DEPOKPOS – Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Dirjendiktiristek RI), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPU, Asean Eng., melakukan peninjauan lokasi pelaksanaan UTBK-SNBT 2023 gelombang kedua di Kampus UI Depok, (25/5).
Dalam kegiatan tersebut, Prof. Nizam didampingi oleh Wakil Ketua 1 SNPMB, Prof. Dr. Yuliandri, S.H., M.H., dan Ketua Eksekutif SNPMB, Prof. Dr. Budi Prasetyo Widyobroto, DESS., DEA. Peninjauan terhadap pelaksanaan seleksi masuk yang dilakukan setiap tahun ini bertujuan memonitor langsung situasi dan kondisi di tempat.
Pada peninjauan yang dilakukan pagi ini, Prof. Nizam bersama jajarannya disambut langsung oleh Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset UI, Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA. Peninjauan UTBK pagi ini diawali dengan mengunjungi Ruang Lab A, Gedung A, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI dan berlanjut meninjau pelaksanaan UTBK di Ruang LC 2023, Gedung C, Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) UI. Sebelum meninggalkan peserta ujian, Prof. Nizam sempat berkeliling ruang ujian, memberikan semangat kepada para peserta sebelum ujian dimulai. Ia juga mengingatkan kepada peserta untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai ujian.
Dari peninjauan yang telah dilakukan, Prof. Nizam mengapresiasi upaya UI dalam menyelenggarakan UTBK 2023 sehingga pelaksanaan ujian dapat berjalan dengan baik. “Dari pengamatan yang sudah kami lakukan, pelaksanaan UTBK di Kampus UI Depok ini berjalan dengan lancar. Dari kesiapan pelaksanaan dan kehadiran para peserta juga semua hadir on time. Dilihat dari data yang ada, tingkat ketidakhadiran rendah sekitar 2-3% jika dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sekitar 4-5%. Ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan keseriusan peserta dalam mengikuti ujian juga meningkat,” ujar Prof. Nizam.
Dalam pelaksanaan UTBK tahun ini, Prof. Nizam berharap dari ujian ini mampu mendapatkan calon-calon mahasiswa yang potensial untuk masuk dan mengikuti pendidikan di perguruan tinggi. Melalui soal-soal tes potensi skolastik (TPS), literasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta penalaran matematika, diharapkan dapat lebih mengukur potensi dan kapasitas para peserta yang tidak hanya memiliki kemampuan menghafal.