DEPOK POS – Anak kecil memiliki tingkah yang lucu dan membuat orang yang berada disekitarnya ikut bahagia melihat tingkahnya. Terlebih anak-anak yang berada pada usia golden age seiktar umur 0-5 tahun. Pada usia tersebut anak sedang tumbuh dan berkembang dengan pesat, sehingga anak yang berada pada usia tersebut sangat aktif dalam melakukan aktifitasnya.
Adakalanya orang tua kewalahan dalam menghadapi anak yang sedang aktif-aktifnya mencari tau segala sesuatu yang dilihatnya. Terkadang anak melakukan perbuatan yang membuat dirinya dalam bahaya, yang membuat orang tua kesal dan berujung menjadi memarahi anaknya. Hal ini biasa dilakukan orang tua agar anak tidak lagi melakukan perbuatan berbahaya tersebut.
Tindakan tersebut bukanlah tindakan yang baik dilakukan untuk menegur anak, karena dengan begitu anak tidak akan membuat anak mengerti bahwa perbuatannya salah. Memarahi anak hanya akan membuat anak ketakukan tanpa memahami maksud perkataan orang tua.
Menurut Psikolog Dian Ibung mengenai dampak memarahi anak, “ketika orang tua membentak anak muncul hormon kortisol yang memutus sel neuron-neuron dalam otak yang berakibat anak menjadi susah belajar, berkonsentrasi, sulit menerima informasi dan lambat dalam belajar”.
Sangat disayangkan apabila orang tua memarahi anak karena emosi sesaat yang memiliki resiko jangka panjang dan berdampak buruk dalam hal kecerdasan otak anak. Hal ini terjadi karena sel-sel neuron yang berada di dalam otak anak memiliki milyaran sel yang salah satu fungsinya untuk menangkap memori bahagia maupun buruk.
Jika orang tua memarahi bahkan sampai melakukan tindakan kekerasan fisik seperti memukul anak, maka sel neuron tersebut akan tekejut seperti sengatan listrik yang sangat kuat hingga membuat sel tersebut hangus dan memutus sel neuron yang satu dengan sel neuron yang lainnya.
Dampak yang terlihat pada anak yang sering dimarahi oleh orang tuanya yaitu anak menjadi penakut atau agresif dan tidak percaya diri akan kemampuan yang ada dalam dirinya.
Hal ini tidaklah baik bagi kesehatan mental anak, seharusnya pada usia yang sangat produktif ini anak memiliki perasaan bahagia dan merasa aman berada didekat orang tua mereka, sehingga mereka dengan senang hati mengeksplor berbagai hal yang ingin mereka ketahui demi menunjang kecerdasan otak anak dan tumbuh kembang anak tanpa merasa takut terhadap orang tua mereka.
Alangkah baiknya orang tua dapat berpikir jernih terlebih dahulu sebelum bertindak agar tidak memarahi anak, karena resiko yang sangat buruk dapat terjadi pada diri anak dan akan merugikan orang tua maupun anak yang pada akhirnya akan timbul rasa penyesalan pada diri orang tua.
Ada beberapa hal yang dapat orang tua lakukan apabila anak melakukan kesalahan yaitu:
⦁ Orang tua dapat memberi tahu secara lembut bahwa perbuatan yang dilakukan anak bukanlah perbuatan yang baik dan dapat berbahaya bagi dirinya sendiri.
⦁ Orang tua dapat memberikan peraturan sesuai usia anak tentang konsekuensi yang diterima anak apabila melakukan perbuatan yang dilarang
⦁ Orang tua seharusnya dapat menahan emosi ketika anaknya sedang rewel.
⦁ Jika orang tua sudah terlanjur memarahi anak, maka segera minta maaf kepada anak.
⦁ Orang tua wajib menjaga komunikasi yang baik dengan anak.
⦁ Orang tua wajib memberikan sentuhan dan perhatian kepada anak.
Semua itu dapat dilakukan orang tua kepada anaknya agar anak merasa bahwa dirinya selalu disayangi dan dicintai oleh orang tua, sehingga anak selalu merasa bahagia dan merasa aman berada di dekat orang tua. Jika semua itu dilakukan oleh orang tua kepada anaknya bukan tidak mungkin anak menjadi sosok yang periang, percaya diri, cerdas, dan memiliki mental yang sehat. [Selviani Monita]