DEPOKPOS – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) melalui Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat-Pencegahan (IKGM-P) bekerja sama dengan Fakulti Pergigian Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia untuk berkolaborasi memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penanganan kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus. Kegiatan bertajuk “Together We Care” ini dikemas dalam program pertukaran mahasiswa pascasarjana (student exchange) dan staf pengajar UiTM Malaysia di FKG UI, pada 28 April–13 Mei 2023.
Dekan FKG UI, Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc., Sp.Ort(K), menilai kolaborasi internasional antara Indonesia dan Malaysia perlu dikembangkan secara berkelanjutan agar memberikan dampak yang positif dalam peningkatan pengetahuan serta kompetensi staf dan mahasiswa dari kedua negara. “Program ini diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam upaya penurunan angka penderita penyakit gigi dan mulut di tanah air, terutama bagi anak berkebutuhan khusus,” ujar drg. Nia.
Pada kesempatan itu, dosen UiTM, yaitu Associate Professor Dr. Mas Suryalis Ahmad dan Dr. Aswin Azzilah, memberi kuliah umum terkait penanganan dan manajemen perilaku pasien berkebutuhan khusus. Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), kebersihan gigi dan mulut merupakan masalah yang sering muncul dalam aspek kesehatan dan sosial terutama pada anak berkebutuhan khusus. Di Indonesia, persentase anak berkebutuhan khusus sekitar 7–10% dari jumlah penduduk. Dari total tersebut, sebanyak 81,36% memiliki kebersihan gigi dan mulut yang buruk.
Anak berkebutuhan khusus lebih rentan mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut karena memiliki kondisi fisik intelektual sosial dan emosional yang berbeda. Penyebabnya dapat dikaitkan dengan infeksi mulut dan penyakit periodontal, kelainan lahir kraniofasial, serta kelainan email. Permasalahan ini juga bisa disebabkan oleh obat-obatan tertentu, diet khusus, dan masalah kebersihan. Beberapa gangguan yang sering mereka alami adalah penumpukan kalkulus yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis, hipoplasia email, karies, gigi berjejal, maloklusi, anomali gigi, bruxism, keausan permukaan gigi, serta trauma dentoalveolar.