasi. Ini bisa menjadi sinyal bagi regulator dan pemangku kepentingan bahwa perlunya peningkatan pengawasan dan pelatihan terkait pelaporan di dimensi-dimensi ini.
Selanjutnya, peneliti juga telah memilih IB di Malaysia sebagai subjek penelitian. Pilihan ini tepat karena Malaysia merupakan salah satu pusat industri keuangan Islam terkemuka di dunia sehingga praktik SGR IB di sini layak untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai implementasi praktik terbaik SGR yang sesuai dengan standar global.
Adapun beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam penelitian ini adalah penjelasan mengenai metode analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data empiris yang terkumpul, seperti uji beda atau regresi. Hal ini perlu ditambahkan agar kesimpulan yang diambil dapat lebih terdukung secara statistik. Selain itu, rujukan literatur terhadap penelitian terkini yang relevan perlu ditambahkan lagi untuk memperkuat landasan teori penelitian.
Studi ini menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam praktik pelaporan antar bank Islam di Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kerangka peraturan yan signifikan dalam praktik pelaporan antar bank Islam di Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kerangka peraturan yang mengatur pelaporan tata kelola syariah, penerapan dan tingkat kepatuhannya masih bervariasi di antara bank. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti sumber daya, kompetensi internal, dan tingkat komitmen manajemen terhadap tata kelola syariah yang baik.
Beberapa temuan penting dari penelitian ini antara lain:
Secara keseluruhan, IB di Malaysia telah melaporkan informasi SGR diatas rata-rata yakni sebesar 60%. Hal ini menunjukkan kesadaran IB akan pentingnya transparansi praktik SGR.
Dimensi pelaporan SGR yang paling dominan adalah tinjauan syariah dan risiko syariah, masing-masing dilaporkan diatas rata-rata. Sedangkan dimensi lain seperti komite syariah, audit syariah, dan transparansi keseluruhan masih di bawah rata-rata.
Pola pelaporan SGR bervariasi antar IB, dengan beberapa bank lebih fokus pada dimensi tertentu dibandingkan yang lain. Hal ini menunjukkan perbedaan praktik SGR.
Secara tematik, pelaporan SGR kurang tersebar dan kurang memfokuskan pada tema-tema penting seperti larangan syariah dan pengawasan komite syariah.
Temuan-temuan di atas memberikan wawasan yang bermanfaat. Namun, peneliti belum menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan pola SGR antar IB. Analisis lebih lanjut perlu dilakukan dengan menggunakan variabel seperti ukuran bank, kepemilikan, dan tingkat konservatif syariah. Selain itu, peneliti belum membandingkan hasilnya dengan studi serupa di negara lain untuk mengetahui perbedaan praktik SGR antar negara. Untuk itu, penelitian lanjutan perlu dilakukan.
Temuan penelitian ini memberikan implikasi penting bagi manajer dan regulator industri perbankan Islam. Wawasan yang diperoleh dapat digunakan sebagai panduan bagi manajer bank untuk meningkatkan kualitas pelaporan tahunan mereka, serta sebagai acuan bagi regulator seperti Bank Negara Malaysia (BNM) dan Dewan Jasa Keuangan Islam (IFSB) untuk menyempurnakan regulasi guna memastikan kepatuhan yang lebih tinggi terhadap tata kelola syariah. Peningkatan dalam transparansi dan kualitas audit syariah dapat membantu memperkuat kepercayaan publik dan memperbaiki reputasi bank-bank Islam di mata para pemangku kepentingan.
Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa bank-bank Islam di Malaysia telah melakukan pelaporan yang cukup baik, aspek transparansi dan audit masih perlu ditingkatkan. Upaya lebih lanjut dalam meningkatkan pelatihan auditor dan memastikan independensi audit syariah sangat disarankan. Langkah ini dapat membantu bank-bank Islam untuk mematuhi standar tata kelola yang lebih ketat dan merespons kebutuhan pasar yang dinamis.
Secara keseluruhan, menurut saya penelitian ini menyoroti pentingnya penguatan dan konsistensi dalam praktik pelaporan tata kelola syariah di Malaysia. Implementasi perbaikan di bidang transparansi dan audit syariah diharapkan dapat mendorong terciptanya lingkungan perbankan Islam yang lebih transparan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Hasil menunjukkan bahwa bank Islam di Malaysia melaporkan informasi terkait tata kelola syariah dengan rata-rata di atas 60%. Dimensi “tinjauan syariah” dan “risiko syariah” dilaporkan lebih baik, sedangkan dimensi seperti “komite syariah”, “audit syariah”, “transparansi keseluruhan”, dan “pemegang akun investasi” dilaporkan di bawah rata-rata. Perbedaan statistik antar bank dalam praktik pelaporan juga ditemukan, menegaskan perlunya peningkatan standar pelaporan untuk menjaga kepercayaan dan kepatuhan Syariah.
Nama: Azra Atsyari
Kelas: akuntansi Syariah 2021
Mata Kuliah: Auditing Syariah