DEPOKPOS – Gerakan seruan untuk berhenti membayar pajak sudah ada sejak pertengahan Juli 2022. Saat itu, tagar #StopBayarPajak menjadi trending di Twitter untuk beberapa lama.
Tak jelas apa pemicunya, tapi yang pasti cukup membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kesal. Menurutnya orang yang menyuarakan hashtag stop bayar pajak berarti tidak ingin melihat Indonesia maju.
“Kalau ada hashtag gak bayar pajak, ya berarti anda gak kepengen tinggal di Indonesia, gak ingin lihat Indonesia bagus,” ungkap Sri Mulyani dalam Perayaan Hari Pajak, Selasa (19/7/2022), di lansir CNBC Indonesia.
Tahun berganti, permasalahan tetap tak berganti.
Tagar #StopBayarPajak kembali menggema bahkan lebih lantang dari yang sebelumnya.
Penyebabnya apalagi kalau bukan viral harta kekayaan fantastis eks pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo yang kini mulai terkuak ternyata berefek besar terhadap kepercayaan masyarakat terhadap badan pengelolaan pajak negara.
Masyarakat pun dibuat semakin dibuat kesal dengan tren pamer kekayaan petinggi pajak dan keluarganya. Imbasnya adalah ramai ajakan dari warganet untuk setop bayar pajak.
Hashtag #StopBayarPajak ikut bergaung di berbagai platform media sosial. Warganet menilai pajak yang dibayarkan ke negara ternyata hanya untuk memperkaya para pejabat pajak korup macam Rafael Alun dan kroni-kroninya.
Mantan pimpinan KPK Saut Situmorang turut mengomentari maraknya seruan #StopBayarPajak di media sosial. Menurutnya, bentuk kekecewaan masyarakat terhadap gaya hidup mewah para pejabat pajak harus direspon KPK dengan melakukan penyelidikan asal harta pejabat pajak.
Menurut Saut, kalau ada pejabat pajak yang terindikasi memperkaya diri sendiri, maka KPK harus melakukan penindakan dengan undang-undang yang sudah ada.
Respon Sri Mulyani
Merespon tagar tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, pajak merupakan penerimaan negara tertinggi dalam keuangan negara. Saking pentingnya, ia bilang Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa naik tiga kali lipat jika rakyat tak taat pajak.