Bagaimana Islam Memandang Ujian?

Bagaimana Islam Memandang Ujian?

Oleh: Riska Wulan, S.Pd., Alumni PGSD UNJ

Bagi kita orang beriman pertolongan Allah pasti datangnya. Namun, penting bagi kita untuk mengingat bahwa pertolongan tidak selalu datang dalam bentuk yang kita harapkan. Seperti makna dalam potongan ayat “inna ma’al ‘usri Yusra,” bahwa sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Mungkin kemudahan tidak menjadikan orang mati hidup kembali, atau orang yang kehilangan benda seperti flashdisk dapat menemukan kembali dengan flashdisknya.

Bacaan Lainnya

Pertolongan bisa saja datang melalui aspek lain dari diri kita. Perkara ini sudah terjadi sejak dahulu. Contoh saat Asiyyah disiksa oleh Fira’un, ia justru diperlihatkan tempatnya di surga. Hal itu membuat ia bisa tersenyum menjelang kematiannya. Itulah pertanda bahwa pertolongan Allah bisa dalam bentuk keteguhan hati bahkan disaat menghadapi tirani.

Orang saat ini mungkin sulit untuk mengambil pelajaran tentang kesabaran dari kisah orang terdahulu. Hal itu terjadi lantaran kita yang hidup di masa kini berbeda zaman dengan para Nabi dan sahabat-sahabatnya. Kita pun tidak menyaksikan secara langsung bagaimana keteguhan hati mereka. Namun, MasyaAllah di penghujung 2023 ini, Allah membuka pintu hati banyak Muslimin yang telah tertidur dalam kurun waktu lama. Begitu banyak pelajaran yang bisa dipetik tentang kesabaran dan keimanan kita di tahun ini.

BACA JUGA:  Lebih dari 400 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Terakhir Israel di Gaza

Misalnya ketika kita menyaksikan sendiri apa yang terjadi di tayangan televisi, surat kabar dan media sosial tentang ketabahan warga Palestina menghadapi serangan Zionis Yahudi di Jalur Gaza. Di antara banyaknya tayangan seputar korban yang berjatuhan dan kekacauan yang terjadi di Gaza, kita melihat bagaimana orang-orang yang menderita kelaparan, terluka secara fisik, kehilangan sanak saudara, rumah dan segala yang mereka punya, masih tegar menyebut “hasbunallah wani’mal wakil” yang artinya cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami. Dialah Allah, sebaik-baik pelindung.

Orang-orang di Gaza jelas mengajari kita tentang arti keimanan yang sesungguhnya! Bahwa meski kita tidak akan pernah bisa menghentikan badai yang melanda hidup kita, kita selalu punya Allah yang memberi tempat berlindung. Uniknya, pelajaran berharga ini tidak hanya mengetuk pintu hati umat Islam, namun juga pemeluk agama lain yang akhirnya memutuskan untuk mempelajari Islam lebih dalam. Dilansir dari situs faktabanten.co.id, (3/12/2023), dalam sebulan terakhir 30 perempuan Australia masuk Islam. Mereka mengucapkan syahadat di Masjid Meadow Heights di Melbourne, Australia.

Keputusan mereka memeluk agama Islam tentu tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan disebabkan rasa heran atas ketabahan dan keimanan orang-orang di Gaza yang kemudian menyentuh hati mereka. Salah seorang wanita Australia yang masuk Islam melakukan wawancara singkat dan mengungkapkan, “Aku merasa sedang bahagia, banyak kedamaian sejak dua pekan lalu. Aku masuk Islam karena apa yang sedang terjadi di Gaza. Dan aku ingin lebih dekat dengan Islam dan Allah.” Demikian ungkapan Jaqueline Retzack, dan ia bukan satu-satunya orang yang mengambil keputusan untuk menjadi seorang Muslim baru-baru ini.

BACA JUGA:  Pelajar Indonesia di Turki Berbagi Kebahagiaan Ramadhan dengan Anak-Anak Palestina di Yordania

Pada Oktober lalu, seorang influencer dan penulis terkenal di TikTok Amerika Megan Rice juga masuk Islam setelah membaca kandungan Al-Qur’an. Perjalanannya menuju Islam dimulai ketika mendirikan klub buku Agama Dunia untuk membaca Al-Qur’an terkait dengan genosida yang sedang berlangsung di Gaza. Ia melihat bahwa begitu banyak pelajaran yang bisa diambil dari kesabaran seseorang yang sedang diuji, sementara tidak ada satupun pelajaran yang bisa diambil dari kesombongan dan kebencian.

Kalau kita mau sedikit merenung, ujian yang kita alami sebenarnya mengarahkan kita ke banyak tujuan. Ujian dapat memurnikan hati dan pikiran. Banyak orang yakin, Allah menguji kita untuk melihat apa yang akan kita lakukan. Nyatanya Allah memang selalu mengetahui bagaimana kita bereaksi. Ia Maha Tahu semua yang ada di depan dan belakang kehidupan kita. Maka ujian tidak hanya bertujuan untuk memperlihatkan diri kita kepada Allah, tapi juga memperlihatkan diri kita kepada diri sendiri. Melalui ujian, kita bisa melihat hal-hal yang tersembunyi di dalam diri kita. Apakah itu kemarahan atau kesabaran.

BACA JUGA:  Israel Minta Restu AS Sebelum Bombardir Gaza

Lantas untuk apa Allah memperlihatkan itu? Dalam Surah Ali-Imran ayat 154 Allah berfirman, yang artinya, “Allah menguji apa yang ada dalam dadamu untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu.” Sesungguhnya ketika orang beriman ditempa ujian, kekotoran hatinya sedang dibersihkan. Hati kita mungkin diliputi banyak luka, tetapi setiap bekas luka itu menjadi tanda bagaimana keburukan mencoba menghancurkan kita dan itu tidak berhasil.”

Ujian juga bisa menjadi jalan bagi kita untuk kembali kepada Allah. Cara pertama, bisa melalui karunia yang diberikan-Nya lalu kita bersyukur dan mendekat pada-Nya. Kedua, bisa dengan dosa-dosa yang kita sadari lalu kita bertobat dengan kerendahan hati. Ketiga, bisa melalui hasrat akan kebutuhan manusiawi sehingga kita mencari-cari Allah untuk memohon pertolongan-Nya. Keempat, melalui malapetaka agar kita menyadari bahwa semua yang ada di bumi adalah kepunyaan-Nya; semua akan kembali kepada-Nya.

Semoga ujian yang menimpa kita dan kaum Muslimin saat ini bisa membentuk diri kita untuk berubah lebih baik dari hari ke hari. Semoga ujian juga membantu kita mendekat kepada Allah, membantu kita membuka pintu hati orang-orang di sekitar kita, sehingga kita dapat mewujudkan kehidupan Islam di seluruh dunia dengan kebaikan dan kasih sayang.[]

Riska Wulan
Alumni PGSD UNJ

Pos terkait