Pengaruh Gizi Terhadap Perkembangan Balita

Pengaruh Gizi Terhadap Perkembangan Balita

DEPOK POS – Status gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktivitas. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain penyakit menular, konsumsi pangan, tingkat keluarga, jumlah keluarga, tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan gizi, pelayanan kesehatan, budaya pangan dan gizi orang tua. Kelompok rentan gizi adalah kelompok masyarakat yang paling rentan mengalami gangguan gizi pada saat masyarakat mengalami kekurangan pangan. Pada umumnya anak balita rentan terhadap gizi karena anak balita mengalami perkembangan yang relatif cepat sehingga membutuhkan zat gizi dalam jumlah besar.

Status gizi balita adalah keadaan fisik tubuh yang dihasilkan dari asupan makanan dan pemanfaatan zat gizi. Anak-anak perlu dirawat, mereka perlu dirawat. Jika status gizi balita tidak diperhatikan, dapat timbul komplikasi pada kesehatannya. Misalnya, anak cepat terkena kekurangan energi, gangguan otak dan sejenisnya. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka menjadi masalah gizi utama, terutama bagi anak balita.

Karena zat gizi ini umumnya mempengaruhi pertumbuhan dan masa kanak-kanak. Penelitian ini merupakan kajian tentang peran gizi dalam tumbuh kembang anak, yang seharusnya memberikan pengetahuan penting kepada orang tua dan orang dewasa di sekitar anaknya untuk memahami peran gizi dalam tumbuh kembang anak. Peran gizi sangat diperlukan dan harus diambil sedini mungkin. Pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti karbohidrat sebagai sumber bahan bakar (energi), protein sebagai bahan penyusun, dan vitamin atau mineral sebagai zat pengatur, membantu mencegah penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Kombinasi nutrisi yang tepat merangsang pertumbuhan dan perkembangan. Dan makanannya adalah makanan yang baik sesuai dengan usia, level dan aktivitasnya.

Awal kelahiran sampai usia dua tahun merupakan masa kritis bagi anak dan termasuk dalam periode window of opportunity. Pada periode ini sel-sel otak tumbuh sangat cepat sehingga saat umur dua tahun pertumbuhan otak sudah mencapai lebih dari 80% dan masa kritis bagi pembentukan kecerdasan. Pada umur tersebut anak berada pada periode tumbuh kembang manusia yang disebut dengan the golden age. Berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa the golden age terdapat pada masa konsepsi, yaitu sejak manusia masih dalam rahim ibu hingga beberapa tahun pertama kelahirannya yang diistilahkan dengan usia dini.

Setelah anak berumur 24 bulan, tidak ada lagi pertambahan sel-sel neuron baru seperti yang terjadi pada umur sebelumnya, tetapi pematangannya masih berlangsung sampai anak berusia empat atau lima tahun. Pada masa awal-awal kehidupan yang dimulai kira-kira umur 3 tahun anak mulai mampu untuk menerima keterampilan sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan proses berpikir.

Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya. Dampak tersebut akan terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif sehingga berakibat pada rendahnya produktivitas ekonominya pada usia dewasa. Jika pada usia ini, seorang anak mengalami kekurangan gizi maka perkembangan otak dan kecerdasannya terhambat dan tidak dapat diperbaiki.

Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting yang mana berlangsung proses tumbuh kembang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental, dan sosial. Stimulasi psikososial harus dimulai sejak dini dan tepat waktu untuk tercapainya perkembangan psikososial yang optimal. Dalam mendukung pertumbuhan fisik balita perlu petunjuk praktis makanan dengan gizi seimbang salah satunya dengan makan aneka ragam makanan yang memenuhi kecukupan gizi. Kebutuhan gizi pada balita diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat, air, vitamin, dan mineral.

Status Gizi Kurang atau Gizi Buruk terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa zat gizi yang diperlukan. Beberapa hal yang menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi adalah karena makanan yang dikonsumsi kurang atau mutunya rendah atau bahkan keduanya. Selain itu zat gizi yang dikonsumsi gagal untuk diserap dan dipergunakan oleh tubuh. Kurang gizi banyak menimpa anak-anak khususnya anak-anak berusia di bawah 5 tahun, karena merupakan golongan yang rentan. Jika kebutuhan zat-zat gizi tidak tercukupi maka anak akan mudah terserang penyakit.

Penilaian tumbuh kembang anak secara medis atau secara statistik diperlukan untuk membuat diagnosis tentang pertumbuhan dan status gizi anak dalam keadaan sehat maupun sakit, mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang normal atau tidak. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial adekuat. Parameter ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik, antara lain tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala, lingkaran dada, lipatan kulit, lingkaran lengan atas, panjang lengan (arm span), proporsi tubuh/perawakan, dan panjang tungkai. Penilaian pertumbuhan dimulai dengan memplot hasil pengukuran tinggi badan, berat badan pada kurva standar (misalnya NCHS, Lubschenko, Harvard, dan lain sebagainya), sejak dalam kandungan (intra uterin) hingga remaja.

KMS (Kartu Menuju Sehat) merupakan alat yang penting untuk memantau tumbuh kembang anak. Aktifitasnya tidak hanya menimbang dan mengukur saja, tetapi harus menginterpretasikan tumbuh kembang anak kepada ibunya. KMS yang ada di Indonesia pada saat ini berdasarkan standar Harvard, dimana 50 persentil baku Harvard dianggap 100%. Seminar Antropometri di Ciloto 1991 merekomendasikan untuk menggunakan baku NCHS untuk menggantikan baku Harvard yang secara internasional mulai berkurang penggunaannya.

Menurut Departemen Kesehan, kualitas tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan adalah status gizi atau pemenuhan kebutuhan gizi. Gizi merupakan salah satu unsur penting untuk menunjang kelangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Apabila kebutuhan gizi seseorang tidak terpenuhi atau tidak terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada umumnya kelompok rawan gizi adalah balita, karena balita mengalami proses pertumbuhan yang relatif cepat, sehingga membutuhkan zat gizi dalam jumlah yang relatif banyak.

Status gizi dikatakan baik atau normal, yaitu keadaan dimana suplai zat gizi yang tepat dimanfaatkan untuk aktivitas tubuh. Refleksi yang diberikan adalah keselarasan antara pertumbuhan berat badan dan usia. Ciri-ciri anak dengan status gizi baik dan sehat adalah tumbuh kembang normal, tingkat perkembangan sesuai usianya, mata bersih dan berkilau, bibir dan lidah segar, nafsu makan baik, kulit dan bersih, rambut tidak kering dan mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Maka sebagai saran, maka diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan, khususnya pemantauan status gizi anak dan upaya deteksi dini penyimpangan perkembangan anak secara rutin. Serta orangtua juga dapat menambah wawasan tentang kebutuhan nutrisi anak dan perkembangan anak, sehingga orang tua dapat menerapkan pola asuh yang lebih baik, dapat memberikan stimulasi perkembangan anak secara optimal dan menjamin tubuh kembang anak dapat berlangsung dengan selaras baik dari segi fisik, mental maupun psikososial.

Tifni Devi Aprilia

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui email [email protected]

Ikuti berita depokpos.com WhatsApp melalui WhatsApp Channel di https://www.whatsapp.com/channel/0029VaxRIG47tkjBsApvt00T

Pos terkait