Sekolah Wartawan UGM Kupas HAKI di Indonesia

Sekolah Wartawan UGM Kupas HAKI di Indonesia

DEPOKPOS – Humas dan Keprotokolan UGM kembali menggelar Sekolah Wartawan. Sekolah Wartawan kali ini mengangkat tema Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dengan pembicara Kepala Humas dan Keprotokolan UGM, Dina Widyaputri Kariodimedjo, S.H., LL.M., Ph.D, sekaligus dosen Departemen Hukum Bisnis, Fakultas Hukum UGM.

Tidak hanya soal pemahaman materi rumpun HAKI yang telah dikenal selama ini meliputi hak cipta, merk dan paten, Dina Widyaputri Kariodimedjo juga menyampaikan materi HAKI menyangkut rahasia dagang, desain industri, indikasi geografis, perlindungan tata letak sirkuit dan perlindungan varietas tanaman.

BACA JUGA:  UI Beri Gelar Adjunct Professor Kepada Pakar Endodontik UPenn AS

Agar lebih memudahkan memberi pemahaman soal HAKI, Dina kali ini menyampaikan materi dengan menggunakan media berbagai produk barang secara langsung. Hal ini diharapkan lebih mudah membedakan pemahaman terkait hak cipta, merk, desain industri dan lain-lain.

“Ini penting disampaikan jangan sampai nanti salah pemahaman, misal salah tulis atau muncul tulisan mematenkan musik. Karena yang paten-paten mestinya kan menyangkut soal perlindungan teknologi baru,” ujarnya, di ruang Sidang I UGM, Kamis (25/5).

Dina bersyukur dengan munculnya kesadaran tinggi para pelaku industri dan masyarakat menyangkut HAKI, terutama di pendaftaran merek. Hanya saja di pendaftaran merek ini juga dimanfaatkan oleh banyak pihak asing.

BACA JUGA:  UI Gelar Pendampingan Hukum: Mendekatkan Ilmu Dengan Realitas Sosial

Sangat disayangkan sistem perlindungan untuk merk digunakan oleh pihak asing untuk melindungi kepentingan mereka. Artinya, tetap saja kapasitas bangsa Indonesia yang meningkat masih tetap kurang dibanding negara-negara seperti India.

“Tetap saja paten mereka lebih banyak dibandingkan kita yang di dalam negeri,” terangnya.

Demikian pula yang terjadi di perguruan tinggi di Indonesia. Meski sudah meningkat cukup banyak, tetapi masih kalah jauh dibandingkan dengan negara-negara lain.

BACA JUGA:  Melampaui Batas Geografis: Kisah PAP Rangers Membawa Pendidikan Modern ke Pelosok Karimunjawa

Dina berpandangan sebagian besar penelitian di perguruan tinggi di Indonesia belum sampai hingga paten. Potensi paten ada dan sudah dilakukan tetapi terkadang kalah cepat dari pihak lain.

“Padahal, menyangkut paten ini kan harus cepet-cepetan, dulu duluan sama seperti merk. Kita sudah bagus, sudah meningkat tetapi jika dibandingkan negara lain masih jauh,” imbuhnya.

Penulis : AgungNugroho
Foto : Donnie

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait