DEPOKPOS – Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW pernah melakukan perjalanan yang sangat jauh, tetapi hanya dilakukan selama satu malam. Ia berangkat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Bukan hanya itu, dirinya juga menginjakkan kaki ke langit ke-7.
Peristiwa yang sangat sulit diterima oleh akal ini dikenal dengan sebutan Isra Miraj. Kendati demikian, seorang muslim tidak boleh menolak kebenaran perjalanan Rasulullah itu, melainkan wajib mengimaninya.
Kamu tentu bertanya-tanya, bagaimana sejarah dari kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, kan? Apa saja yang ia lakukan selama perjalanan tersebut?
Apa Itu Isra Miraj?
Apakah kamu tahu kalau Isra dan Miraj itu sedikit berbeda? Dilansir Rumaysho, Isra artinya ‘perjalanan di malam hari’, sedangkan Miraj berarti ‘alat yang digunakan untuk naik’.
Adapun pengertian Isra Miraj Nabi Muhammad SAW adalah perjalanan Nabi dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) pada malam hari yang kemudian dilanjut dengan perjalanan hingga menembus langit ketujuh.
Peristiwa Isra Rasulullah dari Makkah ke Palestina terekam dalam Surah Al-Isra’ ayat 1. Bunyinya adalah
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra, [17]:1).
Sementara untuk Miraj, perjalanan tersebut kebanyakan dibahas dalam riwayat hadis, terutama Bukhari dan Muslim, yang akan detikers lihat di bagian selanjutnya.
Hadis yang Menceritakan Sejarah Kisah Isra Miraj
Berdasarkan Tafsir tentang Peristiwa Isra’ Mi’raj oleh Haris (2015), hadis yang mengisahkan sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW berasal dari hadis mutawatir. Artinya, hadis tersebut diriwayatkan oleh banyak orang sehingga kebenarannya terjamin dan kecil kemungkinan isinya dusta.
Dalam kitabnya Al Isra’ wal Mi’raj, Al Albani menyebutkan bahwa ada 16 sahabat yang meriwayatkan peristiwa Isra Miraj, antara lain Anas bin Malik, Abu Dzar, Malik bin Sha’sha’ah, Ibnu ‘Abbas, Jabir, Abu Hurairah, Ubay bin Ka’ab, Buraidah ibnul Hushaib Al-Aslamy, Hudzaifah ibnul Yaman, Syaddad bin Aus, Shuhaib, Abdurrahman bin Qurrath, Ibnu “Umar, Ibnu Mas’ud, ‘Ali bin Abi Thalib, dan ‘Umar bin Khattab.