DEPOKPOS – Ende, Flores – di ujung timur pulau Flores, tepatnya di Kota Ende, terdapat sebuah kota yang di kenal dengan sebutan “Kota Pancasila“. Kota ini menjadi simbol perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita luhur yang terkandung dalam Pancasila.
Kota Ende memiliki Sejarah yang erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno Proklamator kemerdekaan Indonesia mengumumkan proklamasi kemerdekaan di Jakarta namun, beberapa hari sebelumnya Soekarno dan Hatta ditangkap oleh Jepeng dan di buang ke Ende Flores.
Berada di pesisir Selatan pulau Flores, kota ini menjadi tempat munculnya Pancasila dari hasil perenungannya dibawah pohon sukun.
Pada 14 Januari 1934 Soekarno memulai masa pengasingannya di Ende karena di anggap membahayakan kepentingan klonial. Dalam sepi Soekarno tidak menemukan lawan bicaranya yang sepadan, yang ada hanya para nelayan dan petani, kemudian ia memilih untuk banyak merenung seorang diri.
Berada di tempat pengasingan membuat Soekarno lebih berpikir jernih tentang banyak hal. Mulai dari mempelajari agama islam lebih mendalam, belajar tentang pluralisme, hingga melakukan kegiatan melukis maupun menulis drama pementasan. di bawah pohon sukun ia menatap nanar laut luas.
Lewat perenungan dan gejolak batinnya, ia menggali seperti apa dasar negara yang mampu menyatukan segala perbedaan bangsanya yang tertakdir beragam. Menggali nilai hidup bangsa yang terjajah, kemudia ia rumuskan sebagai lima butir Mutiara.
Buah dari renungan di bawah pohon sukun tersebutlah yang melahirkan tiap butir nilai kehidupan dalam Pancasila yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia. Kala itu Soekarno Bersama dengan sang isteri Inggit Garnasih, anak angkatnya Ratna Djuami dan Kartika serta mertuanya yang Bernama ibu Amsi, diasingkan ke kota Ende oleh Belanda pada tanggal 14 januari 1934 hingga 18 oktober 1938.
Itulah mengapa kota Ende kerap disebut sebagai kota Pancasila. Dalam kota ini juga terdapat rumah pengasingan Soekarno selama di kota Ende dan juga taman renungan Pancasila yang kini menjadi destinasi kaya Sejarah.
Selama pembuangan di kota Ende, Soekarno dan Hatta terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, mereka mengadakan pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh Masyarakat setempat untuk membahas konsep negara yang akan di bangun.
Dari sinilah, gagasan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mulai terbentuk. Setelah Indonesia Merdeka, pemerintah daerah Ende kemudian menetapkan kota Ende sebagai “Kota Pancasila” pada tahun 1995. Hal ini untuk mengenang perjuangan Soekarno dan Hatta serta menjadikan kota Ende sebagai simbol perwujudan Nilai-nilai Pancasila.
Pembangunan kota pamcasila dalam Upaya mewujudkan kota Pancasila, pemerintah daerah Ende telah melakukan berbagai Langkah konkret, antara lain :
Penataan tata ruang kota, pemerintah daerah telah merancang tata ruang kota yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti Pembangunan taman, monument dan fasilitas publik yang menggambrkan semangat persatuan, keadilan, dan kemanusiaan.
Pembangunan ekonomi, Masyarakat kota Ende mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan, seperti pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah serta koperasi. Hal ini sejalan dengan prinsip keadilan sosial dalam Pancasila.
Pembinaan kehidupan beragama, pemerintah daerah memfasilitasi dialog dan interaksi antar umat beragama untuk memupuk toleransi dan kerukunan. Hal ini mewujudkan nilai Ketuhanan yang Maha Esa.
Peningkatan partisipasi Masyarakat, pemerintah daerah mendorong keterlibatan Masyarakat dalam proses Pembangunan kota, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan. Hal ini sejalan dengan prinsip demokrasi dalam Pancasila.
Dengan upaya-upaya tersebut, kota Ende diharapkan dapat menjadi contoh nyata dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Putri Daeng
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pamulang