Mengetahui dan Mengendalikan Kecurangan Manajemen

Mengetahui dan Mengendalikan Kecurangan Manajemen

DEPOK POS – Kita boleh menganggap bahwa norma-norma moral bagi kebanyakan orang dalam dunia usaha adalah cukup wajar, dan di samping itu dalam banyak situasi masih ada struktur pengendalian intern yang juga dapat membantu orang-orang untuk menahan diri terhadap godaan-godaan yang timbul berhubungan dengan adanya jumlah uang yang besar yang merupakan konsekuensi aktivitas usaha.

Dalam istilah sehari-hari kecurangan diberi nama yang berlainan, seperti pencurian, penyerobotan, pemerasan, pengisapan, penggelapan, pemalsuan, dan lain-lain semuanya itu berarti suatu kejahatan (crime). Berdasarkan pengalaman, kecurangan paling banyak ditemukan karena kebetulan (by accident). Ini berarti suatu kecurangan itu tidak mudah ditemukan (walaupun dengan suatu usaha yang disengaja). Manajemen perlu bersikap hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan dalam organisasi yang dikelolanya, karena suatu kecurangan dapat mengakibatkan kerugian sangat besar, bahkan kebangkrutan terhadap perusahaan.

Bacaan Lainnya

Kecurangan biasanya ditemui melalui:

• Sistem pengendalian yang diterapkan misalnya meliputi pemeriksa intern.
• Kebetulan.
• Laporan dari pihak lain.

Pencegahan kecurangan, seperti pada umumnya dalam keamanan, harus dimulai pada manajemen senior. Manajemen senior merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak/atas.

Melakukan kesalahan dengan penipuan dinamakan bermacam-macam, ada yang menamakan kecurangan, penggelapan, dan lain-lain.

Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, kecurangan merupakan suatu pemutarbalikkan kebenaran yang disengaja dengan maksud untuk menyebabkan pihak lain untuk kehilangan sesuatu yang bernilai atau untuk menyerahkan hak yang secara hukum adalah miliknya.

BACA JUGA:  Pemimpin Cerdas yang Berintegritas

Jadi dapat disimpilkan bahwa, kecurangan merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran yang dibuat dengan sengaja, dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu yang bukan merupakan hak pelakunya.

Kecurangan manajemen (Manajemen Fraud/White-Collar-Crime)

Edwin Sutherland mendefinisikan “White-Collar-Crime” sebagai “a crime commited by a person of respectability and high social status in the course of his occupation”.

Clean Mart mendefinisikan “White-Collar-Crime” hanya terbatas pada “aktivitas yang legal dalam bisnis dan orang-orang profesional”.

Harting mendefinisikannya sebagai: “a violation of law regulating bussines Which is committee for a film by the firm or it’s against in the conduct of it business”.

Kecurangan manajemen memerlukan pertimbangan. Ia merupakan suatu bentuk kecurangan yang mempunyai arti lebih sempit dari penggelapan, kecurangan, dan pencurian. Ia mencakup semua bentuk penipuan yang dipraktikkan manajer untuk menguntungkan diri mereka terhadap kerugian perusahaan penipuan oleh manajer yang merupakan orang yang dalam posisi kekuasaan dan kepercayaan sering dibicarakan. Ia lebih tersembunyi daripada dinyatakan.

Pengaruh Kecurangan Manajemen

Akibat yang ditimbulkan oleh kecurangan manajemen adalah keguncangan baik dalam biaya rupiah maupun pengaruh dalam pengorbanan penggelapan white-collar-crime dalam merobohkan bisnis dimana penggelapan bekerja. Karena jumlah yang sangat besar terlibat dan akibat malapetaka yang potensial dari kecurangan dan kesalahan yang berhubungan internal auditor diharapkan untuk menyoroti aktivitas yang jelek ini dalam pelaksanaan audit mereka.

BACA JUGA:  Pemimpin Cerdas yang Berintegritas

Unsur-unsur Kecurangan Manajemen

⦁ Suatu perjanjian palsu dari fakta material, atau dalam kasus tertentu suatu pendapat
⦁ Keinginan melakukan suatu tindakan yang salah atau untuk mencapai suatu tujuan yang tidak konsisten dengan peraturan atau kebijakan publik
⦁ Menyamar suatu tujuan melalui pemalsuan dan kesalahan representasi untuk melaksanakan suatu rencana
⦁ Kepercayaan pelanggar terhadap kelalaian atau ketidaktelitian dari korban
⦁ Penyembunyian dari kejahatan

Lingkungan dalam perusahaan biasanya dikembangkan dan dipelihara oleh manajemen senior dan dewan direksi. Kecurangan manajemen merupakan rumput yang berbahaya (noxious weed). Untuk menanggulangi kecurangan manajemen, Lingkungan harus mempunyai sifat ketat.

Manajemen harus menentukan kebijakan-kebijakan tertulis yang jelas dalam pengaturan pengurusan yang wajar, pengaturan posisi yang berbenturan kepentingan, keperluan bahwa hanya karyawan jujur yang direkrut, terdapat pengendalian intern yang kuat dan ketetapan hati untuk menghukum kesalahan.

Cara kita mengetahui adanya kecurangan dalam sebuah organisasi, ialah adanya gejala-gejala yang mengganjal di suatu organisasi tersebut. Diantaranya, seperti:

⦁ Keterlambatan laporan yang konsisten
⦁ Manajer yang secara reguler mengerjakan tanggung jawab bawahannya
⦁ Ketidaktaatan terhadap arahan atau kebijakan dan prosedur perusahaan
⦁ Manajer urusan dalam masalah diluar ruang lingkup pusat laba mereka
⦁ Pembayaran kepada pemasok dagang didukung oleh bukti copy dan bukan bukti asli
⦁ Debit memo yang negatif
⦁ Komisi tidak sebanding dengan kenaikan penjualan

BACA JUGA:  Pemimpin Cerdas yang Berintegritas

Pengendalian Terhadap Kecurangan Manajemen

Landasan atau dasar dalam struktur yang dirancang untuk mengendalikan kecurangan manajemen adalah lingkungan yang diciptakan oleh pembuat keputusan organisasi. Beberapa ukuran pengendalian manajer yang eksekutif perlu diadakannya:

⦁ Mengadakan standar-standar, anggaran dan statistikal, serta investigasi semua penyimpangan yang material.
⦁ Menggunakan teknik kuantitatif dan analitikal (analisis time series, analisis regresi, dan korelasi dan random sampling) untuk menyoroti perilaku yang menyimpang dari kebiasaan, mengembangkan indikator seperti ruangan yang digunakan, waktu yang diperlukan, batas berat yang ditentukan, perbandingan penggunaan (masukan) dan keluaran.
⦁ Membandingkan performa dengan norma-norma industri, demikian halnya dengan performa dari pusat biaya yang dapat dibandingkan dalam organisasi.
⦁ Mengidentifikasi indikator proses yang kritikal; seperti kerugian dalam produk.
⦁ Secara teliti menganalisis performa yang tampaknya terlalu baik, demikian halnya terhadap performa yang tidak memenuhi standar.
⦁ Mengadakan suatu departemen audit yang profesional. Dengan memberikan departemen tersebut sebagai suatu piagam yaang ditandatangani CEO dan disetujui oleh panitia audit dan dewan direksi.

[Intan Bayyinatu Shalihah]

Ingin produk, bisnis atau agenda Anda diliput dan tayang di DepokPos? Silahkan kontak melalui WhatsApp di 081281731818

Pos terkait